self harm adalah

Pernahkah kamu mendengar istilah self harm? Secara sederhana, istilah tersebut mengacu kepada tindakan seseorang untuk menyakiti dirinya sendiri. Hal ini terjadi karena seseorang ingin melampiaskan emosi batinnya, seperti marah, stres, dan kecewa.

Bagi orang yang sering melakukan tindakan ini, menyakiti diri sendiri dianggap dapat membantu mereka mengungkapkan perasaan yang tidak dapat mereka ungkapkan, sekaligus menjadi cara untuk menghukum diri mereka sendiri karena mereka menganggap dirinya “gagal”. Untuk lebih detailnya, simak pembahasannya berikut ini! 

Pengertian self harm

Self harm adalah tindakan yang menyakiti diri sendiri yang dipercaya oleh beberapa orang dapat mengatasi stres yang mendalam dan rasa sakit emosional.

Bagi orang yang melakukan tindakan ini, mereka menganggap hal ini dapat membantu mereka mengungkapkan perasaan yang tak terucapkan, mengungkapkan kesedihan, atau sebagai cara untuk menghukum diri mereka sendiri karena merasa gagal melakukan sesuatu di dalam hidup.

Tindakan ini bahkan juga bisa diwujudkan dalam berbagai tindakan ekstrem, seperti minum racun, memukul diri sendiri, menabrakkan tubuh ke dinding, atau hingga melukai tubuh dengan benda tajam. Tidak hanya itu, perilaku seperti minum berlebihan, mengemudi ugal-ugalan, dan overdosis obat-obatan juga dapat termasuk dalam tindakan self-harm.

Bentuk- bentuk self harm

Self harm dapat dibagi menjadi tiga kategori berdasarkan tingkat keparahannya. Simak penjelasan berikut ini:

1. Superficial self-mutilation

Jenis self-harm ini adalah yang paling ringan dan paling sering dilakukan oleh seseorang. Superficial self-mutilation adalah tindakan yang melukai tubuh, tetapi masih dalam taraf ringan dan intensitasnya jarang, seperti mencabut rambut, menggunakan senjata tajam, atau membakar kulit dengan berbagai cara.

2. Stereotypic self-injury

Dalam kategori ini, melukai diri sendiri dilakukan dengan cara yang sebenarnya tidak serius tetapi dilakukan berulang-ulang. Misalnya membenturkan kepala ke tembok. Biasanya mereka yang menderita autisme termasuk ke dalam kategori ini.

3. Major self-mutilation

Ini adalah bentuk melukai diri yang paling serius karena menyebabkan kerusakan parah pada tubuhnya dan bahkan mengancam nyawanya. Perilaku menyakiti diri di sini termasuk memotong jari, bahkan mencoba merusak bola mata.

Kenali 5 penyebab self harm

Penyebab self harm

Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang melakukan self harm, yakni:

1. Mengatasi stres

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang dengan tingkat stres yang tinggi mungkin berisiko melepaskan stres mereka melalui tindakan menyakiti diri sendiri.

2. Pelecehan seksual saat masih kecil

Penelitian telah menunjukkan hubungan yang kuat antara pelecehan seksual di masa kanak-kanak dengan menyakiti diri sendiri di masa dewasa. Jadi, ada kemungkinan seseorang mencoba menghilangkan trauma masa lalu dengan tindakan ini. 

3. Pelampiasan sebagai korban bullying

Dampak bullying dapat juga menyebabkan self harm. Korban bullying saat remaja lebih mungkin untuk melukai diri mereka sendiri. Hal ini karena remaja tidak memiliki kemampuan untuk menangani stres dan emosi seperti orang dewasa.

4. Bentuk kebencian terhadap diri sendiri

Salah satu yang membuat kebencian terhadap diri sendiri dikarenakan seseorang merupakan korban pelecehan seksual cenderung. Ia akan cenderung menilai dirinya dengan rendah. Ia juga kerap menyalahkan dirinya atas apa yang telah terjadi.

5. Bentuk pelampiasan emosi

Emosi seseorang memang perlu disalurkan. Sebab, emosi merupakan perasaan yang seharusnya mengalir. Namun, bagi sebagian orang, melukai diri sendiri dimaksudkan untuk menyalurkan emosi yang mereka alami.  

Cara mengatasi self harm

Tindakan self harm merupakan tindakan yang sangat berbahaya. Oleh karena itu, kamu harus tahu bagaimana cara mengatasi self harm.

1. Perawatan medis

Penderita self-harm yang mengalami luka atau masalah kesehatan lain perlu segera mendapat pertolongan medis, baik berupa rawat jalan maupun rawat inap. Pemberian obat-obatan juga diperlukan untuk mengendalikan gejala yang muncul.

2. Terapi dan konseling

Pengobatan dan konseling dengan psikiater atau psikolog bertujuan untuk mengetahui penyebab perilaku menyakiti diri sendiri dan menemukan cara terbaik untuk mencegah pelaku melakukannya lagi. Jenis terapi yang dapat dilakukan antara lain psikoterapi, terapi kelompok, terapi perilaku kognitif, dan konseling keluarga.

Selain perawatan dan pengobatan yang dijelaskan di atas, orang-orang dengan kecenderungan melukai diri sendiri disarankan untuk melakukan hal berikut:

  • Mencari dukungan sosial dan psikologis dari teman, keluarga, atau kerabat dekat.
  • Menjauhi benda tajam, bahan kimia, atau obat-obatan yang dapat digunakan untuk melukai diri sendiri.
  • Melakukan aktivitas positif, seperti bergabung dengan komunitas atau melakukan aktivitas yang disukai.
  • Mengembangkan hobi, seperti bermain musik atau melukis, untuk membantu mengekspresikan emosi dengan cara yang positif
  • Menghindari alkohol dan obat-obatan yang bersifat adiktif
  • Menjaga pola hidup sehat, seperti olahraga teratur, tidur yang cukup, dan mengonsumsi makanan bergizi.

Self-harm adalah salah satu bentuk gangguan tingkah laku yang memerlukan perhatian khusus. Jika ada orang-orang di sekitarmu yang memiliki gejala yang mengarah pada tindakan menyakiti diri sendiri, jangan ragu untuk membawa mereka ke psikolog atau psikiater untuk mendapatkan penanganan segera dan tepat.

Share artikel ini
Reference