Ciri-ciri Masa Subur Wanita, Jangan Sampai Kelewatan
Masa subur adalah hari ketika sel telur dilepaskan dari ovarium (ovulasi), didorong ke bawah tuba falopi, dan siap untuk dibuahi.
Karena siap untuk dibuahi maka tidak heran jika masa subur menjadi waktu terbaik bagi kamu yang menanti-nantikan kehamilan.
Terlebih lagi ketika dokter telah mengatakan bahwa peluang kehamilan mencapai titik paling tinggi saat ovulasi maka penting untuk mengetahui masa subur.
Kamu dapat menghitung masa subur, menggunakan alat prediksi kesuburan, atau dengan memahami ciri-ciri dari masa subur itu sendiri.
Cara menghitung masa subur
Dapat diukur berdasarkan siklus menstruasi wanita, masa subur atau ovulasi dapat terjadi pada hari yang berbeda setiap bulannya.
Biasanya, siklus menstruasi wanita terjadi antara 28-32 hari namun, bisa saja lebih singkat ataupun lebih lama.
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, jika siklus bulanan wanita adalah 28 hari maka ovulasi terjadi sekitar 14 hari sebelum menstruasi berikutnya tiba.
Secara umum, ovulasi dapat diketahui dengan cara menghitung 12-16 hari sebelum menstruasi berikutnya.
Kebanyakan, ovulasi terjadi di hari ke-11 hingga hari ke-21 di mana, hari-hari tersebut dihitung dari hari pertama menstruasi.
Disamping itu, untuk memudahkan kamu yang ingin mengetahui masa subur, kamu dapat menggunakan alat prediksi kesuburan atau dengan mencatat jadwal menstruasi yang dibantu dengan kalender masa subur.
Sebelum menggali lebih dalam mengenai alat prediksi kesuburan dan kalender masa subur, yuk, kenali ciri-ciri atau tanda-tanda dari masa subur.
Tanda-tanda puncak masa subur
Sama seperti menjelang periode menstruasi yang memiliki gejalanya sendiri, masa subur juga memiliki ciri khas tersendiri.
Dengan mengetahui tanda-tanda ovulasi, akan lebih mudah bagi kamu untuk menentukan hari ovulasi yang tepat setiap bulannya.
Berikut beberapa tanda masa subur:
Kram ringan atau nyeri baik di perut atau panggul bagian bawah
Ketika ovulasi berlangsung, folikel ovarium yang menampung telur akan mengalami pertumbuhan dan perluasan yang cepat.
Pergerakan atau peregangan inilah yang dapat menyebabkan nyeri seperti kram.
Walaupun tidak semua wanita mengalami kram selama ovulasi, kram saat ovulasi atau disebut mittelschmerz juga dapat disebabkan oleh iritasi pada lapisan perut dan panggul dari darah, cairan, atau sel-sel lain yang menyertai ovulasi.
1. Perubahan cairan serviks
Bila ovulasi sudah dekat, carian serviks akan mengalami perubahan. Kamu bisa memproduksi cairan atau lendir serviks yang menyerupai putih telur.
Cairan ini akan membantu sel sperma bergerak menuju serviks untuk membuahi sel telur. Jadi, carian serviks ini dapat diartikan sebagai penjaga yang menjaga sel sperma tetap sehat selama perjalanannya menuju serviks.
2. Perubahan suhu basal tubuh
Wanita dapat melacak suhu basal tubuh untuk mengetahui kapan ovulasi dimulai. Biasanya suhu tubuh akan turun sedikit sebelum ovarium melepaskan sel telur. Lalu, 24 jam setelahnya, suhu tubuh akan meningkat dan terjaga selama beberapa hari.
Sebelum ovulasi, rata-rata suhu basal tubuh wanita adalah 36,1°C dan 36,4°C. Setelah ovulasi, suhu basal tubuh meningkat menjadi 36,4°C hingga 37°C. Jadi, wanita akan mengalami peningkatan suhu rata-rata sebesar 0,4-0,8°C.
