gangguan pembekuan darah

Asian beautiful woman sick with feeling pain in the chest. Hand holding chest after taking a medication.Concept of hard work without maintaining health.

Gangguan pembekuan darah tak boleh disepelekan. Saat kamu terluka dan berdarah, tubuhmu menghentikan pendarahan dengan membentuk bekuan darah. Protein dan partikel dalam darah, yang disebut trombosit, saling menempel untuk membentuk bekuan darah.

Proses pembentukan bekuan darah adalah koagulasi. Koagulasi yang normal penting selama cedera, karena membantu menghentikan luka akibat pendarahan dan memulai proses penyembuhan.

Namun, darah tidak boleh menggumpal saat baru saja mengalir ke seluruh tubuh. Jika darah cenderung menggumpal terlalu banyak, itu disebut sebagai keadaan hiperkoagulasi atau trombofilia alias gangguaan pembekuan darah.

Gangguan pembekuan darah

Bekuan darah, juga disebut trombosis, dapat terbentuk di dalam pembuluh darah mana pun di dalam tubuh. Gumpalan darah besar yang tidak pecah dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius.

1. Trombosis Arteri

Bekuan darah yang terbentuk di arteri disebut trombosis arteri. Gumpalan arteri yang pecah dapat merusak salah satu dari beberapa organ yang berbeda.

2. Trombosis Vena Dalam (DVT)

DVT adalah gumpalan darah yang terbentuk di dalam vena. Gejalanya bisa berupa pembengkakan atau nyeri pada area tersebut. Fragmen bekuan yang pecah dan berpindah ke bagian lain dari tubuh dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, atau masalah paru-paru.

3. Emboli Paru (PE)

DVT yang putus (fragmen yang pecah) dan berjalan ke paru-paru disebut emboli paru. Gumpalan yang tersangkut di arteri paru-paru dapat menyebabkan kerusakan organ bahkan menyebabkan kematian.

Jenis Trombofilia

Sekitar 60 hingga 70 persen pasien yang menderita pembekuan darah memiliki kecenderungan medis untuk membentuk gumpalan darah. Kecenderungan pembekuan darah disebut trombofilia. Beberapa jenis trombofilia diturunkan secara genetik, sementara yang lainnya mengalami trombofilia karena operasi, kanker, dan wanita hamil berisiko lebih tinggi mengalami pembekuan darah.

Berikut ini adalah beberapa jenis trombofilia.

1. Sindrom Antibodi Antifosfolipid (APLS)

APLS adalah penyakit autoimun di mana tubuh memproduksi antibodi terhadap protein darah tertentu, meningkatkan kecenderungan untuk menggumpal. Sindrom tidak menurun secara genetik dan sering terjadi pada wanita hamil. Untuk orang yang dites positif APLS tetapi tidak pernah mengalami pembekuan, aspirin dapat diresepkan sebagai tindakan pencegahan.

2. Faktor V Leiden

Faktor V merupakan salah satu protein yang menyusun sistem koagulasi. Orang dengan Faktor V Leiden memiliki protein koagulan abnormal. Kondisi ini meningkatkan risiko pasien untuk pembekuan. Ini adalah trombofilia bawaan yang paling umum.

3. Mutasi Gen Protrombin

Pada orang dengan kondisi bawaan ini, tubuh memproduksi terlalu banyak protrombin, protein koagulan yang juga disebut Faktor II.

4. Defisiensi Protein C, Defisiensi Protein S, Defisiensi ATIII

Protein C, protein S dan ATIII merupakan protein yang berperan penting dalam mengontrol proses pembekuan. Orang dengan kelainan defisiensi bawaan ini tidak menghasilkan cukup protein ini.

Bahaya gangguan pembekuan darah

Keadaan hiperkoagulasi bisa berbahaya, terutama bila kondisi ini tidak terdeteksi dan terobati dengan benar. Orang dengan kondisi hiperkoagulasi memiliki peningkatan risiko pembekuan darah yang berkembang di arteri (pembuluh darah yang membawa darah menjauh dari jantung) dan vena (pembuluh darah yang membawa darah ke jantung). Bekuan di dalam pembuluh darah juga disebut trombus atau embolus.

Gumpalan darah di vena atau sistem vena dapat berjalan melalui aliran darah dan menyebabkan deep vein thrombosis (bekuan darah di vena panggul, kaki, lengan, hati, usus atau ginjal) atau embolus paru (bekuan darah di paru-paru) .
Pembekuan darah di arteri dapat meningkatkan risiko stroke, serangan jantung, sakit kaki yang parah, kesulitan berjalan, atau bahkan kehilangan anggota tubuh.

