prolaps uteri

prolaps uteri

Prolaps uteri yang juga dikenal dengan istilah turun peranakan dialami oleh hampir separuh wanita yang berusia antara 50 sampai 79 tahun. Kondisi ini terjadi karena otot yang menyokong rongga pelvis dan organ di dalamnya seperti rahim (uterus) melemah sehingga rahim turun dan terkadang dapat menonjol keluar dari vagina.

Tentunya hal ini dapat mengganggu aktivitas keseharian karena kondisi ini juga memengaruhi organ di sekitar rahim seperti kandung kemih. Mengapa demikian? Yuk, kita cari tahu ulasannya di bawah ini.

Prolaps uteri

Prolaps uteri adalah kondisi dimana rahim turun hingga memasuki vagina. Hal ini terjadi karena otot dasar panggul melemah dan tidak lagi mampu menyangga rahim. Secara normal, posisi rahim dalam rongga pelvis disokong oleh berbagai struktur seperti otot, jaringan maupun ligamen.

Namun beberapa kondisi seperti kehamilan, persalinan dan komplikasi kehamilan lainnya dapat membuat struktur otot tersebut melemah dan tidak lagi sanggup menjaga rahim tetap pada posisinya.

Penyebab dan faktor risiko prolaps uteri

Berikut faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya prolaps uteri pada wanita:

  • Kehilangan tonus otot karena seiring dengan bertambahnya usia
  • Riwayat cedera saat persalinan, terutama jika melahirkan bayi besar (lebih dari 4 kilogram)
  • Riwayat persalinan lebih dari satu kali
  • Riwayat operasi pada rongga pelvis
  • Obesitas
  • Riwayat batuk kronis
  • Riwayat merokok
  • Mengalami konstipasi kronis atau sering mengejan saat buang air
  • Menopause
  • Ras Kaukasia atau Hispanik

Tanda dan gejala prolaps uteri

Biasanya derajat prolaps uteri yang ringan tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun, jika uterus turun jauh dari posisi anatominya, maka dapat menyebabkan penekanan pada organ di sekitar rongga pelvis seperti kandung kemih dan usus serta menimbulkan gejala seperti:

  • Pelvis seperti terasa penuh atau berat atau tertarik
  • Nyeri pada pelvis dan perut bagian bawah saat ditekan
  • Nyeri pinggang
  • Nyeri saat berhubungan seksual
  • Gangguan berkemih seperti kehilangan kontrol berkemih (urine merembes), rasa ingin sering berkemih (urinary frequency) dan gangguan pengosongan kandung kemih.
  • Infeksi berulang pada saluran kemih
  • Adanya gejala keputihan yang tidak normal
  • Tampak adanya organ rahim yang menonjol keluar dari vagina
  • Konstipasi

Gejala prolaps uteri akan semakin bertambah berat jika melakukan aktivitas berdiri atau berjalan dalam waktu yang lama karena adanya tekanan gravitasi pada otot-otot di rongga pelvis.
Selain itu, beberapa wanita juga merasakan adanya sensasi seperti duduk di atas kantung atau bola atau merasa adanya sesuatu yang turun keluar dari vagina. Gejala yang dialami oleh setiap wanita dapat bervariasi tergantung derajat prolaps uteri yang dimiliki.

Derajat prolaps uteri

Uterus yang mengalami prolaps dapat dikategorikan ke dalam 2 jenis yakni komplit dan inkomplit. Prolaps uteri inkomplit adalah kondisi dimana sebagian rahim masuk ke vagina namun tidak menonjol keluar. Sedangkan prolaps uteri komplit adalah kondisi dimana bagian dari rahim menonjol keluar dari liang vagina.