3. Dorongan seks meningkat
Dikenal sebagai libido, peningkatan libido berkaitan dengan hormon estrogen yang tinggi pada hari-hari sebelum ovulasi. Setelah hari ovulasi, kadar estrogen menjadi turun, begitu pula dengan dorongan seks.
Setiap wanita tentu memiliki ciri-ciri masa subur yang berbeda-beda. Apabila kamu ingin meyakinkan diri dan memastikan, kamu dapat memantau kesuburan dengan menggunakan alat prediksi kesuburan.
Alat prediksi kesuburan
Apabila kamu ingin memastikan masa subur yang tepat, kamu bisa menggunakan alat prediksi kesuburan atau ovulasi.
Alat bantu kesuburan akan mengukur kadar hormon tertentu seperti hormon luteinizing (LH) dalam urin dan menentukan hari ovulasimu.
Tingkat LH yang tinggi memicu pelepasan sel telur. Jika hasil tes positif maka ovulasi akan terjadi dalam 24-48 jam ke depan.
Apabila kamu tertarik dengan alat prediksi kesuburan, kamu dapat membeli alat ini di apotek, klinik, ataupun supermarket.
Namun, kamu juga bisa mengetahui masa subur dengan cara mencatat jadwal menstruasi yang dibantu oleh kalender masa subur.
Kalender masa subur
Periode menstruasi setiap wanita tentu berbeda-beda bukan hanya berdasarkan individunya melainkan juga setiap bulannya.
Kalender masa subur akan menghitung hari ovulasi berdasarkan periode menstruasi yang kurang lebih seperti berikut ini:
- Hari 1-7: Hari menstruasi dinyatakan sebagai hari yang paling tidak subur
- Hari 8-9: Hari pasca-menstruasi memiliki kemungkinan untuk hamil
- Hari 10-14: Hari sekitar ovulasi adalah hari yang paling subur
- Hari 15-16: Hari pasca-ovulasi memiliki kemungkinan untuk hamil, sama seperti hari pasca-menstruasi
- Hari 17-28: Terjadi penebalan lapisan rahim. Oleh karena itu hari 17-28 dikatakan sebagai hari yang tidak subur dan tidak memungkinkan untuk hamil.
Apabila kamu masih bingung, berterima kasihlah dengan perkembangan teknologi. Kamu bisa menggunakan aplikasi yang akan memudahkanmu dalam mengetahui kapan masa suburmu dimulai.
Memaksimalkan masa subur
Untuk memaksimalkan peluang kehamilan pada masa subur, kamu dapat mengatur waktu hubungan seksual.
Peluang kehamilan pada 2-3 hari menjelang atau saat ovulasi memberikan peluang kehamilan sebesar 20-30%.
Usaha lain yang dapat kamu lakukan untuk meningkatkan peluang masa subur adalah sebagai berikut:
1. Hindari merokok
Rokok yang mengandung tembakau dapat mengurangi tingkat kesuburan dan berdampak pada kesehatan.
2. Batasi asupan alkohol
Baik pria maupun wanita, asupan alkohol yang berlebihan dapat mengurangi tingkat kesuburan.
3. Mempertahankan berat badan normal
Kelebihan berat badan ataupun kekurangan berat badan berdampak pada ovulasi yang tidak teratur. Konsumsilah makanan bergizi dan lakukanlah diet yang sehat.
4. Hindari stress
Ovulasi dapat dipengaruhi oleh stress, pintar-pintarlah mengatur dan mengalihkan rasa stress.
Kamu bisa mulai dengan olahraga ringan, menghabiskan waktu dengan keluarga atau teman, menyeimbangkan kehidupan pribadi dengan pekerjaan, dan istirahatlah yang cukup.
Pola hidup yang sehat tentu dapat mempengaruhi tingkat kesuburan. Oleh karena itu, kesehatan tidak hanya penting bagi wanita melainkan juga pria.
Pasangan yang sehat dan subur memungkinkan tingkat keberhasilan pembuahan meningkat.
Penulis: Joselyn Gomulya