Waspada Bayi Kena Kanker Ovarium, Ini Gejalanya!
Beberapa waktu lalu, pemberitaan mengenai Daneen Auni Riksi, bayi berusia 19 bulan yang memiliki kanker ovarium stadium tiga membuat penasaran para Moms. Lalu, apa yang menjadi penyebab bayi kena kanker ovarium?
Awalnya, Daneen mengalami sembelit dan perut kembung. Sang ibu, Fallarystia Sintom, bercerita buah hatinya lalu dibawa ke rumah sakit. “Saya tidak menyangka kanker ovarium pada usia sedini ini. Dokter sedang menyelidiki kasus ini karena cukup langka,” ujar Fallarystia.
Dari kasus tersebut, Moms mungkin bertanya-tanya bayi kena kanker ovarium apa penyebabnya, ya? Apa saja pengobatan untuk menyembuhkan kasus langka tersebut? Berikut penjelasannya.
Gejala kanker ovarium
Kanker ovarium mengacu pada pertumbuhan sel yang abnormal di ovarium, organ penghasil sel telur pada wanita. Sering kali tidak ada gejala pada stadium awal, tetapi siapa pun yang memiliki kondisi ini mungkin merasakan sakit atau tekanan di perut bagian.
Gejala kanker ovarium meliputi:
- Rasa sakit atau tekanan pada panggul
- Sakit di punggung atau perut
- Kembung
- Merasa cepat kenyang
- Perubahan pola buang air kecil, seperti buang air kecil yang lebih sering
- Perubahan kebiasaan buang air besar, seperti sembelit
Bayi kena kanker ovarium, bagaimana pengobatannya?
Pengobatan kanker ovarium akan bergantung pada ukuran dan jenis kanker ovarium, letak kanker dan penyebarannya, hingga kondisi kesehatan secara umum para penderitanya. Pengobatan utama untuk kanker ovarium di antaranya operasi, kemoterapi, serta pemberian obat-obatan dengan terapi hormon.
Adapun dokter akan melakukan terapi pengobatan dengan menjelaskan terapi mulai dari manfaat hingga efek samping, mengidentifikasi rencana terapi pengobatan yang sesuai, berbicara tentang efek samping obat-obatan yang diberikan, hingga menjalani pemeriksaan rutin selama dan setelah terapi.
Berikut beberapa pemeriksaan untuk menunjang kesembuhan penderita:
1. Operasi
Prosedur ini menjadi pilihan utama yang untuk mengobati kanker ovarium. Biasanya operasi dilakukan untuk mengangkat bagian organ tubuh yang sudah terserang sel kanker.
2. Kemoterapi
Selain operasi, kemoterapi mungkin perlu untuk mematikan sel kanker yang ada dalam tubuh sehingga kanker tidak berkembang kembali.
3. Terapi radiasi
Setelah operasi dan kemoterapi, radiasi dilakukan ketika sel kanker masih tersisa dalam tubuh. Pengobatan dengan radiasi tidak menimbulkan rasa sakit. Namun, pengobatan ini memiliki efek samping seperti iritasi pada kulit hingga mual.
Selain ketiga terapi pengobatan di atas, mungkin dokter akan memberikan terapi lainnya yang sesuai untuk bayi kena kanker ovarium. Selalu konsultasikan dengan dokter jika Moms menemukan gejala tak biasa agar dapat melakukan pencegahan dan pengobatan secepat mungkin.
Penulis: Anggraini Nurul