Derajat keparahan prolaps uteri ditentukan berdasarkan seberapa jauh rahim telah turun. Berikut pembagiannya:

  • Derajat 1: Penurunan hingga bagian atas dari vagina
  • Derajat 2: Penurunan hingga memasuki liang vagina
  • Derajat 3: Leher rahim (serviks) menonjol keluar dari liang vagina
  • Derajat 4: Serviks dan rahim menonjol keluar dari liang vagina

Diagnosis prolaps uteri

Diagnosis prolaps uteri dapat diketahui dengan melakukan pemeriksaan fisik pada rongga pelvis. Dokter mungkin akan meminta kamu untuk batuk atau mengejan untuk meningkatkan tekanan dalam perut dan menilai derajat prolaps uteri yang kamu miliki.

Selain itu, beberapa pemeriksaan berikut mungkin dianjurkan oleh dokter jika dicurigai adanya gejala prolaps uteri:

  • Cystoscopy
    Pemeriksaan ini dilakukan ketika terdapat gangguan berkemih seperti inkontinensia urin.
  • Ultrasound dan magnetic resonance imaging (MRI)
    Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kondisi ginjal dan struktur lain yang mengalami prolaps pada rongga pelvis

Penanganan prolaps uteri

Prolaps uteri dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Lakukan konsultasi dengan dokter maupun layanan kesehatan mengenai pilihan terapi yang sesuai dengan kondisi kamu. Penanganan prolaps uteri dapat dilakukan dengan beberapa cara mulai dari senam Kegel, penggunaan pessarium, hingga prosedur operasi.

Senam Kegel

Senam Kegel berfungsi untuk membantu memperkuat otot dasar panggul yang dapat rutin kamu praktikan secara mandiri di rumah. Biasanya senam ini disarankan oleh dokter jika derajat prolaps uteri masih ringan. Senam ini dapat dilakukan dimana saja dalam posisi duduk, berdiri, maupun berbaring. Berikut langkah dasar dalam melakukan senam Kegel:

  • Langkah pertama: Atur posisi senam yang sesuai dengan kondisi dan kenyamanan kamu sambil mencoba untuk mengencangkan otot seperti menahan keluarnya urin. Otot yang menahan keluarnya urin disebut dengan otot panggul bawah.
  • Langkah kedua: Jika kamu sudah dapat merasakan otot panggul, kencangkan otot dan tahan selama 5 detik, setelah itu lemaskan kembali.
  • Langkah ketiga: Tetaplah bernafas dengan normal. Jika kamu sudah terbiasa, kamu dapat meningkatkan durasinya hingga 5-10 detik.
  • Langkah keempat: Lakukan senam ini setidaknya 4-6 kali per hari.

Hindari melakukan senam ini untuk menahan kencing karena dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kencing.

Kunci kesuksesan latihan ini bergantung pada cara kamu melakukannya. Oleh karena itu, kamu perlu mengikuti setiap instruksinya dengan benar dan jangan ragu untuk bertanya jika kamu belum benar-benar memahaminya.

Pessarium

Pessarium merupakan alat yang digunakan untuk menyangga rahim yang telah turun. Alat ini terbuat dari karet ataupun plastik berbentuk seperti donat dan digunakan dengan cara memasukkannya ke dalam vagina untuk menyangga organ dalam rongga pelvis.
Alat ini tidak dapat digunakan pada derajat prolaps uteri yang berat dan dapat menimbulkan iritasi pada vagina serta menimbulkan aroma yang tidak sedap.

Prosedur operasi

Prolaps uteri dapat diatasi dengan melakukan prosedur operasi mengembalikan rahim pada posisi semula atau melakukan pengangkatan rahim yang disebut juga histerektomi.

Meskipun sampai saat ini belum ada cara untuk mencegah terjadinya prolaps uteri, kamu dapat melakukan beberapa hal seperti berikut untuk membantu menurunkan risikonya:

  • Menjaga berat badan ideal
  • Mengonsumsi makanan kaya serat dan mencukupi kebutuhan cairan untuk mencegah konstipasi dan mengejan
  • Hindari untuk mengangkat barang-barang berat
  • Hindari merokok
  • Lakukan pengobatan jika mengalami gejala batuk kronis untuk mengurangi tekanan organ di rongga pelvis
  • Lakukan latihan Kegel untuk memperkuat otot dasar pelvis
Share artikel ini
Reference