cara menjemur bayi yang benar

cara menjemur bayi yang benar

Menjemur bayi memang telah menjadi salah satu tradisi turun temurun di Indonesia. Pasalnya, menjemur bayi dapat memberikan banyak manfaat untuk tumbuh kembang sang buah hati. Sayangnya, tidak semua pasangan memahami cara menjemur bayi yang benar.

Lantaran ingin membantu tumbuh kembang si kecil, pasangan yang tidak memahami cara menjemur bayi yang benar lebih berisiko menyebabkan kerusakan kulit pada bayi hingga kanker di kemudian hari. Lantas, seperti apa cara menjemur bayi yang benar?

Menjemur bayi baru lahir

Paparan sinar matahari dipercaya oleh para tenaga medis sebagai sumber utama dalam membantu sintesis vitamin D pada tubuh manusia. Dianggap memenuhi hampir 90% dari kebutuhan harian vitamin D, menjemur bayi yang baru lahir dinilai dapat membantu mengurangi risiko kelainan pertumbuhan tulang pada anak.

Sebaliknya, menurut American Academy of Pediatrics (AAP), bayi yang baru lahir harus dilindungi dari sinar matahari. Ia menambahkan bahwa kebutuhan vitamin D harus dipenuhi dengan memenuhi asupan yang bernutrisi daripada melakukan aktivitas seperti menjemur bayi yang baru lahir.

Tentu saja hal ini tidak berarti bahwa seseorang dilarang menjemur bayi melainkan menyarankan para orang tua untuk lebih cermat, dan memperhatikan faktor lain seperti asupan nutrisi.

Manfaat menjemur bayi baru lahir

Menurut studi yang dilakukan oleh University College of Medical Sciences tahun 2017, memperoleh lebih banyak vitamin D adalah manfaat utama dari menjemur bayi. Ketika kebutuhan akan vitamin D yang berperan dalam membantu penyerapan kalsium tercukupi maka, bayi memperoleh banyak manfaat lainnya seperti berikut ini:

  1. Memperkuat tulang dan gigi
  2. Meningkatkan hormon serotonin
  3. Meningkatkan insulin dalam tubuh
  4. Menjaga kesehatan otot-otot
  5. Membangun sistem imun tubuh yang kuat
  6. Membantu regulasi produksi melatonin
  7. Mencegah diabetes di kemudian hari
  8. Mencegah tekanan darah tinggi dan autoimun
  9. Mencegah berbagai penyakit akibat kekurangan vitamin D

Selain beberapa manfaat di atas, menjemur bayi dikatakan dapat membantu mengatasi penyakit kuning ringan. Meskipun banyak penelitian yang menyangkal hal tersebut, beberapa diantaranya menganggap sinar matahari dapat membantu memecah bilirubin atau senyawa yang menyebabkan kulit bayi baru lahir menguning.

Namun, menjemur bayi dengan cara yang salah berisiko menyebabkan kerusakan kulit hingga kanker kulit. Oleh karena itu, pasangan yang ingin menjemur bayi harus mengetahui cara menjemur bayi yang benar.

10 Cara menjemur bayi yang benar

Selain menyebabkan kerusakan hingga kanker kulit, kesalahan dalam menjemur bayi di bawah sinar matahari yang mengandung ultraviolet dapat memicu kerusakan sel dan untai deoxyribonucleic acid (DNA).

Ditambah lagi, sinar ultraviolet yang bersifat imunosupresif diterima oleh kulit bayi yang sangat sensitif. Tidak jarang, kesalahan menjemur bayi di bawah sinar matahari dengan ultraviolet yang tinggi dapat  mencetuskan reaksi penyakit autoimun seperti lupus.

Jadi, pastikan kamu memahami cara menjemur bayi yang benar agar terhindar dari kesalahan yang umumnya terjadi. Berikut adalah cara menjemur bayi yang benar:

1. Pilihlah waktu yang tepat

Ketika hendak menjemur bayi, pastikan kamu menghindari saat di mana matahari memancarkan sinar ultraviolet tertinggi. Kamu bisa menjemur bayi di pagi hari (di bawah pukul 10 atau antara pukul 7 hingga 10 pagi) atau di sore hari (di atas 4 sore).

