Apa itu Percaya Diri?

Kamu mungkin sudah sering mendengar istilah ”percaya diri”. Istilah ini kerap muncul saat kita berbicara tentang penampilan, baik dari segi berpakaian, saat berbicara di depan banyak orang, bergaul atau bertemu dengan orang baru, dan sebagainya.

Namun, tahukah kamu sebenarnya apa itu percaya diri? Kira-kira bagaimana cara membangu kepercayaan diri dan membentuknya sejak dini? Yuk, cari tahu selengkapnya di artikel ini.

Apa itu percaya diri?

Percaya diri adalah suatu sikap yang menunjukkan keyakinan dan kemampuan atas dirinya sendiri. Dengan begitu, seseorang tidak akan merasa cemas atau takut dalam melakukan hal tertentu yang diinginkannya. Nah, jika kamu merasa masih tidak percaya diri atau cemas melakukan hal yang kamu yakini, mungkin kamu kurang merasa percaya diri dengan dirimu.

Kabar baiknya, kepercayaan diri bukanlah sifat bawaan yang tetap. Sikap percaya diri merupakan kemampuan yang dapat diperoleh dan ditingkatkan dari waktu ke waktu. Rasa percaya diri dapat dikembangkan dengan berlatih di lingkungan sosial. Dengan begitu, kamu masih bisa membangun dan meningkatkan kepercayaan dirimu.

Percaya diri vs narsisme

Lalu, bagaimana dengan narsisme? Istilah ini muncul karena mirip dengan sikap percaya diri. Namun, keduanya memiliki perbedaan dari sikap yang ditunjukkan. Seseorang yang percaya diri akan sering lebih memperhatikan kebutuhan orang lain daripada dirinya sendiri. Narsisme, di sisi lain, cenderung menaruh perhatian secara berlebihan terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, seseorang yang narsis lebih banyak memikirkan diri sendiri dibanding orang lain.

Selain itu, orang yang percaya diri juga biasanya tidak terlalu peduli dengan apa tanggapan orang lain terhadap dirinya. Sementara, seseorang yang narsis biasanya sangat peduli dan sangat memikirkan bagaimana orang lain memandangnya.

Jika kamu adalah orang yang percaya diri, kamu biasanya berusaha untuk menginspirasi orang lain dan mengapresiasi pencapaian serta kesuksesan mereka. Ini karena orang yang benar-benar percaya diri biasanya tidak terancam oleh kesuksesan orang lain, tetapi justru sebaliknya, dikuatkan oleh kesuksesan orang lain tersebut.

Sebaliknya, narsisme berarti adanya anggapan bahwa kesuksesan orang lain adalah sebuah ancaman. Oleh karena itu, seseorang yang narsis biasanya melakukan segala cara demi mencapai kesuksesannya, termasuk dengan mengeksploitasi atau menjatuhkan orang lain.

Lalu, apakah kamu berpendapat bahwa kesuksesan dan kegagalan tidak selalu menjadi penentu siapa dirimu? Jika iya, berarti kamu adalah orang yang percaya diri. Biasanya orang yang percaya diri tidak malu mengakui kesalahan. Ia tahu bahwa kegagalan sekali tidak menentukan siapa dirinya. Di sisi lain, orang yang narsis menganggap kesalahan adalah ancaman.

Bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri?

Nah, buat kamu yang merasa masih kurang percaya diri, ada beberapa cara meningkatkan rasa percaya diri. Berikut beberapa tipsnya:

1. Kenali kelebihan dan kekuranganmu

Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Fokuslah pada kelebihan yang kamu miliki dan asah terus kelebihan tersebut. Mengembangkan kelebihan yang kamu miliki akan dapat meningkatkan kepercayaan dirimu.

Nah, walaupun kamu memiliki kekurangan, jangan jadikan kekuranganmu sebagai penghambat kamu berkembang. Bahkan, kekurangan yang kamu miliki juga dapat menjadikan kamu menjadi pribadi yang lebih baik. Sesekali apresiasi diri dan pujilah kemampuan yang kamu miliki. Hal itu, secara tidak langsung dapat meningkatkan kepercayaan diri kamu.

2. Tidak membandingkan orang lain

Membanding-bandingkan diri, baik dari penampilan atau pencapaian orang lain tak akan ada habisnya. Sebab, ketika membandingkan diri dengan orang lain, kamu cenderung merasa kurang puas dengan apa yang telah kamu miliki. Istilah rumput tetangga selalu lebih hijau mungkin cocok dengan situasi ini.

Padahal, setiap orang memiliki proses hidup dan berkembangnya masing-masing. Kamu hanya perlu membandingkan dirimu yang sekarang dengan dirimu yang dulu untuk melihat keberhasilan yang sudah kamu capai.

Untuk mengurangi rasa membanding-bandingkan, kamu mungkin bisa berpuasa untuk tidak membuka media sosial terlebih dulu. Menurut studi, media sosial ternyata kerap memicu orang untuk membandingkan diri dengan orang lain yang terlihat sempurna. Jika tidak dikendalikan, hal ini dapat menurunkan rasa percaya diri kamu.

