8 Penyebab Meningitis, Mulai Bakteri, Virus, Jamur, Hingga Parasit
Sebagai penyakit dengan gejala yang mirip dengan flu, meningitis tentu saja lebih berbahaya daripada flu. Bisa menyebabkan komplikasi hingga membawa kematian, meningitis terjadi karena adanya infeksi.
Sayangnya, penyebab meningitis tidak hanya infeksi tetapi juga kondisi kesehatan tubuh lainnya. Penasaran apa saja penyebab meningitis dan bagaimana cara mengobatinya? Langsung simak penjelasan di bawah ini sampai habis ya.
Meningitis adalah
Peradangan pada cairan atau selaput yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang adalah meningitis. Sulit dibedakan dengan gejala flu, meningitis yang parah dan tidak diobati berisiko menyebabkan komplikasi serius yang mengancam jiwa.
Entah itu merusak saraf seperti pendengaran, keseimbangan tubuh, hingga kerusakan otak, seseorang dengan penyakit meningitis harus menjalankan perawatan. Pengobatan yang cepat dan tepat dapat membantu memulihkan kondisi penderita.
Tapi, apa yang menyebabkan seseorang mengalami peradangan cairan atau selaput di sekitar otak?
Penyebab meningitis
Infeksi akibat virus adalah penyebab yang paling umum dari meningitis. Disusul oleh infeksi bakteri, jamur, serta parasit, infeksi bakteri justru dinilai lebih berbahaya karena bisa berpotensi mengancam jiwa.
Lantas apa saja bakteri, virus, dan jamur yang di maksud? Berikut adalah berbagai bakteri, virus, dan jamur yang menyebabkan meningitis.
Bakteri streptococcus pneumoniae (pneumococcus)
Sering menyerang bayi, anak kecil, dan orang dewasa, bakteri pneumococcus berpotensi membawa infeksi telinga, sinus, hingga pneumonia. Biasanya, untuk membantu mencegah terjadinya infeksi bakteri maka dilakukan vaksin atau imunisasi sejak dini.
Bakteri neisseria meningitidis (meningococcus)
Menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas, bakteri meningococcus yang masuk ke aliran darah dapat menyebabkan meningitis meningokokus. Infeksi bakteri ini lebih sering menular pada remaja dan orang dewasa berusia muda.
Bakteri haemophilus influenzae (haemophilus)
Penyebab meningitis selanjutnya adalah bakteri haemophilus influenzae. Pernah menjadi penyebab utama meningitis bakteri pada anak, vaksin bakteri haemophilus influenzae type b (Hib) dinilai mampu mengurangi jumlah kasus meningitis bakteri haemophilus.
Bakteri listeria monocytogenes (listeria)
Bisa ditemukan dalam keju yang tidak dipasteurisasi, orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah rentan mengalami meningitis akibat bakteri listeria. Dapat melewati penghalang plasenta, terinfeksi meningitis di akhir kehamilan berisiko fatal bagi janin.
Meningitis akibat virus
Lebih ringan daripada meningitis bakteri, meningitis akibat virus bisa hilang dengan sendirinya. Tapi, kamu harus berhati-hati jika terpapar virus herpes simpleks, HIV, virus gondongan, serta virus west nile yang bisa menyebabkan meningitis.
Meningitis kronis
Disebabkan karena organisme seperti jamur dan mycobacterium tuberculosis, meningitis kronis terjadi karena organisme menyerang selaput dan cairan di sekitar otak. Bisa berkembang selama 2 minggu atau lebih, penderita mungkin merasakan gejala yang mirip dengan meningitis akut.
Meningitis akibat jamur
Tidak menular dari orang ke orang, salah satu jenis jamur penyebab meningitis adalah jamur cryptococcal. Memengaruhi penderita dengan defisiensi imun (seperti penderita AIDS), meningitis akibat jamur yang tidak diobati bisa berpotensi mengancam jiwa.
Meningitis akibat parasit
Terjadi karena parasit seperti infeksi cacing pita (cysticercosis) atau malaria serebral, meningitis akibat parasit akan membawa meningitis langka seperti eosinofilik dan amuba. Untungnya, meningitis akibat parasit tidak menyebar dari satu penderita ke orang lain ya.
Selain beberapa penyebab di atas, meningitis bisa terjadi karena kondisi tubuh. Entah itu kanker, penyakit akibat inflamasi seperti sarkoidosis, reaksi kimia, hingga alergi obat dapat memicu penyakit meningitis.
