Apa Itu Endometriosis? Sadari Gejalanya Sejak Dini!
Endometriosis biasanya tidak diketahui oleh sebagian besar orang hingga mereka memeriksakan diri ke dokter terkait keluhan menstruasi dan kesuburannya.
Keluhan tersebut mulai dari kram hebat saat haid, volume darah haid yang banyak, hingga gangguan kesuburan.
Sayangnya, kondisi ini umumnya baru diketahui ketika wanita menginjak usia 30 – 40 an.
Lalu, bagaimana dengan kelompok usia remaja? Apakah remaja bisa mengalami kondisi ini?
Yap, endometriosis bisa saja terjadi pada remaja dan sebenarnya hal ini cukup umum terjadi dan sering tidak disadari.
Nah, biar kamu lebih paham tentang apa itu endometriosis, yuk simak ulasannya di bawah ini.
Apa itu endometriosis?
Endometriosis adalah kondisi di mana jaringan yang melapisi dinding rahim (endometrium) juga tumbuh di tempat lain seperti di indung telur (ovarium) dan tuba falopi.
Normalnya, saat wanita mengalami siklus menstruasi, lapisan endometrium pada rahim akan menebal dan meluruh jika tidak terjadi pembuahan.
Namun, pada wanita yang mengalami endometriosis, lapisan endometrium juga tumbuh pada organ reproduksi lain di dalam rongga panggul atau perut.
Nah, jaringan tersebut akan ikut merespon terhadap perubahan hormon dengan menebal dan meluruh seperti endometrium sehingga menyebabkan pendarahan kecil di dalam panggul setiap bulannya.
Kondisi ini rupanya dapat dialami oleh wanita di berbagai usia termasuk remaja.
Endometriosis pada remaja
Endometriosis adalah penyebab utama kelainan patologis kram saat haid (dismenore sekunder) dan nyeri panggul kronis pada remaja.
Gambaran endometriosis pada remaja dapat berbeda dengan wanita dewasa sehingga seringkali terlambat dideteksi dan ditangani.
Endometriosis pada remaja dianggap sebagai penyakit kronis yang dapat semakin memburuk jika tidak diobati.
Meski tidak dapat sembuh sepenuhnya, terapi endometriosis pada remaja bertujuan untuk meredakan gejala, menekan tingkat keparahan penyakit dan menjaga kesehatan serta kesuburan organ reproduksi.
Gejala endometriosis pada remaja
Gejala endometriosis pada remaja dapat sulit dikenali karena gejalanya yang sangat bervariasi dan dapat menyerupai kondisi lain yang juga memiliki gejala serupa.
Beberapa gejala yang umum dialami, yaitu:
- Kram menstruasi yang hebat
- Volume menstruasi yang banyak
- Siklus menstruasi yang tidak teratur
- Adanya pendarahan di antara dua siklus menstruasi
- Nyeri saat berhubungan seksual
- Gangguan pencernaan seperti mual, konstipasi, atau diare
- Nyeri saat berkemih atau buang air besar
Selain gejala di atas, keluhan nyeri panggul kronis juga sering dikeluhkan oleh penderita.
Meski demikian, adanya gejala tersebut tidak serta merta menandakan bahwa kamu mengalami endometriosis ya.
Kamu tetap perlu memeriksakan diri ke dokter untuk memastikan kondisi kesehatan organ reproduksi kamu.
Pemeriksaan endometriosis pada remaja
Pemeriksaan endometriosis pada remaja biasanya dilakukan ketika mereka mengeluhkan gejala tersebut kepada orangtuanya.
Atau, mungkin saja orangtua akan mengajak anak mereka untuk memeriksakan diri ke dokter apabila menyadari bahwa anak mereka sering mengalami nyeri hebat dengan volume darah yang banyak ketika haid.
Dokter akan menanyakan beberapa hal mulai dari deskripsi gejala, rasa nyeri yang dialami, dan seberapa sering hal itu terjadi.
Informasi tersebut mungkin akan sulit diingat secara mendetail.
Supaya tidak lupa, kamu dapat mencatat mulai dari kapan mengalami haid dan gejala lain yang terasa mengganggu seperti rasa nyeri berkemih dan rasa lemas.
Setelah itu, dokter mungkin akan melakukan beberapa pemeriksaan fisik dan menganjurkan pemeriksaan tambahan lain, seperti:
- Pemeriksaan panggul, dilakukan dokter untuk mengetahui ada tidaknya kista ataupun jaringan parut
- Pencitraan atau pemeriksaan ultrasound dapat memeriksa organ reproduksi dan kelainan seperti kista ovarium. Selain itu ada juga pencitraan dengan MRI untuk mendapat gambaran detail pada perut
- Terapi hormonal, tindakan ini dilakukan dengan memberikan obat kontrasepsi hormonal untuk mengurangi nyeri panggul dan mengembalikan siklus menstruasi. Jika individu mengalami perbaikan dengan terapi hormon, hal itu dapat mengindikasikan kemungkinan adanya endometriosis.
- Laparoskopi, prosedur ini adalah satu-satunya cara untuk mengetahui diagnosis pasti endometriosis dengan melihat langsung gambaran detail pada jaringan dan sekaligus mengambil sampel untuk diperiksa dan memastikan diagnosis.
Bahaya endometriosis pada remaja
Keterlambatan diagnosis dapat semakin memperparah kondisi penyakit dan sekaligus berpotensi mengganggu kesuburan wanita.
Selain itu, individu juga dapat mengalami fibrosis dan rasa nyeri terus-menerus yang pada akhirnya menurunkan kualitas hidup.
Selain itu, jaringan endometriosis yang terperangkap dalam rongga panggul dapat menimbulkan komplikasi berupa:
- Iritasi
- Pembentukan jaringan parut
- Perlekatan antar organ di dalam rongga pelvis, dan
- Gangguan kesuburan
Oleh karena itu, lakukan konsultasi dengan dokter jika kamu mengalami keluhan terkait siklus menstruasi.
Beberapa faktor risiko di bawah ini diketahui dapat meningkatkan risiko terjadinya endometriosis pada remaja:
- Riwayat endometriosis pada keluarga
- Siklus haid yang memendek
- Menstruasi yang lebih lama dan deras dari biasanya, dan
- Menstruasi yang dimulai pada usia muda
Endometriosis pada remaja dapat ditangani dengan pemberian obat pereda nyeri dan terapi hormonal maupun tindakan operasi.
Berbagai pilihan terapi tersebut disesuaikan dengan kondisi kesehatan dan respon dari masing-masing individu.
Selain itu, dukungan dari keluarga dan orang terdekat tentunya juga akan sangat membantu dalam mengurangi rasa stres dan depresi yang dialami oleh remaja.