Ketahui Fluimucil Obat Apa Dan Fungsinya?
Fluimucil merupakan obat golongan mukolitik yang digunakan untuk mengencerkan dahak yang kental dan kental pada saluran pernafasan. Dahak yang kental ini disebabkan oleh berbagai penyakit seperti bronkial, paru kronis dan akut, emfisema paru.
Lantas, fluimucil obat apa? Yuk, simak lebih lanjut apa itu obat fluimucil dan apa saja efek sampingnya!
Apa itu obat fluimucil?
Fluimucil adalah obat yang digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pernapasan yang ditandai dengan hipersekresi dahak atau lendir, misalnya, bronkitis akut atau kronis, emfisema paru, mucoviscidosis dan bronkiektasis.
Obat ini mengandung Acetylcysteine, yaitu obat untuk membantu mengencerkan dahak. Tersedia dalam bentuk kaplet, sirup, tablet, cairan injeksi, dan inhalasi serta dalam bentuk granul dengan bahan aktif berupa N-acetylcysteine.
Bahan aktif ini bersifat mengencerkan dahak. Sehingga menyebabkan dahak menjadi lebih encer dan mudah dikeluarkan bersamaan dengan batuk.
Indikasi obat fluimucil
Fluimucil (Acetylcysteine) digunakan untuk perawatan kondisi berikut:
- Digunakan untuk mengobati penyakit pada saluran pernapasan yang banyak mengeluarkan lendir atau dahak, seperti: emfisema, pneumonia kronis, bronkiektasis, eksaserbasi bronkitis kronis dan akut, bronkitis asma, asma bronkial disertai dengan kesulitan dalam mengeluarkan dahak, dan penyakit lainnya.
- Untuk mengobati kasus keracunan akibat overdosis parasetamol.
Kontraindikasi
Pastikan kamu tidak mengonsumsi ini jika mengalami sebagai berikut:
- Hipersensitivitas
- Diabetes
- Kamu sedang mengikuti diet rendah kalori
Dosis obat fluimucil
Penggunaan dosis tentunya harus sesuai dengan takaran untuk bisa mendapatkan manfaatnya. Jika tidak dikonsumsi dalam dosis yang tepat, manfaat obat ini akan berkurang bahkan menimbulkan efek samping tertentu. Semua obat N-acetylcysteine diminum setelah makan untuk mencegah iritasi lambung.
Dosis dewasa: dalam kapsul, 1 kapsul 2-3 kali sehari.
Dosis untuk anak-anak: usia 6-14 tahun, 1 kapsul 2 kali sehari.
Untuk anak di atas 2 tahun, 1 sendok takar (5 ml) sirup kering digunakan, setara dengan 100 mg asetilsistein, diminum 2-3 kali sehari.
Efek samping obat fluimucil
Berikut ini adalah beberapa efek samping umum dari fluimucil, antara lain:
- Gangguan pada saluran pencernaan seperti mual dan muntah.
- Efek samping yang lebih serius tetapi jarang seperti bronkospasme, angioedema, ruam, pruritus, hipotensi, kemerahan pada kulit, pembengkakan wajah, dispnea, sesak napas, sinkop, berkeringat, artralgia, penglihatan kabur, gangguan fungsi hati, asidosis, kejang dan kadang-kadang demam.
Peringatan obat fluimucil
Sebelum meminumnya, sebaiknya perhatikan peringatan berikut tentang obat fluimucil. Misalnya, obat ini sebaiknya diberikan setelah makan pada penderita gastritis. Selain itu, obat ini tidak dianjurkan untuk penderita diabetes mellitus kecuali kadar glukosa darah telah dikendalikan pada tingkat normal.
Lalu, pasien dengan asma bronkial juga tidak disarankan. Kemudian, penggunaan Fluimucil (Acetylcysteine), terutama pada awal pengobatan, dapat mengencerkan sekret bronkial dan sekaligus meningkatkan volumenya.
Apakah fluimucil aman untuk ibu hamil dan menyusui?
Bahan aktif fluimucil berupa asetilsistein tergolong obat kategori B untuk ibu hamil. Studi obat ini dalam sistem reproduksi hewan percobaan belum menunjukkan risiko apapun pada janin, tetapi studi terkontrol pada wanita hamil belum dilakukan.
Oleh sebab itu, konsumsi obat ini saat hamil dianggap aman. Namun, harus sesuai dosisnya. Sedangkan untuk ibu menyusui, belum diketahui apakah bahan aktif Fluimucil dapat masuk dan mencemari ASI ibu menyusui.
Untuk menghindari kemungkinan risiko pada bayi yang menyusui, obat ini harus dihindari atau menyusui dilanjutkan setelah 30 jam penggunaan obat ini.
Interaksi obat fluimucil
Berikut ini adalah interaksi dengan obat lain bila digunakan bersama-sama. Hati-hati saat menggunakan Fluimucil dengan obat lain. Interaksi dapat terjadi adalah sebagai berikut:
- Obat antitusif, penggunaan bersamaan dengan antitusif dapat menyebabkan kesulitan dalam mengeluarkan dahak karena antitusif dapat menekan refleks batuk, jadi penggunaan harus dilakukan dengan hati-hati.
- Antibiotik jenis tetrasiklin, jarak kurang lebih 2 jam harus dilakukan untuk menghindari kemungkinan efek samping.
- Gliserol trinitrat, meningkatkan efek vasodilatasi yang memicu peningkatan aliran darah.