anemia defisiensi besi pada anak

anemia defisiensi besi pada anak

Anemia defisiensi besi seringkali dinilai sebagai kondisi yang hanya dapat menyerang orang dewasa. Siapa yang menyangka kalau anemia defisiensi besi justru lebih sering terjadi pada anak-anak dan bahkan dapat menyerang ketika anak masih berusia 4 hingga 6 bulan.

Anemia defisiensi besi pada anak memang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh. Tapi, kekurangan zat besi sendiri dapat dipicu oleh banyak hal. Penasaran? Yuk, simak penjelasan di bawah ini.

Apa itu anemia?

Anemia adalah kondisi di mana tubuh kekurangan sel darah merah atau hemoglobin yang cukup. Dapat menyerang siapa saja, seseorang yang menderita anemia dapat mengalami beberapa gangguan fungsi tubuh termasuk fungsi otak.

Anemia kerap dianggap hanya dialami oleh orang dewasa. Sesungguhnya, anemia justru lebih sering dialami oleh anak-anak saat bayi atau pada awal masa kanak-kanak.

Tentu saja hal ini perlu dicegah dan diatasi agar periode emas tumbuh kembang anak tidak terganggu. Kamu pasti tidak ingin si kecil mengalami anemia yang bisa menghambat pertumbuhan dan perkembangan kognitifnya ‘kan?

Anemia defisiensi besi pada anak

Ya, salah satu dari beberapa masalah kesehatan yang umum terjadi pada anak-anak adalah anemia. Anemia pada anak sering disebabkan oleh kekurangan asupan zat besi.

Zat besi adalah mineral yang dibutuhkan untuk membentuk hemoglobin. Sementara, hemoglobin adalah protein yang membantu sel darah merah membawa dan menyalurkan oksigen dari paru-paru ke seluruh tubuh.

Ketika hal ini tersebut tidak berjalan dengan baik, tentu sistem organ tubuh terganggu dan dapat merugikan si kecil.

Ciri-ciri anemia defisiensi besi pada anak

Untuk mengetahui apakah anak mengalami anemia defisiensi besi tidaklah sulit. Kamu dapat memperhatikan hal sederhana seperti warna kulit si kecil. Anemia defisiensi besi pada anak biasanya memengaruhi warna kulit anak menjadi pucat.

Selain warna telapak tangan, kuku jari tangan, hingga kelopak mata yang pucat, ada beberapa ciri-ciri anemia defisiensi besi pada anak yang paling umum yakni seperti berikut ini:

  • Tangan dan kaki anak sering terasa dingin
  • Mengalami penurunan hingga kehilangan nafsu makan
  • Mudah atau sering sakit karena sistem kekebalan tubuh menurun
  • Produksi keringat meningkat
  • Anak mudah merasa lelah dan rewel
  • Detak jantung anak terasa cepat
  • Mengalami splenomegali atau pembesaran limpa
  • Mengalami pica atau mengonsumsi benda-benda bukan makanan seperti kotoran, cat, dan lain-lain
  • Anak sering mengeluh merasa pusing
  • Pola nafas cepat yang abnormal
  • Anak sering terlihat lesu dan murung
  • