menstruasi pada wanita

Menstruasi adalah proses alami yang terjadi pada tubuh perempuan sebagai bagian dari sistem reproduksi. Kalau kamu perempuan, istilah ini pasti sudah akrab—biasanya disebut juga “haid” atau “datang bulan”.

Tapi, tahukah kamu apa yang sebenarnya terjadi di tubuhmu saat menstruasi? Yuk, bahas bareng-bareng supaya kamu benar-benar paham dan bisa menjaga tubuhmu lebih baik.

Apa Itu Menstruasi? 

Menstruasi adalah keluarnya darah dari vagina yang menandai bahwa tubuhmu sedang melewati satu siklus reproduksi. Darah ini bukan darah luka, tapi hasil peluruhan lapisan dalam rahim (endometrium).

Setiap bulan, tubuhmu menyiapkan dinding rahim agar bisa menampung sel telur yang sudah dibuahi. Kalau ternyata tidak ada pembuahan, lapisan itu akan luruh dan keluar dalam bentuk darah haid.

Sederhananya, menstruasi adalah cara tubuhmu “mereset” diri untuk memulai siklus baru. Proses ini biasanya berlangsung antara 3 sampai 7 hari.

Bagaimana Siklus Menstruasi Terjadi?

Siklus menstruasi umumnya terjadi setiap 21–35 hari, dan dibagi menjadi empat fase utama:

Fase Menstruasi (Hari 1–5)

Ini adalah masa keluarnya darah dari rahim. Kamu mungkin merasakan kram, pegal, atau perubahan suasana hati. Itu karena rahim sedang berkontraksi untuk mengeluarkan lapisan endometrium.

Fase Folikuler (Hari 1–13)

Pada fase ini, hormon estrogen meningkat dan beberapa folikel di ovarium mulai berkembang. Salah satu folikel akan matang menjadi sel telur. Kamu biasanya merasa lebih energik di fase ini.

Fase Ovulasi (Hari 14)

Fase ini adalah puncak kesuburan. Ovarium melepaskan sel telur matang. Kalau kamu berhubungan intim di fase ini, kemungkinan hamil akan lebih tinggi. Lendir serviks juga biasanya jadi lebih cair dan licin.

Fase Luteal (Hari 15–28)

Setelah ovulasi, hormon progesteron meningkat untuk mempersiapkan rahim menerima sel telur yang sudah dibuahi. Kalau tidak terjadi pembuahan, kadar hormon akan menurun, dan tubuhmu bersiap untuk haid berikutnya.

Diagram Siklus Menstruasi

diagram siklus menstruasi

Untuk membantu kamu membayangkan bagaimana hormon bekerja selama siklus, lihat diagram berikut ini:

Diagram ini menunjukkan bagaimana kadar estrogen meningkat menjelang ovulasi dan progesteron naik setelahnya. Dua hormon ini memengaruhi suasana hati, energi, bahkan kondisi kulitmu sepanjang bulan.

Tanda-Tanda Menstruasi Akan Datang

Kamu bisa memperkirakan haid akan segera datang dari beberapa tanda berikut:

  • Payudara terasa kencang atau nyeri

  • Perut terasa kembung

  • Suasana hati mudah berubah (mood swing)

  • Nafsu makan meningkat

  • Timbul jerawat

  • Sakit kepala atau nyeri punggung bawah

Tanda-tanda ini disebut PMS (Premenstrual Syndrome) dan merupakan hal yang wajar. Namun, intensitasnya bisa berbeda-beda untuk setiap perempuan.

Warna dan Volume Darah Menstruasi

Warna darah menstruasi bisa bervariasi tergantung kondisi tubuh dan lamanya aliran darah:

  • Merah terang: darah segar, biasanya muncul di awal haid.

  • Merah tua: darah yang sudah bercampur jaringan rahim.

  • Coklat tua atau kehitaman: darah lama yang baru keluar di akhir periode.

Volume darah normal biasanya sekitar 30–80 ml per siklus, atau sekitar 3–5 pembalut per hari. Kalau darahmu terlalu banyak atau terlalu sedikit, sebaiknya kamu mulai mencatat polanya untuk evaluasi lebih lanjut.

Gangguan yang Bisa Terjadi Saat Menstruasi

Beberapa gangguan menstruasi yang umum dialami perempuan antara lain:

  • Dismenore: nyeri haid hebat sampai mengganggu aktivitas.

  • Amenore: tidak haid selama 3 bulan berturut-turut.

  • Menoragia: darah haid sangat banyak atau lebih dari 7 hari.

  • PMS berat (PMDD): perubahan mood ekstrem dan gejala fisik parah menjelang haid.

Gangguan ini bisa terjadi karena faktor hormon, stres, berat badan tidak stabil, atau kondisi medis seperti PCOS dan endometriosis.

Tips Menjaga Kesehatan Saat Menstruasi

Apa yang dimaksud menstruasi

Supaya tubuh tetap nyaman saat haid, berikut beberapa tips yang bisa kamu coba:

1. Gunakan pembalut yang bersih dan nyaman. Ganti setiap 4–6 jam untuk mencegah infeksi.

2. Konsumsi makanan sehat. Perbanyak sayur, buah, dan air putih. Kurangi makanan tinggi gula dan kafein.

3. Tetap aktif. Olahraga ringan seperti yoga atau jalan kaki dapat mengurangi kram perut.

4. Cukup tidur dan hindari stres. Kurang tidur dapat memperparah gejala PMS.

5. Catat siklus haidmu. Gunakan aplikasi atau kalender agar kamu bisa memantau pola dan perubahan tubuhmu.

Kapan Perlu ke Dokter?

Meskipun menstruasi adalah hal alami, ada beberapa tanda yang menunjukkan bahwa kamu perlu segera konsultasi ke dokter:

  • Tidak haid selama 3 bulan berturut-turut (bukan karena hamil).

  • Haid datang sangat sering (kurang dari 21 hari) atau sangat jarang (lebih dari 45 hari).

  • Darah haid keluar sangat banyak hingga mengganti pembalut setiap 1–2 jam.

  • Nyeri haid yang sangat hebat sampai tidak bisa beraktivitas.

  • Timbul darah di luar jadwal haid (misalnya setelah berhubungan intim).

  • Siklus haid disertai demam, pusing, atau kelelahan ekstrem.

Gejala-gejala tersebut bisa jadi pertanda adanya ketidakseimbangan hormon, kista ovarium, atau infeksi rahim. Pemeriksaan medis akan membantu menemukan penyebab pastinya dan menentukan pengobatan yang tepat.

Sadari Tubuhmu #NeverSettleforLess

Menstruasi bukan sekadar tanda biologis, tapi bagian penting dari kesehatan perempuan. Dengan memahami siklus haidmu, kamu bisa lebih peka terhadap perubahan tubuh dan mengenali tanda-tanda yang tidak normal lebih cepat.

Jadi, mulai sekarang jangan hanya menandai tanggal haid, tapi pahami juga pola emosimu, perubahan tubuh, dan keseimbangan hormonmu. Menstruasi bukan hal yang tabu, justru tanda bahwa tubuhmu bekerja dengan luar biasa.

Kamu bisa menggunakan pembalut berbahan organik dan tanpa bahan kimia tambahan untuk mencegah iritasi, gatal, dan keputihan. Dengan bahan 100% kapas organik, pembalut Yoona lebih aman dan baik untuk kesehatan miss v. Desainnya yang nyaman serta lapisan berpori membuat pembalut ini nyaman digunakan tanpa mengganggu aktivitas harian kamu.

Share artikel ini