Gangguan Depresi Mayor, Kenali Gejala Dan Cara Mengatasinya
Gangguan depresi mayor menjadi salah satu kondisi mental yang harus diwaspadai. Kamu tidak boleh menyepelekan perasaan sedih yang terjadi terus menerus, bahkan hingga merasa hidup ini sudah tidak bermakna lagi. Karena hal tersebut menjadi salah satu gejala depresi.
Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan mental saat ini sudah mulai meningkat. Tapi tidak sedikit juga orang yang akhirnya self-diagnosed atau mendiagnosa diri sendiri dengan suatu penyakit mental.
Hal ini tentu tidak dibenarkan, kamu harus berkonsultasi dengan ahlinya untuk mendapat diagnosa yang tepat.
Apa itu gangguan depresi mayor
Gangguan depresi mayor atau depresi klinis adalah kondisi dimana seseorang merasa sedih terus menerus. Perasaan tersebut tidak lagi bisa diredakan hanya dengan bercerita kepada teman, jalan-jalan, atau menyantap hidangan favorit.
Depresi mayor masuk ke dalam kategori klasik, sudah banyak orang terdahulu yang mengalami kondisi ini. Penderita biasanya tidak merasa senang melakukan hal-hal yang dulunya membuatnya senang.
Kondisi ini akan mempengaruhi perilaku penderita seperti tidak minat melakukan kegiatan apapun, lebih banyak tidur, dan selalu terlihat tidak bergairah. Pikiran untuk mengakhiri hidup mungkin terbesit dalam dirinya.
Penderita depresi mayor harus segera mendapat pertolongan medis, biasanya diobati dengan psikoterapi dan obat-obatan. Untuk beberapa orang dengan depresi berat yang tidak berkurang dengan psikoterapi atau obat antidepresan, terapi kejang listrik menjadi pilihan yang cukup efektif.
Gejala gangguan depresi mayor
Meskipun depresi mungkin terjadi hanya sekali seumur hidup, orang biasanya memiliki beberapa episode atau kejadian. Selama episode ini, gejalanya terjadi hampir sepanjang hari bahkan setiap hari. Gejala tersebut yaitu:
- Perasaan sedih, air mata, kekosongan atau keputusasaan
- Ledakan kemarahan, mudah marah atau frustrasi bahkan untuk hal-hal kecil
- Kehilangan minat atau kesenangan dalam sebagian besar atau semua aktivitas normal, seperti seks, hobi, atau olahraga
- Gangguan tidur, termasuk insomnia atau terlalu banyak tidur
- Kelelahan dan kekurangan energi, sehingga tugas-tugas kecil pun membutuhkan usaha ekstra
- Berkurangnya nafsu makan dan penurunan berat badan, atau meningkatnya keinginan untuk makan hingga penambahan berat badan
- Kecemasan, agitasi atau kegelisahan
- Kemampuan berpikir lambat, begitu juga dengan berbicara dan gerakan tubuh
- Perasaan tidak berharga atau bersalah
- Terpaku pada kegagalan masa lalu atau menyalahkan diri sendiri
- Kesulitan berpikir, berkonsentrasi, membuat keputusan dan mengingat sesuatu
- Pikiran kematian yang sering atau berulang, pikiran untuk bunuh diri atau usaha bunuh diri
- Masalah fisik yang tidak dapat dijelaskan, seperti sakit punggung atau sakit kepala
Bagi banyak orang dengan depresi, gejala biasanya cukup parah sehingga kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari seperti pekerjaan, sekolah, kegiatan sosial atau hubungan dengan orang lain.
Beberapa orang mungkin merasa sengsara atau tidak bahagia tanpa benar-benar mengetahui alasannya.
Jenis gangguan depresi mayor
Ada beberapa jenis gangguan depresi mayor, dan masing-masing memiliki gejala yang sedikit berbeda yang mungkin terjadi pada waktu tertentu atau seasonal dalam kehidupan seseorang.
Jenis gangguan depresi mayor meliputi:
- Depresi berat dengan pola musiman: Seseorang mungkin mengalami bentuk depresi ini di bulan-bulan musim mendung dan kurangnya sinar matahari.
- Gangguan depresi mayor dengan onset peripartum: Hingga 6% wanita akan mengalami episode depresi selama kehamilan atau pada tahun pertama setelah melahirkan.
- Gangguan depresi mayor dengan ciri psikotik: Seseorang mengalami delusi atau halusinasi di samping gejala depresi lainnya.
Mengapa seseorang bisa mengidap gangguan depresi mayor
Alasan seseorang mengidap gangguan depresi mayor sangat bervariasi, perlu pemeriksaan khusus untuk mengetahui penyebabnya secara pasti. Beberapa ahli psikologi menyimpulkan kemungkinan yang menyebabkan seseorang depresi, yaitu:
- Penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan minuman keras sampai kecanduan
- Terserang penyakit fisik seperti kanker atau hipotiroidisme, yang mengharuskan pengobatan seumur hidup
- Mengonsumsi obat-obatan tertentu seperti steroid
- Mengalami trauma masa lalu seperti kekerasan dalam rumah tangga atau penyiksaan saat masih kanak-kanak, baik secara fisik, mental, dan seksual
- Ditinggal oleh orang tercinta, baik itu meninggal dunia, berpisah, atau bercerai
- Dikucilkan atau diasingkan oleh orang-orang sekitar
- Memiliki masalah besar yang mengubah hidup, seperti terlilit utang
- Mengalami perubahan besar dalam hidup, seperti dipecat dari pekerjaan, pensiun, dan sebagainya.
Pengobatan depresi mayor bisa dilakukan dengan terapi dan konsumsi obat-obatan yang diresepkan dokter. Lama pengobatan mungkin disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisi masing-masing penderita.
Perlu kamu ketahui bahwa gangguan depresi mayor bisa menyerang siapa saja mulai dari anak-anak, remaja, hingga dewasa baik itu perempuan maupun laki-laki.
Sebaiknya jangan sepelekan saat anak-anak dan remaja yang mengalaminya, orangtua perlu lebih peka terhadap perubahan kondisi dan perilakunya.