cara marah yang elegan

Kamu pasti pernah merasa kesulitan saat menghadapi anak yang sedang marah atau tantrum. Cara mengontrol emosi pada anak memang bukan hal yang mudah, tapi dengan pendekatan yang tepat, kamu bisa membantu mereka belajar mengelola perasaan mereka. 

Artikel ini akan membahas cara-cara efektif untuk mengontrol emosi pada anak, sekaligus membantu kamu menjadi orang tua yang lebih sabar dan pengertian.

Cara Mengontrol Emosi pada Anak

Menyesal setelah memarahi anak

Berikut ini poin-poin pembahasan mengenai cara mengontrol emosi pada anak supaya tidak terpancing emosi. 

1. Pahami Perasaan Anak

Langkah pertama dalam mengontrol emosi pada anak adalah dengan memahami apa yang mereka rasakan. Anak-anak sering kali belum bisa mengekspresikan emosi mereka dengan baik, sehingga mereka cenderung menangis, marah, atau bertindak berlebihan.

Cobalah untuk mendekati anak dengan empati. Kamu bisa berkata, “Kamu kelihatan sedih, apa yang terjadi?” atau “Mama/Papa lihat kamu marah, mau cerita?” Dengan menunjukkan perhatian, kamu membantu anak merasa didengar dan dipahami.

2. Tetap Tenang

Saat anak sedang emosi, penting bagi kamu untuk tetap tenang. Jika kamu ikut terbawa emosi, situasi bisa semakin tidak terkendali. Tarik napas dalam-dalam dan ingatkan dirimu sendiri bahwa anak masih belajar mengelola emosinya.

Cobalah untuk memberikan waktu sejenak bagi dirimu sendiri jika perlu. Kamu bisa berkata, “Mama/Papa butuh waktu sebentar untuk tenang, nanti kita bicara lagi.” Ini juga menjadi contoh yang baik bagi anak tentang bagaimana mengatur emosi.

3. Ajarkan Anak Mengenal Emosi

Anak perlu belajar mengenali emosi mereka agar bisa mengelolanya dengan lebih baik. Kamu bisa membantu mereka dengan mengenalkan nama-nama emosi, seperti marah, sedih, takut, atau senang. Misalnya, ketika anak tampak frustrasi, kamu bisa berkata, “Sepertinya kamu merasa kesal karena mainannya rusak.”

Kamu juga bisa menggunakan buku cerita atau permainan yang membantu anak memahami berbagai macam emosi. Semakin mereka mengenali perasaan mereka, semakin mudah bagi mereka untuk mengendalikannya.

4. Beri Anak Pilihan

Kadang-kadang, emosi anak muncul karena mereka merasa tidak punya kendali atas situasi. Memberikan pilihan sederhana dapat membantu mereka merasa lebih dihargai. Misalnya, jika anak marah karena tidak ingin makan, kamu bisa menawarkan pilihan, “Kamu mau makan sekarang atau lima menit lagi?”

Dengan memberi pilihan, kamu membantu anak merasa memiliki kontrol atas keputusan mereka, sehingga emosi mereka lebih mudah dikelola.

5. Tetapkan Batasan dengan Kasih Sayang

Batasan yang jelas dan konsisten sangat penting untuk membantu anak memahami perilaku yang diterima dan yang tidak. Namun, tetapkan batasan ini dengan cara yang penuh kasih sayang. Misalnya, jika anak memukul, kamu bisa berkata, “Mama/Papa tidak suka kalau kamu memukul. Kalau kamu marah, kamu bisa bilang, ‘Aku marah!'”

Batasan yang tegas namun lembut membantu anak memahami konsekuensi dari tindakan mereka tanpa merasa dihukum secara emosional.

Soal Clash of Champions Rumit, Seperti Apa Parenting kepada Pemenang?

6. Gunakan Teknik Pernapasan Bersama

Teknik pernapasan adalah cara sederhana namun efektif untuk membantu anak menenangkan diri. Saat anak mulai terlihat marah atau frustrasi, ajak mereka melakukan pernapasan dalam bersama.

Kamu bisa berkata, “Ayo kita tarik napas dalam-dalam. Tarik napas… tahan… lalu hembuskan perlahan.” Ulangi beberapa kali hingga anak merasa lebih tenang. Dengan rutin melakukannya, anak akan belajar menggunakan teknik ini secara mandiri.

7. Alihkan Perhatian Anak

Cara menahan emosi pada anak juga bisa dilakukan dengan mengalihkan perhatian anak. Anak-anak, terutama yang masih kecil, mudah teralihkan perhatiannya. Jika anak sedang emosi, cobalah mengalihkan fokus mereka ke sesuatu yang menyenangkan. Kamu bisa mengajak mereka bermain, mendengarkan musik, atau membaca buku favorit mereka.

Namun, pastikan bahwa pengalihan ini tidak menjadi cara untuk menghindari masalah. Setelah anak tenang, kamu tetap perlu mendiskusikan apa yang terjadi dan bagaimana cara mengatasinya di masa depan.

8. Berikan Contoh yang Baik

Anak-anak belajar banyak dari apa yang mereka lihat. Jika kamu ingin anak mampu mengontrol emosinya, tunjukkan bagaimana kamu mengelola emosimu sendiri. Misalnya, saat kamu merasa marah, katakan kepada anak, “Mama/Papa sedang kesal, jadi Mama/Papa akan tarik napas dalam-dalam dulu supaya tenang.”

Dengan memberi contoh yang baik, kamu membantu anak memahami bahwa emosi adalah hal yang normal dan bisa dikelola dengan cara yang sehat.

9. Hargai Usaha Anak

Ketika anak berhasil mengontrol emosinya, berikan pujian atas usaha mereka. Misalnya, kamu bisa berkata, “Mama/Papa bangga karena tadi kamu memilih untuk bicara daripada berteriak.” Penghargaan seperti ini akan memotivasi anak untuk terus belajar mengelola emosinya.

Namun, pastikan pujian yang kamu berikan spesifik dan tulus. Hindari pujian yang terlalu umum, seperti “Kamu anak baik,” tanpa menjelaskan apa yang mereka lakukan dengan baik.

10. Luangkan Waktu untuk Bermain dan Berbicara

Anak-anak yang merasa dekat dengan orang tuanya cenderung lebih mudah mengelola emosi. Luangkan waktu untuk bermain, berbicara, atau melakukan aktivitas yang mereka sukai. Dengan begitu, kamu membangun hubungan yang kuat dan penuh kepercayaan dengan anak.

Waktu berkualitas ini juga membantu anak merasa lebih aman dan dihargai, sehingga mereka lebih jarang merasa frustrasi atau marah.

Wajarkah Menyesal Setelah Memarahi Anak?

Kesimpulan

Mengontrol emosi pada anak membutuhkan kesabaran, empati, dan konsistensi. Dengan memahami perasaan anak, mengajarkan mereka cara mengenali emosi, dan memberi contoh yang baik, kamu bisa membantu mereka tumbuh menjadi individu yang lebih matang secara emosional. Ingat, setiap anak adalah unik, jadi temukan pendekatan yang paling cocok untuk mereka. Dengan usaha yang konsisten, kamu tidak hanya membantu anak mengelola emosinya, tetapi juga menciptakan hubungan yang lebih harmonis di dalam keluarga.

Share artikel ini
Reference