3. Menjalani pola hidup sehat

Pola hidup yang sehat ternyata juga dapat membentuk pola pikir yang sehat. Dengan pola pikir yang sehat, kepercayaan dirimu akan lebih baik. Untuk itu, kamu perlu mulai menjalani pola hidup yang lebih sehat. Mulai dari makanan yang bergizi, olahraga secara rutin minimal 30 menit setiap hari, dan istirahat yang cukup.

4. Belajar memaafkan dan menerima kesalahan

Setiap orang tentu pernah melakukan kesalahan. Kamu tidak bisa terus menerus meratapi kesalahan yang sudah kamu buat. Untuk itu, belajarlah untuk mengakui serta menerima kesalahan dan belajar untuk memperbaikinya.

Bahkan dari melakukan kesalahan, kamu bisa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya. Untuk itu cobalah memaafkan kesalahan yang telah kamu buat dan fokus melihat ke depan dengan percaya diri.

Bagaimana cara membangun kepercayaan diri sejak dini pada anak?

Sikap percaya diri memang perlu dibangun sejak dini. Seiring bertambahnya usia seorang anak, kepercayaan diri menjadi hal yang sangat penting. Namun sayang, kamu mungkin sering menemukan fakta di mana seorang anak yang dulunya memiliki tingkat kepercayaan diri yang cukup baik justru mengalami krisis percaya diri saat ia beranjak ke usia remaja.

Ini saatnya kamu mengetahui bagaimana cara membangun kepercayaan diri, terutama pada anak-anak.

1. Tunjukkan kepercayaan dirimu terlebih dahulu

Sebagai orang tua, kamu adalah cerminan anak. Kamu adalah orang pertama yang ditiru oleh anakmu. Jika kamu menunjukkan sikap percaya diri yang baik, anak pun akan mengikuti sikapmu tersebut.

Untuk menunjukkan kepercayaan diri, kamu tidak perlu berpura-pura sempurna di depan anak. Akui bahwa kamu memiliki kecemasan sendiri, namun fokus dan ajak anak untuk menaklukkan kecemasan tersebut bersama-sama. Bantu sang anak menyadari bahwa setiap orang melakukan kesalahan, dan belajar dari kesalahan untuk mengatasi rasa takut atas kegagalan adalah solusi yang sangat baik.

2. Jangan membuat mereka takut gagal

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, cobalah biarkan anak-anak mengalami kegagalan karena ini adalah hal yang wajar. Jangan memarahi atau bahkan mengancam anak jika mereka gagal melakukan sesuatu, termasuk hal-hal kecil, misalnya ketika mereka menyimpan mainan di tempat yang salah.

Setelah mereka gagal, bantu mereka bangkit dari kegagalan. Lalu, ajarkan mereka untuk mencoba hal-hal baru sampai mereka terbiasa dengan kegagalan dan terus mencoba bangkit dari kegagalan-kegagalan tersebut.

3. Apresiasi mereka

Belajar untuk tidak merasa terancam oleh kegagalan dan terus mencoba bangkit dari kegagalan merupakan suatu hal yang perlu diapresiasi. Hal ini membutuhkan keberanian dan kekuatan yang besar bagi seorang anak. Karena itu, jangan biarkan mereka merasa tertekan, tetapi sebaliknya, jangan ragu berikan pujian saat mereka tekun mempelajari hal-hal yang baru. Singkatnya, kamu harus ingat untuk mengapresiasi anak bukan hanya karena mereka mereka berhasil melakukan sesuatu, tetapi juga karena upaya yang mereka lakukan.

4. Ajari mereka untuk menghargai ketidaksempurnaan

Sebagai orang dewasa, kamu mungkin sudah sangat paham bahwa tidak ada hal di dunia ini yang sempurna. Namun seorang anak tentu tidak bisa segera menyadari hal ini. Oleh karena itu, beritahu mereka bahwa tidak semua hal sempurna. Jika mereka berusaha melakukan sesuatu dan ternyata hasilnya tidak terlalu memuaskan atau cenderung membuat mereka kecewa dan berkecil hati, beritahu mereka bahwa tidak ada yang sempurna, namun mereka bisa terus belajar untuk menjadi individu yang lebih baik.

5. Tunjukkan kasih sayangmu

Banyak anak yang merasa tidak percaya diri karena kurangnya kasih sayang. Tidak sedikit orang tua menunjukkan kasih sayang hanya ketika anaknya mendapat nilai baik di sekolah atau mungkin melakukan sesuatu yang baik di rumah. Daripada bertindak demikian, berusahalah membangun kepercayaan diri sang anak dengan tetap menunjukkan betapa kamu menyayanginya meskipun ia kalah dalam pertandingan, mendapat nilai kurang baik di sekolah, atau gagal dalam mencapai sesuatu.

Nah, itulah penjelasan tentang apa itu percaya diri hingga bagaimana membangun sikap percaya diri terhadap anak. Sebagai orang tua, hal ini tentu penting untuk kamu ketahui. Yuk, sama-sama terapkan tips-tips di atas dan jangan lupa bagikan artikel ini agar lebih banyak orang tua yang peduli tentang kepercayaan diri anak!

 

Share artikel ini
Reference