ghosting adalah kondisi saat seseorang tiba-tiba menghilang

Dari banyaknya istilah yang marak, ghosting adalah salah satu istilah yang sering kita dengar saat ini. Ghosting adalah saat seseorang berhenti menanggapi pesan dan menghilang dari suatu hubungan tanpa penjelasan. 

Tak hanya dalam percintaan, beberapa orang juga mengartikan ghosting adalah situasi saat seseorang tiba-tiba berhenti berkomunikasi atau tiba-tiba menghilang. Misalnya, seorang teman mulai mengabaikan pesanmu atau saat seorang karyawan berhenti bekerja tanpa pernah memberitahukan secara jelas.

Akibat tindakan ghosting, banyak korban yang akhirnya merasa dirinya tak layak untuk dipertahankan. Tentunya ini bisa saja berdampak pada kesehatan mental para korban ghosting.

Lantas, adakah ciri-ciri seseorang akan ghosting dan bagaimana cara kita menghadapinya? Yuk, simak artikel selengkapnya!

Fakta seputar ghosting

Ghosting adalah ketika seseorang yang kamu kencani atau berteman denganmu menghilang tanpa jejak. Ini bisa terjadi di awal hubungan atau di tengah hubungan, baik hubungan secara langsung maupun online.

Berurusan dengan orang yang suka nge-ghosting memang cukup sulit. Hal ini karena biasanya kita tidak tahu penyebab dan alasannya atau tidak tahu bagaimana harus bereaksi.

Pada dasarnya, para pakar hubungan tidak menganjurkan untuk melakukan ghosting karena pengaruhnya terhadap orang yang di-ghosting. Sebab, dampaknya akan membuat orang yang di-ghosting menebak penyebab orang lain meninggalkan mereka. 

Bahkan, kurangnya komunikasi perpisahan dapat memicu perasaan tidak pasti, bingung, cemas, bahkan berkurangnya harga diri pada orang yang di-ghosting.

Ciri-ciri ghosting, apa kamu salah satu korbannya?

ciri-ciri ghosting adalah putus kontak tanpa alasan

Perilaku ghosting sering kali terlihat jelas, tetapi juga bisa melalui proses bertahap. Bahkan, banyak orang yang tak segan melakukan soft ghosting yang merupakan saat mereka secara progresif meminimalkan kontak selama periode waktu tertentu. 

Siapa sih yang ingin di-ghosting? Hampir semua orang pasti tidak ingin mengalaminya. Nah, untuk menghindari perilaku ini, kamu bisa mengenali beberapa ciri-ciri ghosting berikut ini:

  1. Dia tidak suka berbagi informasi pribadi.
  2. Dia tidak ingin kamu bertemu dengan teman atau keluarganya.
  3. Dia menghilang dari media sosial.
  4. Dia jarang menanggapi pesan atau telepon dari kamu.
  5. Ketika kamu menghubunginya, biasanya ia akan selalu beralasan sibuk.
  6. Dia memperingatkan kamu bahwa dia tidak ingin menjalani hubungan yang serius.
  7. Ketika kamu berbicara atau mengirim pesan, tanggapannya akan semakin singkat setiap harinya.
  8. Menjadwalkan janji, lalu tidak pernah muncul tanpa peringatan atau penjelasan.

Jika kamu telah melakukan upaya berulang kali untuk menghubungi seseorang dan mereka tidak mau menanggapi, itu merupakan bukti kuat bahwa kamu telah menjadi korban ghosting.

Tak hanya secara langsung, ghosting juga bisa terjadi di media sosial. Tanda-tanda ghosting di media sosial biasanya meliputi pemutusan semua kontak media sosial dengan orang lain tanpa penjelasan. 

Ciri-ciri seseorang yang suka melakukan ghosting biasanya mereka akan berhenti berteman, berhenti mengikuti, atau bahkan memblokir kamu di semua platform media sosial. Tak hanya itu, ia juga tak segan untuk menonaktifkan atau menghapus akun sosial untuk mencegah kamu mengontaknya.

Komitmen Adalah Kunci Sukses Hubungan, Apa Ciri-Cirinya?

Kenapa seseorang melakukan ghosting?

Ghosting adalah salah satu cara yang dianggap tidak dewasa untuk mengakhiri suatu hubungan. Dalam kasus lain, itu bahkan bisa menjadi bentuk pelecehan emosional. Pada dasarnya, ada dua alasan utama mengapa seseorang melakukan ghosting.

Pakar hubungan dan psikolog setuju bahwa orang yang melakukan tindakan tersebut sebenarnya hanya ingin menghindari situasi yang tidak nyaman. Meskipun dianggap sebagai perilaku yang kurang terhormat, hal ini mereka lakukan karena mereka merasa itulah cara terbaik untuk mengatasi ketidakmampuan mereka untuk berkomunikasi dengan baik.

Ada juga alasan lain seseorang melakukan ghosting, salah satunya termasuk takut akan reaksi orang lain terhadap penolakan. Dalam beberapa kasus, seseorang melakukan perilaku tersebut karena tidak ingin menyakiti perasaan orang lain.

Padahal, dengan melakukan tindakan tiba-tiba menghilang justru bisa menyebabkan rasa sakit yang jauh lebih besar daripada langsung berbicara “Aku nggak cocok sama kamu”.

Cara menghadapi jika menjadi korban ghosting

Bagaimana seseorang menghadapi ghosting sebenarnya bergantung pada apa yang diinginkan dari situasi tersebut dan dari hubungannya dengan orang lain.

Jika kamu tidak lagi tertarik dengan orang tersebut, biarkan saja dan lanjutkan hidupmu. Kamu benar-benar tidak perlu mengatakan apa pun kepada mereka. Bahkan, semakin cepat kamu menghapus ingatan tentangnya, maka semakin baik.

Jika kamu masih ingin mengencani atau masih ingin memiliki hubungan baik dengan orang tersebut, kamu bisa menghubunginya sekali lagi dan tanyakan apa yang terjadi. Kamu juga bisa menanyakan beberapa hal, seperti:

  1. “Hai, aku tahu kamu sangat sibuk akhir-akhir ini, tapi bisakah kamu memberitahuku jika semuanya baik-baik saja?”
  2. “Hai, sudah lama tidak mendengar kabar darimu. Apakah kamu masih mau jalan-jalan lagi?”
  3. “Hai, apakah kamu masih tertarik untuk mengenal satu sama lain? Jika tidak, tidak apa-apa. Aku hanya ingin memastikan apa yang terjadi.” 

Tak bisa dipungkiri bahwa ghosting adalah perilaku yang menyakitkan bagi banyak orang. Untuk itu, hal terbaik yang dapat kamu lakukan saat mengakhiri hubungan adalah memperlakukan orang lain seperti kamu ingin diperlakukan.

10 Cara Mencintai Diri Sendiri: Sadari, dan Mulai Lakukan Perlahan!

Memang, ghosting adalah hal umum di era digital ini. Meski tindakan ini terlihat umum, bukan berarti tindakan tersebut baik. Cobalah pertimbangkan bagaimana ghosting dapat memengaruhi kedua belah pihak.

Bagi kamu korban ghosting, tidak apa-apa jika kamu merasa bingung, sedih, dan marah. Namun, percayalah bahwa mengirim pesan singkat untuk mengakhiri hubungan dapat membantu kamu mendapatkan kembali kekuatan dan kepercayaan pada diri kamu.


Penulis: Silvia Wardatul

Share artikel ini
Reference