apa itu introspeksi diri

Introspeksi diri adalah studi tentang pikiran dan perasaan sadar diri sendiri. Dalam konteks spiritual, ini mengacu pada pemeriksaan diri yang lebih tinggi atau jiwa dan di dunia medis, proses introspeksi bergantung pada pengamatan kondisi mental.

Seseorang yang mawas diri akan digambarkan selalu menganalisa tindakannya sendiri. Introspeksi diri juga dapat dijelaskan sebagai pemeriksaan persepsi dan pengalaman indera, serta tindakan kontemplasi atau memikirkan diri sendiri.

Apa itu introspeksi diri?

Istilah introspeksi dianggap sebagai teknik penelitian yang pertama kali dikembangkan oleh psikolog Wilhelm Wundt. Dia menyebut introspeksi sebagai pengamatan diri eksperimental untuk menganalisis konteks dalam menilai pribadi secara objektif.

Latihan ini digunakan untuk melihat bagaimana pikiran memproses emosi dan ingatan dan kemudian memahami maknanya. Untuk memahami pikiran, Wundt percaya bahwa peneliti perlu melakukan lebih dari sekadar mengidentifikasi struktur atau elemen pikiran.

Maka, penting juga untuk melihat proses dan aktivitas yang terjadi saat orang mengalami dunia di sekitar mereka. Dia percaya dengan menjadi ahli emosi diri sendiri akan membawa diri ke pemenuhan tujuan.

Para peneliti terus mengeksplorasi introspeksi, tetapi diperdebatkan apakah introspeksi adalah alat untuk mengamati pikiran seseorang, atau lebih secara spiritual ketika mengamati perasaan jiwa seseorang.

Introspeksi dilakukan dengan melihat kepribadian dan tindakan diri sendiri dan mempertimbangkan motivasi pribadi. Contoh sederhana dari introspeksi adalah bermeditasi, terutama meditasi untuk memahami perasaan lebih dalam

Manfaat introspeksi diri untuk kesehatan

Introspeksi diri membantumu sadar akan diri sendiri.  Dengan membiasakan instrospeksi diri, kamu akan semakin bijak dalam mengambil setiap langkah dalam hidupmu.

Tak hanya itu, kamu juga dapat memperbaiki cara berpikirmu selama ini yang mungkin kacau balau karena kesibukan dan semua beban hidup. Stres akan berkurang dan diri menjadi lebih kuat.

Cara melakukan introspeksi diri

Pelajari apa yang membuatmu bahagia

Refleksi diri lebih dari sekadar berbicara dengan diri sendiri. Ini juga bisa tentang menemukan apa yang membuatmu bahagia. Hanya dengan berhenti sejenak, melihat ke belakang dan merenung, kita dapat benar-benar menghargai keberhasilan dan kegembiraan menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.

Temukan apa yang kamu kuasai

Sangat mudah untuk terjebak dalam tugas sehari-hari. Tentu ini tidak sehat untuk diri sendiri, tim, atau perusahaan. Luangkan waktumu untuk melihat sejauh mana kemampuan yang sudah kamu miliki identifikasi kelemahan dan mengubahnya menjadi kekuatan.

Coba lihat dari perspektif yang berbeda; coba lihat setiap area potensial untuk peningkatan sebagai peluang untuk meningkatkan dan memperluas keahlianmu.

Jangan Terobsesi

Jika kamu tidak berhati-hati tentang bagaimana merenungkan hidup, kamu mungkin akan berakhir lebih tidak bahagia daripada saat memulainya.

Studi menunjukkan orang yang menghabiskan lebih banyak waktu untuk introspeksi “cenderung memiliki lebih banyak kecemasan, pengalaman sosial yang kurang positif, dan lebih banyak sikap negatif tentang diri mereka sendiri.” Mengapa demikian? Karena mereka salah melakukannya. 

Ketika kita terlibat melakukan introspeksi, jangan mulai dari pertanyaan mengapa. Hal ini karena ketika kita bertanya mengapa, otak kita mengarah pada jawaban yang paling jelas, di mana sebagian besar motif kita berada di luar kesadaran diri.

Dibutuhkan lebih dari sekadar merenung untuk membawa akar penyebab masalah ke permukaan. Kita cenderung beralih ke jawaban yang terasa benar pada saat itu. Sayangnya, jawaban mudah ini sering kali salah.

Ajukan pertanyaan refleksi diri yang benar

Kamu perlu mengajukan pertanyaan yang akan membantu fokus pada solusi atau tujuan. Itulah mengapa kamu harus mencoba mengajukan pertanyaan apa.

Ajukan pertanyaan seperti, “Apa yang saya rasakan saat ini?” daripada, “Mengapa saya merasa sangat buruk?” Pemikiran seperti ini dapat membantu untuk menyebutkan emosimu, yang telah terbukti mengurangi perasaan dan sikap negatif

Juga, hindari bertanya pada diri sendiri pertanyaan yang berpusat pada masalah. Jangan tanya, “Kesulitan apa yang saya hadapi saat ini?” Bingkailah pertanyaan di sekitar tujuan, seperti, “Seperti apa hubungan saya dengan bos dalam sebulan dari sekarang?”

Pertanyaan yang berfokus pada solusi akan membuatmu merasa baik, sedangkan pertanyaan yang berfokus pada masalah akan membuatmu mereka merasa kurang puas.

Menggunakan pertanyaan yang berfokus pada solusi memiliki dua manfaat:

  1. Mengungkapkan jawaban potensial untuk masalah
  2. Meningkatkan kepercayaan diri pada kemampuan sendiri untuk memecahkan dilema masa depan.

Instrospeksi diri memang penting untuk dilakukan agar kita selalu mawas diri dan juga bisa mempersiapkan rencana masa depan yang lebih baik.

Share artikel ini
Reference