Deretan Cara Sederhana Mengatasi Dehidrasi Saat Berpuasa
Selama siang hari, mereka yang berpuasa tidak diragukan lagi mengalami dehidrasi. Hal ini wajar karena saat berpuasa, kamu tidak minum untuk waktu lama. Namun, kamu bisa mencoba cara mengatasi dehidrasi agar momen puasa berjalan lancar.
Lantas bagaimana cara mengatasi dehidrasi saat berpuasa? Yuk, simak di bawah ini.
Cara mengatasi dehidrasi saat puasa
Ada beberapa cara yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi dehidrasi selama berpuasa tanpa membatalkannya. Apa saja itu?
1. Mandi
Tentu saja mandi adalah cara terbaik, apa lagi mandi dengan air dingin. Pastikan saja agar tidak terlalu lama mandi ataupun menggunakan terlalu banyak air, dan tidak meminumnya secara sengaja. Mandi akan membuat tubuh lebih segar. Gunakan air dingin untuk merilekskan tubuhmu.
2. Istirahat
Istirahat adalah kunci untuk segala keletihan, termasuk dehidrasi. Dengan beristirahat, tubuh secara perlahan mengumpulkan energi untuk kamu bisa beraktifitas kembali. Carilah tempat yang teduh dan nyaman seperti di bawah pohon yang rindang atau ruangan bersirkulasi udara yang baik.
3. Sibukkan diri
Terkadang dehidrasi datang karena tubuh tidak bergerak yang menyebabkan tubuh justru kelelahan. Sibukkan dirimu pada pekerjaan atau hal lainnya yang bermanfaat hingga kamu tenggelam di dalamnya, alias fokus. Fokus akan membuat waktu berjalan lebih santai untuk pikiranmu, yang akhirnya akan memengaruhi kinerja tubuh.
Penyebab dehidrasi saat puasa
Karena kamu tidak mendapatkan kebutuhan cairan dari makanan, kamu bisa dengan mudah mengalami dehidrasi. Karbohidrat utuh, seperti oatmeal, pasta gandum utuh, dan beras merah menyerap air saat dimasak. Makanan lain seperti sup, semangka, seledri dan banyak buah dan sayuran lainnya mengandung sejumlah besar air secara alami. Jadi, meniadakan makanan tersebut justru akan menurunkan tingkat hidrasimu.
Selain kehilangan cairan dari makanan, bagian dari alasan peningkatan risiko dehidrasi adalah hubungan antara karbohidrat dan hidrasi. Karbohidrat disimpan dalam tubuhmu sebagai glikogen dan yang melekat pada glikogen itu adalah air.
Untuk setiap gram glikogen, sekitar 3 gram air disimpan bersamanya. Ini adalah salah satu alasan mengapa kamu cenderung kehilangan berat badan begitu cepat ketika kamu mengurangi karbohidrat – beberapa di antaranya adalah berat air.
Ketika kamu dehidrasi saat berpuasa, hal-hal yang akan kamu rasakan seperti pusing, berkunang-kunang, kepanasan atau merinding, lesu dan sebagainya. Tanda ini sama halnya dengan kamu dehidrasi di hari biasa.
Tips mencegah dehidrasi saat puasa
1. Menjaga keseimbangan elektrolit
Elektrolit adalah zat yang dibutuhkan setiap orang untuk mengatur, dan mempertahankan fungsi tubuh yang penting. Kamu bisa mengonsumsi kaldu tulang, air kelapa, dan bahkan jus acar saat sahur dan berbuka. Makanan dan minuman tersebut dapat sekaligus menjaga konsumsi kalori kamu di bawah 50 kalori.
Jika kamu mengonsumsi di bawah 50 kalori, tubuh akan memasuki fase ketosis (keadaan di mana ia membakar lemak untuk bahan bakar, bukan gula). Ketosis adalah alasan mengapa puasa memiliki begitu banyak manfaat, jadi idealnya kamu harus berada di ketosis selama puasa.
Menggunakan campuran elektrolit adalah cara potensial lain untuk memastikan kamu mendapatkan cukup elektrolit selama puasa. Sayangnya, banyak dari campuran ini mengandung banyak gula dan/atau bahan buatan yang tidak sepenuhnya melengkapi gaya hidup puasa bersih dan sehat yang kamu tuju. Jadi pastikan untuk mengecek kandungan gizi di dalam minuman atau makanan, ya.
Ingat juga, bahwa cara terbaik untuk menyerap elektrolit adalah melalui makanan utuh, bukan suplemen, kecuali jika Anda sangat kekurangan dan membutuhkan suplemen.
2. Perhatikan kebutuhan natrium
Penipisan natrium menyebabkan sakit kepala dan kejang otot. Untuk puasa yang berkepanjangan selama tiga hari atau lebih, kamu mungkin perlu menambahkan kaldu untuk natrium ekstra. Bergantung pada jenis dan durasi puasa, kamu mungkin juga perlu meningkatkan asupan natrium lebih besar dari jumlah harian yang direkomendasikan.
Di sisi lain, beberapa orang dengan penyakit tertentu perlu lebih berhati-hati tentang asupan natrium mereka. Mereka yang mengalami gagal jantung kongestif, penyakit ginjal, atau hipertensi dan mungkin perlu mengonsumsi lebih sedikit dari yang direkomendasikan.
3. Jagalah kalium dan magnesium
Tugas utama mineral kalium adalah mengatur cairan di otot dan membantu saraf mengirimkan sinyal. Kamu perlu berterima kasih kepada kalium, karena membuat tubuhmu bebas dari kejang kaki yang menyakitkan. Sementara magnesium membantu mengatur fungsi otot dan saraf dan dapat membantu tidur. Untuk puasa yang berkepanjangan selama tiga hari atau lebih, pertimbangkan untuk menambahkan suplemen magnesium.
4. Jangan lupa dengan kalsium dam zink (seng)
Kalsium adalah kunci untuk tulang dan otot. Kalsium membantu pembekuan darah, jantung kamu berdetak, dan otot berkontraksi. Di sisi lain, zink, mineral yang terkenal untuk mendukung produksi testosteron dan fungsi saraf. Namun, jangan meminumnya saat perut kosong — ini bisa membuat perut kamu sakit.