mental retardation

puzzle jigsaw heart on brain, mental health concept, world autism awareness day

Terjadi pada 1% populasi, disabilitas intelektual atau retardasi mental ternyata dialami oleh 85% individu. Ditandai dengan kecerdasan dan kemampuan mental yang lebih lambat, disabilitas intelektual sebenarnya masih bisa mempelajari hal baru.

Artinya, penderita retardasi mental akan tetap hidup mandiri seperti orang dewasa pada umumnya jika menerima dukungan yang tepat. Lantas, apa penyebab retardasi mental dan bagaimana pengobatannya?

Tanda dan gejala retardasi mental

Ditandai dengan kecerdasan atau kemampuan mental di bawah rata-rata, retardasi mental dibagi menjadi banyak derajat. Mulai dari ringan hingga berat, istilah retardasi mental yang kini diganti dengan disabilitas intelektual biasanya terlihat pada awal masa kanak-kanak.

Entah itu penampilan fisik seperti ukuran kepala yang lebih besar atau kecil daripada ukuran normal, hingga kelainan kaki maupun tangan, tanda dan gejala retardasi mental biasanya bergantung pada tingkat disabilitas yang dimiliki. Maksudnya, penderita mungkin saja memiliki penampilan fisik yang sehat dan normal.

Terlepas dari hal di atas, berikut adalah sejumlah tanda dan gejala retardasi mental yang bisa orang tua perhatikan:

  • Kesulitan berbicara pada anak
  • Perkembangan anak yang cenderung lebih lambat jika dibandingkan dengan yang lain
  • Anak sulit mengikuti perintah atau instruksi sederhana
  • Kemampuan motorik anak tumbuh dengan lambat
  • Anak sering menunjukkan perilaku tantrum
  • Perilaku yang agresif pada anak
  • Anak sulit mengingat sesuatu
  • Anak kesulitan untuk memecahkan suatu masalah
  • Kemampuan sosialisasi anak yang rendah atau anak sulit bersosialisasi
  • Anak sulit menunjukkan emosi
  • Ketidakmampuan melakukan aktivitas harian seperti mengenakan pakaian atau mandi

Selain tanda dan gejala di atas, anak dengan disabilitas intelektual yang berat atau parah bisa saja memiliki gangguan kesehatan. Kejang, gangguan penglihatan, pendengaran, serta gangguan suasana hari seperti kecemasan dan autisme adalah contoh gejala retardasi mental yang mungkin saja terjadi.

Tapi, mengapa retardasi mental bisa terjadi? Selanjutnya adalah penyebab dari gangguan disabilitas intelektual.

Penyebab retardasi mental

Beberapa orang mungkin mengira retardasi mental terjadi karena satu penyebab tertentu. Padahal, penyebab disabilitas intelektual sangatlah beragam. Artinya, segala sesuatu yang mengganggu proses tumbuh kembang anak ternyata dapat menyebabkan disabilitas intelektual.

Dengan kata lain, mengetahui penyebab retardasi mental dinilai cukup sulit. Belum lagi, ada beberapa faktor penyebab umum yang diyakini turut berperan dalam menyebabkan retardasi mental seperti:

  • Ibu mengalami komplikasi kehamilan
  • Faktor riwayat keluarga atau genetik
  • Adanya penyakit pada masa kanak-kanak yang memengaruhi perkembangan otak
  • Faktor lingkungan seperti polusi udara yang sangat buruk
  • Pernah mengalami kekerasan baik fisik maupun emosional yang ekstrem
  • Ketidakseimbangan nutrisi atau malnutrisi
  • Kelahiran prematur
  • Pernah mengalami infeksi pada otak

Di samping beberapa faktor di atas, kelainan kromosom pada anak seperti down-syndrome dan atau pernah mengalami trauma di kepala juga bisa menyebabkan retardasi mental atau disabilitas intelektual. Nah, jika kamu penasaran dengan perilaku penderita retardasi mental maka perhatikan penjelasan berikut.

Karakter orang retardasi mental

Anak dengan gangguan retardasi mental umumnya menunjukkan perilaku yang berbeda dari anak lainnya. Mereka cenderung memiliki karakter seperti:

  • Kesulitan hingga ketidakmampuan belajar dan memproses informasi
  • Kesulitan dalam membaca dan menulis
  • Sulit untuk berhitung matematika
  • Gangguan atau masalah dengan pemikiran yang abstrak
    Susah untuk menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan
    Kesulitan untuk membangun interaksi sosial

Intinya, penderita disabilitas intelektual memiliki perbedaan karakter dari berbagai segi seperti konseptual (penalaran), sosial (empati dan interaksi), serta sisi praktis (kebersihan diri). Jika anak memiliki karakter-karakter tersebut, orang tua boleh-boleh saja melakukan pemeriksaan pada anak.

Pengobatan retardasi mental

Retardasi mental adalah salah satu gangguan yang tidak memiliki pengobatan ataupun terapi. Jadi, disabilitas intelektual akan berlangsung seumur hidup dan memerlukan perawatan berkelanjutan.

Dalam hal ini, perawatan ditujukan untuk meningkatkan fungsi dan kualitas kehidupan sehari-hari penderita. Ada beberapa langkah yang dapat membantu penderita disabilitas intelektual meliputi:

  • Membiarkan anak untuk bersosial dengan temannya yang lain
  • Orang tua mempelajari seluruh tentang disabilitas intelektual
  • Dukung anak untuk mencoba hal-hal baru
  • Berikan bimbingan ketika anak membutuhkan bantuan
  • Berikan umpan balik yang positif saat anak berhasil melakukan atau menguasai sesuatu
  • Dorong anak untuk berani mandiri dengan membiarkan anak melakukan sesuatu hal sendiri
  • Melibatkan anak dengan kegiatan sosial seperti kelas seni
  • Pastikan untuk terus terlibat dan jaga hubungan dengan pembimbing anak

Memiliki anak dengan disabilitas intelektual tentu menjadi suatu tantangan lain bagi orang tua. Oleh karena itu, orang tua disarankan untuk saling berbagi dengan orang tua dari anak yang juga memiliki kondisi serupa.

Share artikel ini
Reference