Apa Itu Penyakit Parkinson? Ini Gejala dan Penyebabnya
Penyakit Parkinson adalah salah satu gangguan neurodegeneratif yang memengaruhi sistem saraf pada tubuh manusia. Gejala penyakit ini cukup bervariasi sehingga kamu benar-benar harus memahami apa itu penyakit Parkinson. Simak informasi lengkapnya di bawah ini!
Apa itu penyakit Parkinson?
Penyakit Parkinson adalah gangguan neurodegeneratif yang memengaruhi gerakan tubuh dan keseimbangan. Kondisi ini terjadi ketika sel-sel saraf tertentu di otak yang menghasilkan dopamine mengalami kerusakan atau kematian.
Selain mengganggu gerakan tubuh, penyakit ini bisa memengaruhi indera, kemampuan berpikir, dan kesehatan mental. Jadi, penting untuk mengetahui gejala, penyebab, dan perawatan yang diberikan terhadap penyakit ini.
Penyakit Parkinson dapat menyerang siapa saja, tetapi orang yang lebih tua cenderung lebih berisiko terhadap penyakit ini. Para ahli memperkirakan bahwa penyakit otak motorik ini memengaruhi setidaknya 1% orang berusia di atas 60 tahun di seluruh dunia.
Penyebab penyakit Parkinson
Setelah mengetahui apa itu penyakit Parkinson, kamu mungkin ingin tahu apa yang jadi penyebabnya untuk bisa menghindari hal ini. Sayangnya, penyebab penyakit Parkinson belum sepenuhnya dipahami.
Walau begitu, ada beberapa kondisi yang menjadi faktor risiko terhadap penyakit ini, antara lain:
- Genetik
- Usia (di atas 60 tahun)
- Paparan jangka panjang terhadap bahan kimia atau racun tertentu
- Jenis kelamin pria yang lebih berisiko
Gejala penyakit Parkinson
Gejala penyakit Parkinson pada dasarnya bisa berbeda pada setiap orang. Gejala awal mungkin terlihat ringan dan tidak begitu terasa. Namun, tanda-tanda penyakit ini biasanya dimulai dari satu sisi tubuh dan akan memburuk pada sisi yang sama hingga berpindah di kedua sisi. Begini beberapa tanda-tanda yang perlu kamu waspadai.
- Tremor
- Gerakan tangan, lengan, kaki, dan rahang yang tidak berirama
- Kekakuan otot pada lengan, bahu, atau leher
- Hilangnya gerakan spontan secara bertahap
- Penurunan keterampilan mental, perubahan suara, dan ekspresi wajah
- Postur bungkuk dan tertekuk dengan menekuk siku, lutut, dan pinggul
- Punya keseimbangan yang buruk saat berjalan
- Depresi atau demensia
Diagnosis penyakit Parkinson
Umumnya, diagnosis Parkinson didasarkan pada gejala umum yang sudah disebutkan. Walau begitu, dokter mungkin akan menyarankan positron emission tomography (PET).
Pemeriksaan ini bisa mendukung diagnosis dokter. Selain itu, ada beberapa metode konvensional yang mendukung hasil diagnosis, seperti:
- Kemunculan dua dari tiga gejala utama
- Tidak ada tanda-tanda neurologis lainnya pada pemeriksaan
- Tidak ada riwayat penyebab Parkinson lainnya, seperti penggunaan obat penenang, trauma kepala, atau stroke
- Tubuh merespons terhadap obat Parkinson, seperti levodopa
Pengobatan penyakit Parkinson
Sayangnya, belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit Parkinson. Namun, ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk mengendalikan gejalanya. Itu sebabnya, perawatan yang direkomendasikan akan berbeda dari orang ke orang karena tergantung pada gejala dan seberapa baik perawatan bekerja.
1. Penggunaan obat-obatan khusus
Penggunaan obat untuk mengatasi Parkinson terbagi menjadi dua jenis, yaitu perawatan langsung dan mengendalikan gejala. Bila perawatan langsung menargetkan penyakit ini, perawatan gejala hanya mengobati efek tertentu dari kondisi neurologis ini. Berikut daftar obat yang biasa diberikan dokter.
- Levodopa untuk diubah menjadi dopamine di otak.
- Agonis dopamin yang bekerja meningkatkan kadar dopamine.
- Inhibitor MAO-B untuk menjaga kadar dopamine dengan menghambat enzim pengurai.
- Antikolinergik untuk mengatasi beberapa gejala motorik.
Perlu diingat, setiap orang mungkin memiliki respons yang berbeda terhadap obat-obatan di atas dan penggunaan obat juga harus diawasi oleh dokter.
2. Deep brain stimulation (DBS)
Deep Brain Stimulation (DBS) adalah metode medis di mana elektroda kecil ditempatkan di otak dan dihubungkan dengan perangkat yang ditanamkan di bawah kulit. Perangkat ini mengirimkan sinyal listrik ke otak untuk mengatur aktivitas saraf yang tidak normal, yang menyebabkan gejala Parkinson.
DBS digunakan ketika obat tidak lagi efektif mengendalikan gejala atau mengatasi efek samping obat yang sulit. Meskipun tidak menyembuhkan, DBS dapat mengurangi tremor, kekakuan otot, dan masalah gerakan lainnya yang terkait dengan apa itu penyakit Parkinson.
Ini memberikan perbaikan penting pada kualitas hidup pasien yang gejalanya sulit diatasi dengan obat-obatan saja. Pemilihan pasien yang tepat dan persiapan yang cermat sangat penting dalam menjalani DBS.
3. Mencoba pengobatan eksperimen
Tidak hanya obat dan DBS, ada beberapa pengobatan yang masih dalam eksperimen untuk mengobati Parkinson. Salah satu contohnya adalah terapi gen, yaitu ketika materi genetik dimasukkan ke dalam otak untuk merangsang produksi dopamine.
Sementara itu, metode lain melibatkan pemakaian sel punca untuk meregenerasi sel-sel otak yang rusak.
Eksperimen lain mencakup penggunaan teknologi seperti gelombang suara atau stimulasi cahaya untuk merangsang aktivitas otak yang bermasalah.
Pengobatan di atas memang masih dalam tahap awal dan memerlukan penelitian lebih lanjut. Namun, eksperimen-eksperimen ini menunjukkan potensi untuk memberikan terobosan dalam pengobatan penyakit Parkinson dan mengurangi gejalanya secara lebih efektif.
Itu tadi beragam informasi seputar apa itu penyakit Parkinson yang perlu kamu ketahui. Jika mengalami dua atau tiga gejala yang sudah disebutkan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.
Penulis: Nabila Azmi