Lantas, apa saja gejala atau tanda-tanda yang bisa kamu perhatikan dari penyakit meningitis?
Ciri-ciri meningitis
Tanda awal meningitis mungkin akan muncul dalam beberapa jam atau beberapa hari. Terlihat seperti gejala flu yakni demam atau sakit kepala, membedakan ciri-ciri meningitis dengan gejala flu mungkin terasa cukup sulit bagi beberapa orang.
Supaya kamu tidak salah membedakan antara flu dengan meningitis, coba simak sejumlah ciri-ciri meningitis di bawah ini:
- Demam tinggi secara tiba-tiba atau mendadak
- Leher terasa kaku
- Tangan dan kaki terasa dingin
- Sakit kepala yang parah atau berbeda dari biasanya
- Mengalami mual hingga muntah
- Sulit berkonsentrasi
- Mengalami kebingungan
- Mengalami kejang
- Rasa kantuk hingga sulit bangun
- Nafsu makan menurun
- Gangguan pencernaan atau diare
- Merasa haus
Pada meningitis meningokokus, ciri-ciri seperti munculnya ruam pada kulit mungkin saja terjadi. Di sisi lain, ketika kamu mengalami meningitis maka tingkat kepekaan terhadap cahaya juga meningkat.
Apabila terjadi pada bayi, ciri meningitis dinilai tidak jauh berbeda dengan ciri-ciri di atas. Tapi, salah satu ciri meningitis pada bayi yang tidak boleh dilupakan adalah bayi mungkin akan menangis terus menerus, rewel, dan sulit untuk dihibur.
Makanan penyebab meningitis
Siapa yang menyangka kalau beberapa makanan berpotensi menyebabkan peradangan pada selaput otak? Ya, beberapa makanan seperti keju tidak terpasteurisasi dapat mengandung bakteri listeria monocytogenes (listeria).
Dalam beberapa kasus lain, meningitis akibat parasit dan bakteri juga bisa ditemukan pada beberapa makanan seperti berikut:
- Siput
- Ikan mentah
- Unggas
- Seledri
- Kecambah
- Buah melon cantaloupe
- Es krim
Meskipun beberapa makanan tersebut bisa berpotensi menyebabkan meningitis, menyantap beberapa makanan di atas tidak berarti kamu akan mengalami infeksi peradangan cairan dan selaput di sekitar otak. Intinya, pastikan kamu menjaga kebersihan makanan dan menyantap makanan yang telah dimasak hingga matang.
Vaksin meningitis
Cara efektif untuk memberikan perlindungan jangka panjang terhadap penyakit meningitis adalah dengan melakukan vaksinasi. Vaksin meningitis bisa mengatasi peradangan selaput otak jenis meningokokus, pneumokokus, serta haemophilus influenzae.
Vaksin meningitis dibagi menjadi beberapa jenis yakni:
- Vaksin konjugat polisakarida-protein (vaksin konjugasi)
- Vaksin berbasis protein terhadap serogrup B
- Vaksin polisakarida
- Vaksin Hib (haemophilus influenzae type b)
- Vaksin konjugasi pneumokokus dan meningokokus
- Vaksin polisakarida pneumokokus
Selain menjalankan vaksin, anak-anak juga sebaiknya menjalankan beberapa imunisasi yang bisa membantu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit meningitis. Tapi, bagaimana jika seseorang telah mengalami peradangan selaput di sekitar otak? Berikut adalah cara pengobatan penyakit meningitis.
Cara mengobati meningitis
Perawatan dan pengobatan peradangan selaput otak atau meningitis berbeda-beda tergantung dari penyebab utama yang mendasarinya. Beberapa kasus meningitis ringan bahkan akan membaik tanpa pengobatan dalam beberapa minggu.
Di sisi lain, beberapa penyakit meningitis yang parah bisa mengancam jiwa dan memerlukan perawatan darurat. Kamu mungkin akan menerima beberapa pengobatan meningitis seperti:
- Obat antimikroba
- Antibiotik
- Obat kortikosteroid
- Obat pereda nyeri
- Obat anti jamur
- Obat antikonvulsan
- Menjalankan terapi
Di samping itu, jika kamu ingin meningkatkan kekebalan tubuh dari organisme penyebab meningitis maka lakukanlah vaksinasi dan jalankan imunisasi sejak dini. Tapi sebelum menjalankan vaksinasi dan imunisasi, lakukanlah konsultasi terlebih dahulu dengan dokter ya.