2. Batasi durasi waktu saat menjemur bayi

Kulit bayi memang dikenal sangat sensitif. Agar kamu tidak merusak membran kulit yang menyebabkan iritasi kulit, kamu dapat menjemur bayi selama 10 hingga 30 menit.

3. Pilih pakaian yang tepat

Hingga saat ini pemilihan pakaian kerap kali menjadi perdebatan dalam cara menjemur bayi yang benar. Beberapa studi menyarankan agar bayi tetap mengenakan pakaian sementara yang lain tidak.

Jika bayi mengenakan pakaian, pastikan kamu memberikan pakaian yang tipis. Sebaliknya, jika kamu memutuskan untuk melepas pakaian bayi, ingatlah bahwa bayi memiliki kulit yang sensitif.

4. Gunakan penutup atau pelindung mata

Entah itu mengenakan pakaian entah tidak mengenakan pakaian, selalu lindungi mata bayi dengan penutup mata. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan kerusakan pada mata si kecil.

5. Gunakan pelindung kepala

Sama halnya dengan pelindung mata, pastikan kamu juga menutupi kepala bayi yang sedang di jemur. Kamu bisa memasangkan topi atau menutupi kepala dengan kain.

6. Pilih tempat yang sesuai

Tidak harus selalu di tempat terbuka, ada baiknya jika kamu menjemur bayi dalam ruangan, terutama ketika cuaca sedang berangin yang berisiko terhadap masuknya debu ke mata bayi.
Jika kamu memilih untuk menjemur dalam ruangan, pastikan ruangan memiliki akses sinar matahari yang cukup dan memiliki jendela kaca yang transparan.

7. Beri perhatian ekstra untuk bayi prematur

Cara menjemur bayi yang benar untuk bayi prematur dapat berbeda dengan bayi lahir normal. Bayi prematur memiliki kesulitan dalam menyesuaikan diri terhadap suhu tertentu sehingga dapat berbahaya bagi tubuh.

Oleh karena itu, agar suhu tubuhnya tetap stabil, jauhi sinar matahari langsung pada periode awal kelahiran atau selama beberapa minggu pertama.

8. Perhatikan sensitivitas kulit bayi

Bagi beberapa bayi, kulit mereka dinyatakan jauh lebih sensitif dari tingkat sensitivitas bayi pada umumnya. Jika kamu memiliki bayi dengan kondisi kulit seperti ini, akan lebih baik bila kamu melakukan konsultasi dengan dokter terkait menjemur bayi di bawah sinar matahari.

Selain kulit menjadi kering dan mengelupas, bayi dengan sensitivitas tinggi memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami ruam, iritasi, hingga kerusakan pada kulit.

9. Mencermati usia bayi

Menurut AAP, bayi berusia 0 hingga 6 bulan tidak boleh terpapar sinar matahari langsung. Karena dianggap berbahaya bagi kulit yang sensitif, cara menjemur bayi yang benar dilakukan setelah bayi berusia 6 bulan.

Dalam beberapa situasi tertentu, kamu mungkin pernah mendengar bahwa menjemur bayi pada minggu pertama dapat membantu mengatur kadar bilirubin dalam tubuh. Jika kamu ingin melakukannya, pastikan kamu mendapat persetujuan dari dokter.

10. Pantau suhu tubuh bayi

Ketika sedang menjemur bayi, perhatikanlah setiap perubahan suhu yang muncul. Jika suhu tubuh bayi tiba-tiba meningkat drastis maka kemungkinan ini disebabkan karena paparan sinar matahari yang terlalu lama.

Pantaulah terus durasi dan suhu tubuh bayi sebab suhu tubuh memengaruhi fungsi tubuh dan otak. Jika suhu tubuh tak kunjung menurun, segera hubungi dokter.

9 Tips menjemur bayi baru lahir yang aman

Setelah memahami cara menjemur bayi yang benar, in saatnya kamu mengetahui beberapa tips dalam menjemur bayi. Untuk mencegah paparan sinar matahari yang berlebihan, ada banyak tips menjemur bayi baru lahir yang aman seperti berikut ini:

1. Oleskan tabir surya pada kulit bayi

15 sampai 30 menit sebelum berjemur, kamu dapat mengoleskan tabir surya khusus bayi dengan SPF 15. Oleskan pada bagian kulit bayi berusia 6 bulan atau lebih yang nantinya akan terpapar sinar matahari.

