Obat Stroke: Dari Medis, Herbal, hingga Pengobatan Alternatif
Menyebabkan kerusakan pada sel-sel dalam otak, stroke adalah salah satu penyakit yang harus diobati sesegera mungkin. Entah itu menggunakan obat hingga menjalankan terapi, pengobatan stroke disesuaikan berdasarkan jenis stroke yang dialami oleh penderita.
Tapi, apa saja jenis-jenis obat yang bisa digunakan untuk mengatasi stroke? Mari cari tahu seluruh pengobatan stroke mulai dari obat medis, obat herbal, hingga pengobatan alternatif di bawah ini.
Apa itu obat stroke?
Obat stroke adalah obat untuk mengurangi, menghilangkan, atau menyembuhkan penyakit stroke yang menyebabkan kerusakan pada sel dalam otak. Obat stroke terkadang diberikan sebelum stroke terjadi, seperti pada pasien dengan kondisi yang berpotensi atau berisiko terkena stroke.
Obat stroke terdiri dari banyak jenis dan beberapa diantaranya bekerja dengan cara memecah gumpalan darah, mengurangi pembengkakan otak, hingga melindungi otak. Nah, karena obat stroke cukup beragam maka umumnya pengobatan stroke tidak bisa dilakukan dengan sembarangan.
Ada beberapa cara mengobati penyakit stroke yang harus diperhatikan, berikut adalah penjelasannya.
Bagaimana cara mengobati penyakit stroke?
Pengobatan penyakit stroke umumnya disesuaikan dengan jenis stroke yang dialami oleh pasien. Jadi, perawatan dan pengobatan stroke tidak bisa dilakukan secara sembarangan.
Sama seperti penyakit lainnya, kamu akan menjalankan beberapa tes pemeriksaan terlebih dahulu seperti tes darah, CT scan, hingga ekokardiogram. Setelah hasil diagnosis keluar maka dokter akan menawarkan pengobatan sesuai dengan jenis stroke yang kamu alami.
Entah itu stroke iskemik atau stroke hemoragik yang melibatkan sistem pendarahan ke otak, kamu mungkin akan menerima obat-obatan termasuk pengencer darah, penurun kolesterol, hingga menjalankan operasi pembedahan. Penasaran apa saja jenis obat stroke? Cari tahu informasinya di bawah ini.
Jenis-jenis obat stroke secara medis
Pengobatan stroke secara medis bergantung pada jenis stroke yang dialami yakni stroke iskemik dan stroke hemoragik. Yang membedakan antara kedua pengobatan tersebut adalah obat stroke iskemik biasanya melibatkan obat pengencer darah, sementara obat stroke hemoragik tidak.
Mulai dari obat-obatan hingga prosedur medis, berikut adalah beberapa jenis obat yang digunakan untuk mengatasi stroke iskemik:
Aktivator plasminogen jaringan rekombinan (tPA)
Berperan dalam memecah gumpalan darah yang menghalangi aliran darah ke otak. Pengobatan tPA biasanya diberikan dalam kurun waktu 3 jam setelah gejala muncul.
Obat antikoagulan
Sama seperti tPa yang memecah gumpalan darah, obat antikoagulan akan bekerja dengan cara menghentikan pembekuan darah. Antikoagulan biasanya diberikan jika pasien tidak menerima pengobatan jenis tPA. Contoh obat antikoagulan yang umum digunakan yakni warfarin, apixaban, dabigatran, dan rivaroxaban.
Aspirin dan antiplatelet lainnya
Jadi salah satu pengobatan stroke, aspirin digunakan untuk mengencerkan darah dan mencegah stroke di masa mendatang. Biasanya aspirin digunakan apabila penderita memiliki risiko perdarahan rendah dan risiko penyakit kardiovaskular aterosklerotik yang tinggi. Obat antiplatelet lain yang juga mungkin digunakan yakni clopidogrel dan dipyridamole.
Prosedur trombektomi
Menghilangkan pembekuan darah dari pembuluh darah, prosedur trombektomi melibatkan penggunaan tabung panjang dan fleksibel (kateter). Untuk membuka arteri yang tersumbat, dokter juga akan melakukan prosedur angioplasti dan menggunakan stent (stent retriever).
Selain beberapa jenis pengobatan di atas, menjalankan prosedur endovaskular darurat, injeksi obat menuju ke otak, hingga endarterektomi karotis juga bisa dijalankan untuk mengatasi stroke iskemik.
Sementara itu, jika kamu menderita stroke hemoragik maka kamu akan menerima beberapa pengobatan dan prosedur medis seperti berikut ini:
Obat-obatan medis
Obat-obatan medis yang diberikan pada kondisi stroke hemoragik bergantung pada kondisi penyebab pendarahan. Untuk menurunkan tekanan dan ketegangan pada pembuluh darah di otak, dokter mungkin akan memberi obat penurun tekanan darah atau meminta pasien menghentikan pemakaian obat pengencer darah. Dalam beberapa kasus, pemberian vitamin K mungkin saja dilakukan untuk membantu menghentikan pendarahan.
