Lopivia merupakan kombinasi obat antivirus yang digunakan untuk mengendalikan infeksi HIV dan memperlambat perkembangan infeksi HIV menjadi komplikasi. Obat ini selalu dikombinasikan dengan obat antiretroviral lainnya, misalnya dengan efavirenz atau nevirapine.

Lantas, lopivia obat apa? Umumnya obat ini digunakan sebagai antivirus protease inhibitor untuk HIV, yang bekerja dengan mengurangi jumlah virus HIV dalam darah. Selain itu, juga dapat meningkatkan jumlah lopinavir dalam tubuh.

Yuk, cari tahu lebih lanjut mengenai manfaat, dan dosis, petunjuk penggunaan dan efek sampingnya di bawah ini!

Lopivia obat apa?

citoviplex obat apa

Lopivia sendiri adalah obat antiretroviral (ARV) yang biasa digunakan mengobati infeksi HIV pada anak-anak hingga dewasa. HIV sendiri merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, pada tahapan tertentu ternyata infeksi HIV ini bisa menyebabkan AIDS.

Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) merupakan kumpulan gejala yang muncul saat stadium infeksi HIV sudah sangat parah.

Salah satu jenis obat HIV/AIDS yang dapat diberikan adalah kombinasi lopinavir dan ritonavir. Obat ini termasuk golongan obat yang bekerja dengan cara mengikat enzim bernama protease.

Ketika enzim protease terikat, HIV tidak dapat membuat salinan baru dari virus. Ini berguna untuk mengontrol jumlah virus yang menginfeksi sel-sel kekebalan tubuh yang sehat.

Obat ini tidak menyembuhkan infeksi HIV atau AIDS, tetapi akan membantu mengurangi risiko komplikasi HIV/AIDS dan meningkatkan kualitas hidup kamu.

Ciri-ciri HIV Aids yang Perlu Kamu Ketahui

Obat lopinavir dan ritonavir tergolong obat keras. Oleh karena itu, kamu harus mendapatkan obat ini dengan resep dokter dan di bawah pengawasan dokter.

Manfaat lopivia

Obat Diclofenac Potassium 50 mg untuk Apa

Lopivia obat apa? sebenarnya obat ini berguna untuk mengendalikan dan menghambat perkembangan infeksi HIV.

Sebelum kamu mendapatkan lopivia atau lopinavir + ritonavir, dokter atau staf medis kamu akan menanyakan tentang gejala dan riwayat kesehatan kamu.

Selain itu, beritahu dokter kamu jika kamu memiliki salah satu dari kondisi berikut:

  • Menderita diabetes, kolesterol tinggi, atau gangguan pembekuan darah (hemofilia) yang dapat meningkatkan risiko efek samping saat mengonsumsi obat ini.
  • Memiliki riwayat gangguan hati yang dapat memicu efek samping serius pada hati, terutama hepatitis B atau C.
  • Sedang hamil, berencana hamil, atau sedang menyusui saat menggunakan obat.
  • Pernah menggunakan atau sedang menggunakan obat resep dan nonresep, vitamin, suplemen gizi, dan produk herbal.

Bila kondisi ini belum dapat dipastikan, konsultasikan ke dokter untuk menjalani pemeriksaan terlebih dahulu.

Lopinavir + ritonavir tidak memerlukan kondisi penyimpanan khusus. Tablet ini harus disimpan pada suhu ruangan sekitar 25℃ dari cahaya langsung.

Dumex Obat Apa? Biasanya Sering Untuk Atasi Infeksi, Lho

Dosis obat

Lopivia obat apa? sering digunakan untuk mengobati infeksi HIV, untuk mengonsumsinya dosis obat ini akan disesuaikan dengan usia dan berat badan (BB) pasien. Berikut adalah rinciannya:

Dosis dewasa

Dosis dewasa yang dianjurkan adalah lopinavir 800 mg dan ritonavir 200 mg per hari, diberikan sekali sehari atau dibagi menjadi 2 dosis.

Jika dikombinasikan dengan efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir, dosis yang dianjurkan adalah 1.000 mg lopinavir/250 mg ritonavir per hari, dibagi menjadi 2 dosis.