2. Hindari sinar matahari radiasi tinggi

Bayi yang baru lahir memiliki kulit yang sensitif. Agar kegiatan menjemur bayi bermanfaat dan tidak berbahaya untuk kesehatan bayi, hindari menjemur bayi di antara jam 10 pagi hingga 4 sore. Sinar matahari pada durasi atau waktu tersebut dinilai memiliki tingkat radiasi UVB tertinggi.

3. Posisi menjemur bayi baru lahir

Saat menjemur bayi, kamu tidak harus selalu menggendong bayi ataupun meletakkan bayi dalam posisi tidur. Jika sebelumnya kamu menggendong bayi dan merasa lelah, tentu saja kamu boleh meletakkan bayi dalam posisi tidur.

4. Gunakan stroller atau bouncer

Kalau tadi kita membicarakan posisi menjemur bayi, sekarang kamu bisa menggunakan stroller atau bouncer saat menjemur bayi. Agar terasa lebih menyenangkan, kamu boleh-boleh saja kok membawa beberapa mainan supaya si kecil tidak bosan.

5. Ubah posisi badan bayi secara berkala

Entah bayi digendong, diletakkan pada stroller, maupun posisi penempatan lainnya, pastikan bayi memperoleh sinar matahari secara merata di seluruh tubuh. Kamu dapat menggeser atau merubah posisi bayi secara berkala. Kebiasaan ini juga mampu mencegah terbakarnya kulit bayi karena sinar matahari.

6. Gunakan penutup mata dan kepala

Tidak hanya kulit bayi yang sensitif, pastikan kamu melindungi mata dan kepala bayi dari sinar matahari. Kamu bisa memasangkan kacamata hitam, kain, dan topi pada bayi untuk mengurangi sinar matahari yang terik.

7. Menjemur bayi secara berkala

Banyak dari pasangan yang salah mengira menjemur bayi dapat dilakukan setiap hari. Sebenarnya, kamu tidak perlu terlalu merepotkan diri untuk melakukannya sebab, menjemur bayi setiap hari dalam durasi yang lama dapat merusak kulit bayi.

Jadi, kamu bisa menjemur bayi secara berkala seperti seminggu dua hingga tiga kali, tergantung dari berapa lama waktu yang kamu habiskan untuk menjemur si kecil.

8. Lakukan sebelum mandi

Menjemur bayi dapat dilakukan saat sebelum si kecil mandi pagi. Kebiasaan ini akan memudahkan kamu dalam membersihkan area-area tertentu seperti lipatan perut, paha, kaki, hingga belakang telinga.

9. Bermain bersama si kecil

Tips menjemur bayi baru lahir yang terakhir adalah bermain bersama si kecil. Ya, kamu harus pintar memanfaatkan waktu bersama si kecil. Sambil menjemur bayi, kamu bisa mengajak bicara si kecil, bersenda gurau, hingga memberikan mainan sederhana yang menyenangkan.

Tentu saja tidak ada yang lebih membahagiakan daripada membangun kedekatan fisik dan emosional dengan si kecil.

Berapa lama menjemur bayi yang baik?

Menjemur bayi yang baik dapat dilakukan selama 10 hingga 30 menit. Sebenarnya, durasi menjemur bayi disesuaikan dengan berbagai faktor seperti warna kulit, cuaca, hingga iklim setiap daerah.

Dalam seminggu, kamu diperbolehkan menjemur bayi hingga total 1 jam lamanya. Ingat, ini adalah durasi total selama seminggu. Sedangkan dalam sehari, kamu bisa menjemur bayi dengan durasi seperti yang telah disarankan sebelumnya.

Terakhir, kamu disarankan untuk tidak menjemur bayi dalam waktu yang lama. Menjemur bayi lebih lama dari 30 menit berisiko terhadap kondisi hipertermia. Kondisi ini terjadi ketika suhu tubuh bayi meningkat terlalu tinggi.

Share artikel ini
Reference