apa itu tantrum

Tantrum yang berlebihan adalah ledakan emosi yang disebabkan oleh kemarahan dan frustrasi. Tantrum biasanya dimulai sekitar usia 12 hingga 18 bulan dan mencapai puncaknya pada usia 2 tahun.

Lantas, apa itu tantrum? dan apa saja penyebabnya? Yuk simak selengkapnya di bawah ini!

Apa itu tantrum?

Tantrum adalah perilaku anak yang menangis histeris hingga sulit untuk ditenangkan. Padahal, tantrum bisa disertai dengan aktivitas motorik, seperti memukul, membanting barang, atau berguling-guling di lantai.

Tantrum bisa dialami oleh sebagian anak dan seringkali membuat orang tua panik. Karena panik, orang tua bisa melakukan berbagai cara yang tidak tepat untuk menenangkan anaknya.

Jika ditangani dengan cara yang tidak tepat, sikap anak yang sulit ditenangkan ini bisa muncul berulang kali.

Tantrum pada anak

Tantrum pada anak adalah kondisi saat anak mengekspresikan emosinya dalam bentuk menangis, tidak menurut, bahkan berteriak. Namun, kamu tidak perlu khawatir. Hal ini merupakan hal yang lumrah yang juga dialami oleh banyak anak lainnya.

Tantrum umumnya terjadi oleh anak usia 2-3 tahun. Tantrum pada anak biasanya dialami oleh anak yang sedang dalam proses belajar berbicara. Mereka akan melampiaskan emosinya dalam bentuk marah, berteriak dll jika lingkungan mereka tidak mengerti apa yang mereka maksud atau inginkan.

Tantrum pada anak sebenarnya tidak berbahaya. Namun, bagi kamu orang tua perlu mengetahui hal-hal tentang tantrum.

Penyebab anak tantrum

Tantrum pada anak biasanya disebabkan oleh kondisi lingkungan atau orang-orang di sekitarnya yang tidak mengerti apa yang diinginkannya. Hal ini didukung dengan kondisi anak yang tidak bisa atau tidak lancar berbicara sehingga anak tidak dapat menyampaikan apa yang diinginkannya.

Hal lain yang menyebabkan anak tantrum biasanya karena posisi anak tidak nyaman, lapar dan lelah. Selain itu, hal lain yang juga dapat memicu tantrum pada anak adalah karena ingin mencari perhatian dari orang-orang di sekitarnya atau karena orang tuanya terlalu memanjakan.

Ciri anak tantrum

Berikut berbagai ciri anak tantrum, antara lain:

  • Merengek
  • Menangis, menjerit dan berteriak
  • Menendang dan memukul
  • Menahan napas
  • Mencubit
  • Menggigit
  • Menegangkan dan meronta-ronta tubuh mereka

Cara menghadapi anak tantrum

Ada berbagai cara menghadapi anak tantrum, kamu bisa mencoba cara berikut ini:

1. Beri pelukan pada anak

Pada saat beraktivitas di luar rumah, kemungkinan anak mengalami tantrum akan lebih besar. Seperti orang tua yang mengamuk di tempat umum, merupakan hal yang dapat mengganggu aktivitas mereka.

Selain itu, tantrum pada anak yang terjadi di tempat umum dapat memicu emosi orang tua. Memeluk anak dapat membuat anak lebih tenang dan nyaman serta dapat meredakan tantrum.

2. Siapkan ‘senjata’ yang menjadi kebutuhan saat di luar rumah

Jika kamu sering membawa anak keluar rumah, kamu perlu menyiapkan ‘senjata’ yang bisa menjadi penangkal amukannya. Jika si kecil menyukai permainan tertentu, bawalah mainan itu bersamanya.

3. Buat aturan sederhana untuk si kecil

Selanjutnya, kamu bisa membuat aturan sederhana untuk si kecil. Misalnya, ketika kamu pergi berbelanja di supermarket, kamu perlu membuat aturan dengan menjelaskan kepada anak kamu bahwa tujuan kamu pergi ke pasar super adalah untuk membeli sabun, bukan hanya permainan untuk si kecil.

Cara mengatasi anak tantrum

Jangan panik, dan sebisa mungkin tahan emosi kamu saat mengatasi anak tantrum. Kamu bisa mencobanya dengan cara berikut ini:

1. Tetap tenang

Sangat penting untuk tetap tenang. Jika memungkinkan, jangan biarkan kemarahan anak kamu mengganggu apa yang kamu lakukan, dan jangan balas marah kepada anak.

Melakukan hal itu dapat membuat anak belajar bahwa ini bukanlah cara yang efektif untuk mendapatkan perhatian kamu atau mendapatkan apa yang mereka inginkan. Tunggu beberapa saat hingga mereka tenang, begitu amukan mereda kamu bisa menangani anak.

2. Abaikan amukan

Jika memungkinkan, berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Jika anak kamu berada di tempat di mana kamu merasa sulit untuk mengabaikannya, tinggalkan ruangan.

Namun, perilaku tertentu tidak bisa diabaikan. Misalnya saja memukul orang lain, dan melempar benda yang ada di dekatnya sehingga menimbulkan kerusakan atau berteriak-teriak.

Dalam situasi ini, jauhkan anak kamu dari lingkungan, bersama dengan benda-benda yang dapat membahayakan. Jelaskan secara lisan bahwa perilaku seperti itu tidak dapat diterima.

3. Bawa anakmu pergi

Jika kamu di rumah dan anak kamu tidak bisa tenang, coba ajak mereka keluar. Bawa mereka ke ruangan lain dan singkirkan apa pun yang dapat mengalihkan perhatian mereka.

Jika kamu berada di tempat umum, abaikan amukannya kecuali anak kamu dalam bahaya, berpotensi melukai diri sendiri atau orang lain. Jika sesuatu yang berbahaya dapat terjadi, respons terbaik yang dapat kamu ambil adalah menghentikan apa yang kamu lakukan dan kemudian membawa anak kamu pergi.

4. Coba teknik pengalihan

Terkadang penglihatan bekerja dengan menawarkan anak kamu aktivitas atau objek lain, seperti buku atau mainan, atau membuat wajah konyol.

Dapat mengidentifikasi apakah anak kamu frustrasi. Memberi tahu anak bahwa kamu memahami emosi mereka terkadang dapat membantu mereka tenang, terutama jika mereka mencari perhatian.

5. Jangan pukul anak

Saat anak sedang tantrum, jangan menggunakan kekerasan seperti memukul karena bisa memperburuk keadaan. Jika memungkinkan, cobalah untuk mengabaikannya. Jika anak berada di tempat yang aman, kamu bisa berpura-pura meninggalkannya.

Namun, ketika anak menendang atau memukul orang lain, tentunya kamu tidak boleh mengabaikannya karena bisa berbahaya. Beri dia peringatan tegas bahwa ini tidak boleh dilakukan.

Share artikel ini
Reference