Termasuk Obat Keras, Sebenarnya Spasminal Obat Apa?
Spasminal merupakan obat yang digunakan untuk pengobatan gangguan fungsional seperti sindrom iritasi usus besar. Obat ini bekerja dengan memperlambat gerakan alami usus dan mengendurkan otot lambung dan usus.
Spasminal termasuk obat keras. Karena itu, selalu perhatikan dosis yang kamu butuhkan dan ikuti petunjuk dokter untuk menghindari efek samping pada kesehatanmu.
Spasminal obat apa?
Spasminal merupakan obat berbentuk tablet yang memiliki sifat antispasmodik, yakni menghilangkan kerutan pada otot polos yang menyebabkan kram. Karenanya obat ini dapat digunakan untuk pengobatan gangguan fungsional motilitas GI seperti sindrom iritasi usus besar.
Obat ini bekerja dengan memperlambat gerakan alami usus dan mengendurkan otot lambung dan usus. Selain itu, obat ini dapat digunakan untuk tujuan lain seperti peradangan dan sakit kepala.
Umumnya, tablet ini dikemas dalam bentuk strip dengan setiap stripnya berisi 10 tablet. Harganya pun beragam, mulai dari 3.600 rupiah hingga 16.000 rupiah.
Manfaat spasminal
Spasminal dapat bermanfaat untuk perawatan berikut ini.
- nyeri,
- sakit kepala,
- gejala menstruasi,
- ulkus peptikum,
- reaksi histaminik,
- peradangan,
- mabuk,
- kejang bronkial pada asma,
- batuk rejan dan kondisi lainnya.
Tablet Spasminal juga dapat digunakan untuk tujuan yang tidak tercantum dalam panduan pengobatan ini.
Tablet Spasminal mengandung komposisi aktif Belladonna Extract, Levorphanol dan Papaverine Hcl. Belladonna Extract sendiri diindikasikan untuk perawatan tetes pupil mata, sakit kepala, gejala menstruasi, ulkus peptikum, reaksi histamin, peradangan, mabuk, kejang bronkial pada asma, batuk rejan, pilek dan kondisi lainnya.
Sedangkan Levorphanol diindikasikan untuk perawatan nyeri dan kondisi lainnya. Papaverine Hydrochloride diindikasikan untuk perawatan masalah sirkulasi dan kondisi lainnya.
Dosis obat
Obat harus diminum, dengan atau tanpa makanan seperti yang diinstruksikan oleh dokter. Namun biasanya, dokter akan meresepkan dosis 3 kali sehari satu tablet.
Dosis ditentukan berdasarkan usia, kondisi medis, dan respons tubuh terhadap obat. Dokter mungkin mengarahkan kamu untuk memulai pengobatan ini dengan dosis rendah dan secara bertahap meningkatkan dosis untuk mengurangi risiko efek samping.
Obat ini tidak boleh digunakan pada anak di bawah 6 bulan dan pada wanita yang sedang hamil atau menyusui. Sebagai tambahan, Spasminal tidak boleh dikonsumsi jika kamu memiliki kondisi blok jantung atrioventrikular lengkap dan impoten.
Sebelum menggunakan obat ini, beri tahu dokter jika kamu memiliki riwayat:
- Glaukoma,
- Pembesaran prostat,
- Masalah buang air kecil,
- Tekanan darah tinggi,
- Masalah sistem saraf,
- Myasthenia gravis,
- Masalah hati, jantung, tiroid, usus atau ginjal.
Jangan menambah dosis dan jangan berhenti mengonsumsinya tanpa konsultasi dengan dokter. Hindari alkohol dan obat depresan SSP lainnya (antihistamin, obat tidur, antidepresan) kecuali disetujui oleh dokter.
Hal penting lainnya yang harus kamu perhatikan ialah simpan obat pada suhu kamar, jauhkan dari panas dan cahaya langsung. Jangan membekukan obat kecuali diminta oleh dokter atau apoteker.
Efek samping obat spasminal
Obat ini dapat menyebabkan berbagai efek samping antikolinergik seperti:
- pusing,
- lemas,
- mata kering,
- penglihatan kabur,
- mulut kering,
- perut kembung, dan,
Pada dosis yang lebih tinggi, efek samping dapat berupa keringat berkurang, kulit memerah, detak jantung tidak teratur, bicara cadel, kehilangan koordinasi, perubahan suasana hati, kesulitan buang air kecil dan penurunan kemampuan seksual.
Jika melihat efek samping lain yang tidak tercantum di atas, hubungi dokter untuk nasihat medis. Kamu juga dapat melaporkan efek samping ke otoritas administrasi makanan dan obat setempat.
Jangan gunakan lebih dari dosis yang ditentukan. Minum lebih banyak obat tidak akan memperbaiki gejalamu; sebaliknya spasminal dapat menyebabkan keracunan atau efek samping yang serius.
Jangan memberikan obat-obatan kepada orang lain meskipun kamu tahu bahwa mereka memiliki kondisi yang sama atau tampaknya memiliki kondisi yang serupa. Ini dapat menyebabkan overdosis.
—
Penulis: Rahmadina Firdaus