Operasi bedah
Jika terjadi pendarahan luas di area otak, dokter mungkin akan melakukan operasi pembedahan darurat untuk mengeluarkan darah dan menurunkan tekanan intrakranial. Operasi ini juga sekaligus dapat memperbaiki pembuluh darah yang pecah karena stroke hemoragik ataupun masalah pembuluh darah lain seperti aneurisma atau malformasi arteri vena.
Prosedur operasi Clipping
Untuk memblokir aneurisma dari pembuluh darah di otak, dokter biasanya akan menjalankan operasi clipping aneurisma. Prosedur pembedahan ini membantu mencegah pecahnya aneurisma.
Embolisasi koil (endovascular embolization)
Masih dalam prosedur pembedahan, embolisasi koil dilakukan untuk memblokir aliran darah ke aneurisma. Dengan menggunakan kateter, dokter akan membentuk gumpalan darah yang mampu menghalangi dan mencegah pecahnya aneurisma.
Selain beberapa pengobatan stroke hemoragik di atas, dokter mungkin akan menjalankan radiosurgery stereotactic, transfusi darah, ataupun perbaikan endovaskular. Disesuaikan dengan jenis stroke, kamu mungkin juga akan menjalani program rehabilitasi dan menerima obat seperti penghambat enzim pengubah angiotensin (ACE inhibitors), beta blocker, hingga alpha-blocker.
Obat herbal stroke secara alami
Selama menjalankan pengobatan dari dokter, kamu boleh melakukan beberapa upaya pengobatan stroke secara alami. Tapi, ingatlah bahwa obat herbal rumahan ini bukanlah obat utama dalam pengobatan stroke ya.
Artinya, obat obat herbal stroke alami ini hanya dilakukan untuk membantu mendukung dan mempercepat proses pengobatan dan pemulihan pada tubuh. Berikut adalah obat herbal yang mampu mengatasi stroke secara alami:
Teh hitam atau hijau
Mengandung flavonoid, teh dapat membantu menurunkan kolesterol dan tekanan darah. Minum teh hitam atau hijau setiap hari sebanyak 3 cangkir dinilai dapat membantu mengurangi risiko stroke, termasuk stroke berulang.
Mengonsumsi buah dan sayur
Bukan hanya baik untuk kesehatan fisik, mengonsumsi lebih banyak buah dan sayur dapat meningkatkan perasaan bahagia dan kesehatan tubuh secara umum. Kamu bisa mengonsumsi buah dan sayur sebanyak 8 porsi setiap harinya.
Buah delima
Tinggi antioksidan dan fitosterol, buah delima adalah tanaman yang mampu menurunkan kolesterol. Buah delima dengan pengobatan dokter berupa terapi obat statin dapat membantu mengurangi kolesterol dan nyeri otot.
Ashwagandha
Dikenal sebagai ginseng India, ashwagandha memiliki sifat antioksidan yang dapat mencegah dan mengobati stroke. Pada sebuah studi, ginseng ini terbukti berperan aktif dalam mengatasi stroke.
Bawang putih
Bisa kamu temukan di dapur, bawang putih ternyata dapat mencegah pembekuan darah. Bawang putih juga sering digunakan untuk menghancurkan plak.
Kunyit
Sebagai rempah-rempah khas Indonesia, kunyit ternyata mampu menurunkan kadar kolesterol. Di sisi lain, kunyit juga bekerja dalam membantu mencegah penyumbatan pada arteri.
Selain beberapa obat alami tersebut, kamu bisa mengonsumsi buah berry seperti bilberry yang dapat menurunkan gula darah dan meningkatkan kolesterol sehat, serta vitamin yang mengandung asam folat, B6, B12, asam lemak omega-3, magnesium, dan lain-lain.
Pengobatan alternatif untuk stroke
Jika kamu ingin melakukan pengobatan alternatif, kamu bisa mencoba pengobatan komplementer dan alternatif (CAM). Perawatan CAM seperti pijat, mengonsumsi suplemen makanan, menjalankan akupunktur, hingga mengelola stres dapat membantu mencegah dan memulihkan tubuh dari stroke.
Meskipun pengobatan CAM tidak menunjukkan hasil yang lebih baik daripada perawatan medis, kamu bisa menambahkan perawatan CAM dalam rutinitas perawatan kesehatan.
Dibarengi dengan pengobatan dokter, perubahan gaya hidup termasuk aktivitas fisik yang ringan, mengonsumsi makanan yang sehat, serta menghindari faktor penyebab yang memperburuk stroke, pengobatan alternatif CAM dapat mendukung peningkatan kualitas hidup penderita stroke.