Sunat Bayi Perempuan: Apa Dampaknya bagi Kesehatan?
Sunat bayi perempuan termasuk praktik yang banyak dilakukan terhadap bayi dan remaja berusia sekitar 15 tahun. Praktik ini dilakukan oleh beberapa komunitas tertentu dengan alasan yang beragam seperti sosial, keagamaan dan budaya.
Namun, sunat bayi perempuan cukup menuai kontroversi karena dinilai sebagai bentuk praktik non medis yang tidak memberikan manfaat dan justru dapat merugikan anak di kemudian hari.
Lantas, apa itu sunat bayi perempuan dan apakah sunat bayi perempuan benar-benar berbahaya? Cari tahu penjelasannya dari artikel berikut.
Apa itu sunat bayi perempuan?
Sunat bayi perempuan adalah prosedur pengangkatan sebagian atau keseluruhan alat kelamin perempuan bagian luar untuk alasan non-medis. Sunat perempuan atau lebih sering disebut sebagai mutilasi alat kelamin perempuan (female genital mutilation) biasanya dilakukan sejak bayi dan di usia 15 tahun.
Menurut World Health Organization (WHO), praktik sunat bayi perempuan dinilai tidak memberikan manfaat kesehatan sedikitpun bagi anak dan perempuan. Oleh karena itu, praktik ini dianggap salah satu bentuk dari pelanggaran hak asasi anak dan perempuan.
Sunat bayi perempuan dalam medis
Prosedur sunat bayi perempuan kerap dianggap lebih aman jika dilakukan secara medis. Padahal, WHO sendiri sebenarnya telah menentang seluruh bentuk sunat bayi perempuan termasuk sunat yang dilakukan oleh penyedia atau layanan kesehatan.
Secara umum sunat bayi perempuan atau mutilasi alat kelamin perempuan dikategorikan ke dalam 4 jenis utama yakni:
Sunat bayi perempuan tipe 1 (clitoridectomy)
Sunat dilakukan dengan mengangkat sebagian atau seluruh kelenjar klitoris. Klitoris sendiri adalah bagian sensitif dari kelamin wanita.
Sunat bayi perempuan tipe 2 (excision)
Pada tipe 2 ini, pengangkatan dilakukan pada kelenjar klitoris dan labia minora baik secara keseluruhan ataupun sebagian. Sunat bayi perempuan tipe ini juga dapat dibarengi dengan atau tanpa pengangkatan labia mayora.
Sunat bayi perempuan tipe 3 (infibulation)
Dikenal dengan istilah infibulasi, sunat tipe 3 ini dilakukan untuk mempersempit lubang vagina. Dilakukan dengan cara memotong dan memposisikan ulang labia minora maupun mayora, sunat bayi perempuan tipe ini terkadang dilakukan melalui jahitan dengan atau tanpa pengangkatan klitoris.
Sunat bayi perempuan tipe lainnya
Pada tipe ini, sunat bayi perempuan untuk tujuan non-medis biasanya dilakukan dalam bentuk menusuk, menggores, hingga membakar area genital.
Jika lubang alat genital atau struktur organ reproduksi wanita telah dipersempit dengan prosedur sunat tipe 3, maka suatu hari individu perlu menjalani operasi pembukaan ulang sebelum menikah agar individu dapat melakukan hubungan seksual dan bersalin.
Pada beberapa budaya, prosedur membuka dan mempersempit saluran ini dilakukan beberapa kali dalam hidup seseorang.
Apakah sunat bayi perempuan berbahaya?
Selain tidak memberikan manfaat, sunat bayi perempuan atau mutilasi alat kelamin perempuan adalah prosedur berbahaya bagi bayi maupun perempuan. Melibatkan proses menghilangkan dan merusak jaringan organ genital wanita sehat dan normal, proses ini justru merugikan wanita dalam banyak hal.
Tidak hanya mengganggu fungsi alami tubuh, berikut adalah beberapa risiko kesehatan dari sunat bayi perempuan:
- Pendarahan yang berlebihan
- Pembengkakan jaringan organ genital
- Mengalami infeksi seperti tetanus
- Masalah buang air kecil
- Gangguan penyembuhan luka
- Cedera pada organ dan jaringan genital di sekitarnya
- Rasa sakit yang parah
- Mengalami demam
- Kematian
Selain beberapa risiko kesehatan di atas, seseorang yang pernah melakukan sunat bayi perempuan dapat memiliki komplikasi kesehatan jangka panjang seperti berikut ini:
- Masalah vagina seperti keputihan, gatal, bakterial vaginosis, dll.
- Masalah menstruasi seperti sulit mengeluarkan darah menstruasi
- Terbentuknya keloid dan jaringan parut
- Masalah kesuburan hingga kista
- Masalah seksual seperti rasa nyeri saat berhubungan
- Kesulitan dalam persalinan dan risiko persalinan lainnya
- Kematian bayi baru lahir
- Masalah psikologis seperti kecemasan, depresi, dan lain-lain
Berdasarkan estimasi dari WHO, biaya pengobatan dari berbagai komplikasi kesehatan sunat bayi perempuan mencapai sekitar 1,4 miliar dollar Amerika Serikat, atau setara dengan sekitar 20 triliun rupiah.
Perbedaan bayi perempuan disunat dan tidak disunat
Dari segi manfaat, tentu saja tidak terdapat perbedaan antara bayi perempuan disunat dan tidak disunat. Dibandingkan memberi manfaat, proses mutilasi alat kelamin perempuan justru berdampak negatif.
Perempuan yang disunat mengalami perubahan struktur pada organ genital mereka, meliputi kelenjar klitoris, labia minora, labia mayora, maupun lubang vagina akibat beberapa proses seperti penggoresan, pemotongan, pengangkatan, penusukan, bahkan pembakaran.
Dan masing-masing perubahan struktur organ tersebut tentunya berbeda-beda tergantung dari tipe sunat yang pernah dijalankan oleh perempuan.
Mengingat beberapa risiko kesehatan yang telah dipaparkan sebelumnya di atas, seorang bayi maupun perempuan yang disunat lebih rentan mengalami masalah kesehatan dibandingkan dengan perempuan sehat yang tidak disunat.
Oleh sebab itu, sebagaimana telah diakui secara internasional bahwa mutilasi alat kelamin perempuan adalah bentuk pelanggaran hak asasi anak dan perempuan maka, sebaiknya seseorang tidak melakukan sunat bayi perempuan.