Apakah Keluar di Luar Bisa Hamil? Ini Penjelasannya!

Ada beberapa metode yang dapat kamu lakukan untuk mencegah kehamilan saat melakukan hubungan seksual. Salah satunya yaitu dengan metode “keluar di luar” atau ada juga yang menyebutnya metode cabut singkong. Namun, apakah metode keluar diluar ini masih bisa menyebabkan hamil?
Pertanyaan ini mungkin sering muncul bagi pasangan yang ingin menunda kehamilan. Jadi, mari kita bahas dengan lebih sederhana mengenai apa yang terjadi ketika seseorang mengeluarkan cairan di luar tubuh saat berhubungan seksual dan apakah itu bisa menyebabkan kehamilan.
Apa Itu Metode “Keluar di Luar”?
Sebelum masuk ke pembahasan apakah hal tersebut bisa menyebabkan kehamilan atau tidak, penting untuk memahami apa yang dimaksud dengan “keluar di luar.” Biasanya, yang dimaksud dengan keluar di luar adalah saat pria mengeluarkan sperma di luar vagina perempuan, tepatnya di area luar seperti di perut atau paha. Secara ilmiah metode kontrasepsi ini sering dikenal dengan nama coitus interruptus atau metode tarik diri.
Pada dasarnya, tujuan dari metode ini adalah untuk mencegah sperma masuk ke dalam vagina, sehingga peluang terjadinya kehamilan bisa berkurang. Namun, meskipun metode ini terdengar cukup sederhana, apakah itu benar-benar aman? Apakah keluar di luar bisa hamil? Mari kita jelaskan lebih lanjut.
Mengapa Bisa Hamil Meski Keluar di Luar?
Meski terlihat seperti cara yang aman untuk menghindari kehamilan, kenyataannya, metode ini tidak sepenuhnya efektif. Berikut beberapa alasan mengapa:
1. Pre-Ejakulasi atau Cairan Pra-Ejakulasi
Saat berhubungan seksual, tubuh pria mengeluarkan cairan pra-ejakulasi atau pre-ejakulasi sebelum ejakulasi sebenarnya terjadi. Cairan ini keluar dari penis dan bisa mengandung sperma meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Meskipun cairan ini kadang tidak banyak, tetap ada kemungkinan bahwa sperma yang terkandung dalam cairan pra-ejakulasi bisa masuk ke dalam vagina dan menyebabkan kehamilan.
Jadi, meskipun pria sudah mencoba untuk menarik dirinya sebelum ejakulasi, cairan pra-ejakulasi ini tetap bisa mengandung sperma dan berisiko menyebabkan kehamilan. Hal ini sering kali diabaikan, padahal cairan ini bisa cukup berbahaya jika ada sperma yang aktif.
2. Kesulitan Mengendalikan Ejakulasi
Tidak semua pria bisa mengendalikan waktunya dengan tepat saat melakukan metode tarik diri. Terkadang, tubuh pria tidak memberi tanda yang jelas saat dia akan ejakulasi, sehingga bisa saja terjadi ejakulasi di dalam vagina meskipun sudah berusaha untuk menghindarinya. Apalagi, saat terbuai dalam hubungan seksual, sering kali sulit untuk menghentikan diri tepat waktu.
3. Kemungkinan Sperma Menyebar
Kadang, meskipun pria berhasil menarik diri tepat waktu, ada kemungkinan sedikit cairan sperma bisa tetap menempel pada bagian luar vagina atau di sekitar alat kelamin perempuan. Sperma yang terpapar di area tersebut masih bisa bergerak menuju vagina dan berisiko menyebabkan kehamilan.
Apa Risiko Menggunakan Metode Ini?
Menggunakan metode keluar di luar, meskipun mungkin lebih baik daripada tidak melakukan perlindungan sama sekali, tetap memiliki risiko tinggi.
Menurut beberapa penelitian, tingkat kegagalan metode ini cukup tinggi jika digunakan sebagai metode kontrasepsi utama. Tingkat kegagalannya bisa mencapai sekitar 20% dalam satu tahun. Artinya, dari 100 pasangan yang menggunakan metode ini selama setahun, sekitar 20 pasangan bisa mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.
Selain itu, menggunakan metode ini juga tidak melindungi dari penyakit menular seksual (PMS). Jadi, meskipun kamu tidak hamil, tetap ada risiko tertular penyakit seperti HIV, herpes, atau klamidia jika tidak menggunakan perlindungan lain, seperti kondom.
Metode Kontrasepsi Lain yang Lebih Aman
Jika kamu dan pasangan ingin menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, ada berbagai metode kontrasepsi yang lebih aman dan lebih efektif daripada keluar di luar. Beberapa metode ini antara lain:
- Kondom
Kondom adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual. Penggunaan kondom bisa menghalangi sperma masuk ke dalam vagina, sehingga mengurangi risiko kehamilan. - Pil KB
Pil kontrasepsi adalah metode kontrasepsi hormonal yang sangat efektif jika digunakan dengan benar. Pil ini mencegah ovulasi, yaitu proses pelepasan sel telur, sehingga tidak ada sel telur yang bisa dibuahi oleh sperma. - IUD (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
IUD adalah alat kecil yang dimasukkan ke dalam rahim dan bisa bertahan bertahun-tahun. IUD mencegah pembuahan dengan cara mengubah lingkungan di dalam rahim agar tidak mendukung kehidupan sperma dan sel telur. - Implan
Implan adalah alat kontrasepsi berbentuk batang kecil yang dimasukkan di bawah kulit. Implan melepaskan hormon yang mencegah ovulasi dan mengubah lendir serviks agar sperma sulit masuk ke dalam rahim.
Kesimpulan
Apakah keluar di luar bisa hamil? Jawabannya adalah ya, bisa. Meskipun metode tarik diri terdengar seperti cara yang sederhana untuk menghindari kehamilan, kenyataannya metode ini tidak sepenuhnya efektif dan masih berisiko tinggi. Cairan pra-ejakulasi yang mengandung sperma dan kesulitan dalam mengendalikan ejakulasi dapat menyebabkan kehamilan.
Jika kamu ingin menghindari kehamilan yang tidak diinginkan, sebaiknya pertimbangkan metode kontrasepsi lain yang lebih aman dan efektif, seperti kondom, pil KB, IUD, atau implan. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter atau tenaga medis untuk menentukan metode kontrasepsi yang paling cocok untuk kamu dan pasangan.
Penulis: Putri Aprillia