Kenapa Bayi Sering Gumoh? Yuk, Cari Tahu Penjelasannya di Sini!
Gumoh yang dialami oleh bayi yang baru lahir beberapa minggu hingga bulan biasanya dikarenakan perkembangan sistem organ bayi yang belum sempurna. Sebagai orang tua, wajar jika kamu merasa khawatir. Apalagi kalau kamu adalah pasangan baru yang belum tahu kenapa bayi sering gumoh.
Tidak jarang, masalah pencernaan yang satu ini dialami oleh bayi berusia satu bulan sebanyak setidaknya satu kali setiap harinya. Lantas, kenapa bayi sering gumoh dan apakah benar terjadi karena kesalahan sistem pencernaan?
Apa itu gumoh pada bayi?
Gumoh pada bayi adalah kondisi di mana bayi mengeluarkan kembali cairan susu entah ASI entah susu formula dari mulutnya. Gumoh yang terjadi pada bayi memang terlihat mirip dengan muntah. Akan tetapi, sebenarnya, gumoh dan muntah adalah dua hal yang berbeda.
Gumoh terjadi tanpa tekanan yang artinya cairan susu mengalir tanpa adanya tekanan dari perut bayi. Biasanya cairan ini keluar berbarengan ketika bayi sendawa, tersedak, batuk, menangis, atau ketika bayi menolak makanan.
Lalu, apa yang menyebabkan bayi sering gumoh? Coba simak penjelasan lebih lanjut di bawah ini.
Kenapa bayi sering gumoh?
Gumoh pada bayi biasanya terjadi sebelum bayi berusia 8 minggu dan akan membaik ketika bayi berusia 1 tahun. Gumoh terjadi karena sistem pencernaan bayi belum berkembang secara sempurna.
Ketika bayi menelan cairan baik ASI maupun susu formula melalui mulut, cairan akan turun ke kerongkongan dan kemudian menuju lambung. Selama melewati kerongkongan dan lambung, terdapat cincin otot yang berperan sebagai gerbang masuk makanan.
Untuk mencegah makanan kembali naik ke kerongkongan, cincin otot akan menutup dengan sendirinya ketika susu sudah masuk ke dalam lambung. Nah, bayi yang baru berusia beberapa minggu hingga bulan masih belum dapat menutup cincin otot tersebut dengan sempurna.
Akibatnya, tidak jarang cairan ASI atau susu formula kembali mengalir ke mulut. Jadi, bayi yang sering gumoh disebabkan karena sistem pencernaan yang belum berkembang sempurna dan bukan kesalahan sistem pencernaan ya.
Penyebab bayi gumoh
Selain karena sistem pencernaan yang belum sempurna, ada beberapa penyebab lain yang dapat memicu bayi sering gumoh, yaitu:
- Bayi terlalu banyak menelan udara ketika sedang menyusu. Kondisi ini dikenal dengan istilah refluks. Refluks terjadi karena kerongkongan bayi belum berkembang sempurna sehingga ASI dalam lambung dapat keluar dengan mudah.
- Terkadang, refluks juga terjadi karena ibu terlalu banyak memberikan susu.
Oleh karena itu, ibu bisa memberikan susu secukupnya dan lebih waspada ketika bayi mengalami batuk atau cegukan di tengah menyusu. Kebanyakan, batuk dan cegukan saat menyusu menjadi salah satu tanda refluks.
Gumoh yang berbahaya pada bayi
Gumoh biasanya tidak membutuhkan penanganan khusus dan bukan menandakan masalah yang serius. Banyak bayi sehat pada usia beberapa minggu mengalami refluks dan berhenti dengan sendirinya seiring berjalannya waktu.
Tapi, pada kondisi tertentu, bayi yang sering gumoh juga dikatakan berbahaya jika dibarengi dengan beberapa hal berikut ini:
- Bayi sering atau mudah rewel
- Mengalami masalah berat badan atau sulit menambah berat badan
- Cairan yang keluar dari mulut lebih dari 2 sendok makan
- Bayi terlihat lesu dan mudah lelah
- Cairan gumoh berwarna hijau, kuning, atau cokelat
- Cairan gumoh bercampur darah
- Bayi mengalami sesak napas
- Bayi sulit atau terus menolak ketika menyusu
- Cairan keluar dengan semburan kuat menyerupai muntah
- Keluarnya darah di feses bayi
- Perut bayi membengkak
- Suhu tubuh bayi meningkat sangat tinggi
- Bayi mengalami diare
Selain salah satu dari tanda bahaya di atas, jika bayi terus mengalami gumoh hingga usia 6 bulan, segera bawa bayi ke dokter anak. Biasanya gumoh pada bayi akan berhenti dengan sendirinya di usia sekitar 4 hingga 5 bulan.
Nah, selama berada di usia yang rentan, ibu bisa memperhatikan posisi menyusui supaya bayi tidak sering gumoh. Menerapkan posisi menyusui yang baik dan benar dinilai bisa mengurangi risiko bayi sering gumoh. Yuk, ikuti tips posisi menyusui yang benar berikut.
Posisi menyusui yang benar agar bayi tidak gumoh
Postur tubuh dan posisi menyusui yang benar dinilai bisa membantu mencegah dan mengurangi risiko bayi mengalami gumoh. Mulai dari sang ibu hingga bayi, berikut adalah posisi menyusui yang benar:
- Pastikan kaki dalam posisi rata menyentuh lantai
- Duduk di kursi atau sofa hingga belakang. Jika kaki tidak menyentuh lantai saat duduk hingga belakang sofa, gunakan bantal penyangga
- Pastikan bahu tetap rileks
- Angkat bayi mendekati payudara
- Pastikan posisi tubuh bayi lebih tegak atau sekitar 45 hingga 60 derajat
- Gunakan bantal menyusui jika bayi tidak cukup dekat dengan payudara
- Jika menyusu dalam posisi miring, perhatikan posisi lengan bayi agar bayi tidak tengkurap
- Hindari alas tidur yang terlalu empuk untuk bayi
Setelah menyusui, berikan waktu sekitar 30 menit sebelum meletakkan bayi dalam posisi tidur telentang
Saat menyusui, pastikan tubuh dalam keadaan rileks dan santai. Posisi tubuh yang tepat dapat mengurangi tekanan atau tubuh yang tegang. Tidak hanya nyaman bagi sang ibu, si kecil juga pasti merasa aman dan nyaman di dekat ibunya.
Apabila bayi tetap mengalami gumoh selama proses menyusu, kamu bisa mencoba melakukan beberapa cara di bawah ini nih, moms.
Cara mengatasi bayi gumoh
Mengatur posisi menyusui yang baik memang bisa mengurangi risiko gumoh pada bayi. Tentu saja, posisi yang benar tidak sepenuhnya atau secara langsung dapat mengatasi gumoh. Karena membutuhkan proses, kamu bisa mengatasi bayi gumoh dengan cara-cara berikut:
- Setelah menyusu, pastikan si kecil bersendawa
- Tunggulah 30 menit setelah menyusui
- Berikanlah ASI atau susu formula dalam jumlah sedikit namun sering
Selain beberapa cara tersebut, pastikan kamu menyusui di tempat yang memadai. Artinya, pastikan segala hal yang kamu butuhkan berada dekat dengan jangkauan sang ibu. Tidak lupa, jika bayi tidak kunjung bersendawa, kamu bisa menepuk punggung bayi secara perlahan.
Bagaimana, sudah paham kenapa bayi sering gumoh dan cara mengatasinya? Jika kamu merasa bacaan ini bermanfaat, jangan lupa untuk bagikan kepada kerabat terutama pasangan baru ya.