Dosis lopinavir pediatrik

Tablet lopinavir dan larutan oral harus dibagi menjadi dua dosis pada anak <18 tahun. Pada pasien anak, kemampuan pasien untuk menelan seluruh tablet harus dinilai. Jika pasien tidak dapat menelan seluruh tablet, persiapan larutan oral merupakan pilihan.

Dosis lopinavir bila tidak dikombinasikan dengan efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir untuk anak >14 hari) adalah:

Usia 14 hari ‒ 6 bulan: 16 mg lopinavir/4 mg ritonavir per kg berat badan
Usia >6 bulan ‒ <18 tahun, berat badan <15 kg: 12 mg lopinavir/3 mg ritonavir per kg berat badan
Usia >6 bulan ‒ <18 tahun, dengan berat badan 15‒40 kg: dosis lopinavir 10 mg/2,5 ritonavir per kg BB
Kombinasi lopinavir dengan efavirenz, nevirapine, atau nelfinavir dapat diberikan pada anak usia > 6 bulan.

Jika lopinavir digunakan dalam kombinasi dengan obat ini, peningkatan dosis harian yang diperlukan adalah:

Berat badan <15 kg: 13 mg lopinavir/3,25 mg ritonavir per kg berat badan
Berat > 15 kg: 11 mg lopinavir / 2,75 mg ritonavir per kg berat badan

7 Cara Menghitung Dosis Obat Anak, Wajib Diketahui!

Petunjuk penggunaan

Minumlah obat ini sesuai dengan dosis yang diresepkan oleh dokter. Hal ini bertujuan agar pengobatan lebih efektif dan mengurangi kemungkinan tubuh tidak merespon terapi (resistensi).

Lopinavir & ritonavir tersedia dalam sediaan tablet yang diminum utuh, tidak dikunyah, dipecah, atau dihancurkan dengan bantuan air.

Selain itu, obat HIV/AIDS ini dapat kamu konsumsi dengan atau tanpa makanan sebelumnya.

Obat ini bekerja lebih baik bila jumlahnya dalam tubuh berada pada tingkat yang konstan. Karena itu, minumlah obat ini pada waktu yang sama setiap hari.

Jangan minum obat lebih banyak atau lebih sedikit dari yang diresepkan. Ini dapat membuat jumlah virus meningkat dan infeksi lebih sulit diobati.

Berhati-hatilah untuk tidak melewatkan satu dosis obat. Selain itu, berhenti minum obat juga akan menyebabkan infeksi HIV semakin parah.

Konsultasikan dengan dokter kamu untuk saran tentang penggunaan obat yang tepat.

Efek samping obat lopivia

Lopivia obat apa? sering digunakan untuk mengobati infeksi HIV, obat ini juga memiliki efek samping yang mungkin timbul setelah mengonsumsi lopivia atau lopinavir & ritonavir antara lain:

  • Rasa tidak enak di mulut
  • Mengantuk setelah minum obat
  • Sakit kepala atau pusing
  • Mual atau muntah
  • Sakit perut
  • Diare
  • Sulit untuk tidur di malam hari

Periksakan diri kamu ke dokter jika efek samping yang kamu derita tidak kunjung hilang atau bertambah parah. Segera konsultasikan ke dokter jika kamu mengalami reaksi alergi obat atau efek samping yang serius, berupa:

  • Nyeri pada dada
  • Perubahan jumlah urine
  • Demam atau menggigil
  • Mual dan muntah yang tidak berhenti
  • Detak jantung sangat cepat, sangat lambat, atau tidak teratur
  • Penyakit kuning
  • Kehilangan koordinasi gerakan
  • Tubuh terasa sangat lemah
  • Nyeri otot atau persendian
  • Kejang
  • Penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas

Penggunaan lopivia atau lopinavir & ritonavir dapat meningkatkan kadar lemak darah. Oleh karena itu, kamu mungkin perlu melakukan pemeriksaan kolesterol dan trigliserida secara teratur.

__

Penulis: Annisa Sukarno

Share artikel ini
Reference