Erosi Serviks: Gejala, Penyebab, dan Pengobatannya!
Ketika sel-sel yang melapisi bagian dalam serviks tumbuh di luar serviks, terjadilah erosi serviks. Ketika mengalaminya, kemungkinan seseorang tidak mengalami gejala, namun ada pula yang mengalami gejala seperti pendarahan dan keputihan.
Kondisi ini juga disebut serviks eversi. Kondisi ini cukup umum pada wanita usia subur. Lantas, apakah erosi serviks berbahaya? Apa saja ciri-cirinya? Nah, agar lebih paham, simak informasi berikut sampai akhir, ya!
Pengertian erosi serviks
Erosi serviks adalah sebuah kondisi ketika sel-sel lunak yang melapisi bagian dalam saluran serviks menyebar ke permukaan luar serviks. Sel-sel lunak ini biasanya lebih sensitif daripada sel-sel yang ada di luar serviks.
Kondisi ini merupakan penyebab paling umum pendarahan selama beberapa bulan terakhir kehamilan. Kondisi ini umumnya terjadi pada wanita usia subur, tetapi tidak mempengaruhi kesuburan.
Apakah erosi serviks berbahaya?
Walaupun biasanya tidak berbahaya, tetapi kamu tetap tidak boleh mengabaikan kondisi ini. Sebab bisa mengakibatkan kondisi lain yang meliputi:
- Endometriosis
- Polip
- Kanker rahim atau kanker serviks
- Masalah dengan IUD
- Infeksi
Meskipun tidak disebabkan oleh hal-hal yang cukup serius, namun bila kondisi ini dibiarkan terus-menerus bisa berbahaya bagi kesehatan wanita. Ketika mengalami kondisi tersebut, wanita akan lebih rentan terkena jamur dan bakteri yang bisa menyebabkan infeksi. Maka dari itu, wanita yang mengalami erosi serviks, umumnya juga mengalami infeksi serviks.
Penyebab erosi serviks
Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, seperti :
1. Menggunakan pil KB
Menggunakan pil KB yang ada kandungan hormonnya bisa menyebabkan erosi serviks. Penggunaan pil KB ini dapat membuat wanita mempunyai kadar estrogen yang lebih banyak daripada biasanya.
2. Perubahan hormon
Erosi serviks bisa terjadi karena perubahan hormon yang disebabkan oleh kehamilan atau saat sedang mengalami siklus haid. Pada saat ini, tubuh akan membentuk hormon estrogen dengan jumlah yang meningkat. Hal inilah yang mengakibatkan serviks terbuka dan membengkak dan membuat sel kelenjar yang ada di dalamnya berpindah keluar serviks.
Ciri-ciri erosi serviks
Kebanyakan wanita yang mengalami kondisi ini umumnya tidak mengalami gejala. Terkadang, kamu tidak menyadarinya sampai melakukan pemeriksaan panggul. Tetapi, ada kemungkinan muncul gejala-gejala seperti:
- Keluarnya lendir
- Munculnya bercak darah yang tidak normal
- Terjadinya nyeri dan pendarahan selama atau sesudah melakukan pap smear
- Terjadinya pendarahan selama atau sesudah hubungan intim
- Keputihan yang banyak
Diagnosis erosi serviks
Kondisi ini dapat didiagnosis dengan beberapa cara, di antaranya:
1. Pemeriksaan panggul
Selama pemeriksaan panggul, erosi serviks dapat didiagnosis. Kondisi ini bisa didiagnosis ketika serviks tampak merah cerah dan lebih kasar dari biasanya. Selama pemeriksaan, bisa timbul pendarahan.
2. Pap smear
Selain pemeriksaan panggul, dokter bisa melakukan diagnosis melalui pap smear. Bila hasil pap smear menunjukkan hasil yang normal, kemungkinan kamu tidak memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.
3. Kolposkopi
Bila seseorang mengalami gejala seperti keputihan, dokter akan memeriksa kondisi yang mendasarinya. Dokter akan melakukan prosedur yang disebut kolposkopi. Kolposkopi dilakukan dengan pencahayaan dan alat khusus untuk melihat kondisi serviks dengan lebih dekat. Selama prosedur yang sama, sampel jaringan bisa dikumpulkan (biopsi) untuk menguji sel kanker.
Pengobatan erosi serviks
Erosi serviks sebenarnya bisa hilang dengan sendirinya. Namun, bila kamu mengalami gejala-gejala yang cukup mengganggu dan berulang, seperti munculnya lendir, pendarahan, dan nyeri, segera bicarakan dengan dokter. Pengobatannya mencakup:
1. Kauterisasi
Kauterisasi bisa membantu mencegah keluarnya cairan dan pendarahan yang tidak normal. Setelah menjalani prosedur, kamu mungkin akan mengalami ketidaknyamanan seperti saat menstruasi selama beberapa jam atau beberapa hari. Kamu mungkin juga akan mengalami keputihan atau bercak selama beberapa minggu.
2. Diatermi
Dokter biasanya akan menggunakan sebuah alat kecil yang diterapkan pada sel penyebab gejala erosi serviks. Sebelumnya, dokter akan memberikan obat terlebih dahulu untuk membuat area tersebut mati rasa.
3. Krioterapi
Disebut juga cryosurgery. Pada terapi ini, dokter akan memakai probe untuk membekukan sel-sel di leher rahim dan menghentikan gejala.
4. Perak nitrat
Dokter akan mengaplikasikan bahan kimia ini ke leher rahim untuk menutup sel-sel penyebab pendarahan. Kamu mungkin tidak memerlukan obat untuk membuat area tersebut mati rasa. Setelah itu, kamu mungkin akan mengalami sakit ringan seperti kram menstruasi dan sedikit pendarahan.
Erosi serviks sebenarnya bukan penyakit. Kebanyakan wanita yang mengalaminya tidak menyadari mengalami kondisi ini sampai mereka melakukan pemeriksaan. Kondisi ini umumnya tidak menyebabkan masalah kesehatan yang serius.