Cara mengobati gangguan pembekuan darah

Seperti halnya obat apa pun, penting untuk mengetahui bagaimana dan kapan harus menggunakan antikoagulan sesuai dengan petunjuk dokter, dan untuk sering melakukan tes darah, seperti saran doktermu.

Jika kamu diberi resep warfarin (Coumadin), kamu harus sering melakukan tes darah, yang disebut PT-INR, untuk mengevaluasi seberapa baik obat tersebut bekerja. Kamu mungkin lebih mudah berdarah atau memar saat terluka. Hubungi dokter jika kamu mengalami pendarahan atau memar yang berat atau tidak biasa.

Setelah itu, jangan minum obat lain tanpa terlebih dahulu berbicara dengan dokter. Tanyakan kepada dokter tentang pedoman diet khusus yang harus kamu ikuti saat menggunakan warfarin. Makanan tertentu, seperti makanan tinggi vitamin K (ditemukan dalam bayam dan brokoli) dapat mengubah cara kerja obat.

Kamu tidak harus mengonsumsi warfarin (Coumadin) jika sedang hamil atau berencana untuk hamil. Jika ya, tanyakan kepada dokter untuk beralih ke jenis obat antikoagulan yang berbeda, ya.

Tips mencegah gangguan pembekuan darah

Sering kali, orang dengan pembekuan darah tidak memiliki gejala apapun sampai terjadi komplikasi. Maka, penting untuk melakukan apa yang kamu bisa untuk menurunkan risiko mengembangkan bekuan darah. Berikut beberapa saran ahli untuk mencegah pembekuan darah:

1. Pertahankan berat badan yang sehat

Obesitas berkaitan dengan peningkatan tekanan di dalam perut, menjadi kurang aktif, dan mengalami peradangan jangka panjang di tubuh. Semua faktor ini dapat meningkatkan risiko pembekuan darah. Bicaralah dengan profesional kesehatan tentang cara sehat untuk mengurangi berat badan.

2. Tetap aktif

Olahraga teratur dapat menurunkan peluang untuk mengembangkan bekuan darah. Penting untuk dicatat bahwa jika kamu tidak aktif atau tidak bergerak untuk waktu yang lama, aktivitas fisik ringan hingga sedang mungkin merupakan ide yang lebih baik daripada olahraga intens. Ini karena ada risiko yang sangat kecil untuk melonggarkan bekuan darah jika kamu melakukannya secara berlebihan.

3. Hidrat

Dehidrasi diperkirakan meningkatkan kemungkinan terjadinya bekuan darah. Karena itu, penting untuk minum banyak air setiap hari, terutama jika kamu memiliki faktor risiko lain untuk pembekuan darah.

4. Berhenti merokok

Jika kamu merokok, sekaranglah saatnya untuk berhenti. Penelitian menunjukkan bahwa merokok — bahkan rokok elektrik — meningkatkan risiko mengalami pembekuan darah yang berbahaya. Ada banyak cara untuk membantu kamu berhenti.

5. Kurangi waktu duduk

Jika perjalanan, kondisi kesehatan, atau sifat pekerjaanmu mengharuskan kamu duduk untuk waktu yang lama, penting untuk bangun dan bergerak sesering mungkin. Gerakkan tubuhmu deengan cara berdiri, meregangkan (kaki, pergelangan kaki, dan tungkai), dan bergerak setiap 2 hingga 3 jam jika memungkinkan untuk mencegah pembentukan gumpalan.

6. Perhatikan kadar natriummu!

Memperhatikan tingkat natrium dapat menjadi kunci dalam menurunkan kemungkinan kamu mengalami pembekuan darah. Sebuah studi tahun 2018 menunjukkan, kadar natrium yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan masalah dengan pembekuan darah.

7. Minum obat sesuai resep

Obat-obatan tertentu berguna untuk mencegah pembentukan gumpalan darah, melarutkan gumpalan darah yang ada, atau mencegahnya tumbuh lagi. Ini termasuk pengencer darah, inhibitor trombin, dan trombolitik.
Nah, itu dia beberapa hal serta tips untuk mencegah gangguan pembekuan darah. Have a nice and healthy day!

Share artikel ini
Reference