Apa Itu Vaginosis Bakterialis? Kenali Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobatinya
Vagina adalah sistem reproduksi wanita yang perlu dijaga kebersihan dan kesehatannya karena berpengaruh kepada kesuburan.
Namun, saat ini banyak sekali penyakit yang menyerang vagina seperti vaginosis bakterialis. Kira-kira, apa itu vaginosis bakterialis?
Vaginosis bakterialis merupakan salah satu jenis infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Pada dasarnya, vagina memiliki bakteri baik di dalamnya.
Namun, jika keseimbangan jumlah bakteri terganggu, maka akan terjadi vaginosis bakterialis.
Sebagai salah satu jenis penyakit yang menyerang sistem reproduksi, apakah penyakit itu berbahaya? Apa saja penyebabnya?
Di artikel kali ini, kita akan membahas mengenai apa itu vaginosis bakterialis, gejala, penyebab, hingga cara mengobatinya. Yuk, disimak!
Apa itu vaginosis bakterialis?
Mengutip dari CDC, vaginosis bakterialis adalah infeksi yang terjadi saat adanya terlalu banyak bakteri tertentu di bagian vagina sehingga mengganggu keseimbangan bakteri sehat yang ada di sistem reproduksi.
Pada dasarnya, gangguan ini sangat umum terjadi pada wanita yang berusia 15-44 tahun dengan cara penyebaran melalui aktivitas seksual.
Selain itu, vaginosis bakterialis juga bisa menyebabkan vagina seseorang menjadi bau amis dan iritasi.
Menurut Cleveland Clinic, semua wanita berisiko terinfeksi vaginosis bakterialis meski tidak aktif melakukan hubungan seksual. Namun, risiko paling tinggi tetap pada wanita yang aktif berhubungan seksual.
Gejala vaginosis bakterialis
Lantas, apakah ada gejala vaginosis bakterialis yang akan dialami penderitanya?
Sejatinya, penderita vaginosis bakterialis tidak memiliki gejala khusus, tetapi berikut ini beberapa ciri-ciri yang mungkin akan dialami sang penderita:
- Bau vagina yang amis dan busuk terutama setelah berhubungan seksual
- Rasa gatal dan terbakar di vagina dan daerah sekitarnya
- Rasa terbakar saat buang air kecil
- Keputihan berwarna putih keabu-abu
Namun, vaginosis bakterialis ini berbeda dengan infeksi jamur di vagina, ya.
Salah satu perbedaannya adalah vaginosis memiliki tanda keputihan yang berbau amis, sedangkan infeksi jamur biasanya memiliki bau yang tidak terlalu menyengat.
Penyebab vaginosis bakterialis
Vagina memiliki kumpulan flora atau berbagai jenis bakteri alami (disebut microbiome), sama seperti saluran pencernaan.
Terjadinya vaginosis bakterialis ini disebabkan karena adanya pertumbuhan beberapa bakteri yang lebih cepat dibandingkan yang lainnya.
Akibatnya, keseimbangan flora alami pada vagina pun menjadi terganggu.
Namun, ada beberapa faktor lainnya yang membuat risiko seseorang terkena vaginosis bakterialis semakin tinggi lho, seperti:
1. Douching
Douching adalah membilas bagian vagina menggunakan cairan pembersih. Hal tersebut tidak disarankan untuk dilakukan karena bisa membunuh adanya bakteri baik di dalam vagina wanita.
Jika kamu rutin melakukannya, hal tersebut bisa menyebabkan pertumbuhan bakteri anaerob yang berlebih sehingga terjadilah vaginosis bakterialis.
Pada dasarnya, vagina bisa membersihkan dirinya secara alami sehingga kamu tidak perlu menggunakan bahan pembersih, ya.
2. Sering melakukan hubungan seksual berganti-ganti pasangan
Meskipun tidak selalu menjadi alasan utama, namun risiko wanita yang kerap berganti pasangan saat berhubungan seksual juga berpengaruh untuk terkena vaginosis bakterialis.
3. Kekurangan bakeri lactobacilli
Nah, bakteri lactobacilli adalah salah satu jenis bakteri baik yang ada di vagina. Kalau area vaginamu tidak menghasilkan banyak lactobacilli, maka bakteri patogen akan berkembang dan merusak flora normal lain pada vagina.
Cara mengobati vaginosis bakterialis
Lalu, apakah ada cara tertentu untuk mengobati seseorang yang menderita vaginosis bakterialis?
Menurut Mayo Clinic, berikut ini jenis obat sebagai cara mengobati vaginosis bakterialis yang mungkin akan direkomendasikan oleh dokter.
- Metronidazole
- Clindamycin
- Tinidazole
- Secnidazole
Namun jika kamu tidak menderita vaginosis bakterialis, ada beberapa cara yang bisa kamu usahakan untuk mengurangi risiko terkena infeksi tersebut, lho.
- Hindari penggunaan sesuatu yang membuat vagina menjadi iritasi seperti tampon yang memiliki wewangian. Jadi, usahakan untuk memakai pembalut organik tanpa tambahan pewangi, ya.
- Hindari melakukan douche atau membersihkan vagina menggunakan cairan pembersih tertentu, karena bisa mengganggu keseimbangan bakteri baik yang ada di dalam vagina.
- Menggunakan pelindung saat melakukan hubungan seksual agar meminimalisir adanya risiko infeksi menular seksual.
Jadi, itu dia pembahasan mengenai apa itu vaginosis bakterialis, gejalanya, penyebab, cara mengobati, hingga tips menghindarinya.
Seperti kata pepatah, lebih baik mencegah daripada mengobati. Nah, kamu bisa mengikuti tips mencegah di atas agar menurunkan risiko terkena vaginosis bakterialis, ya.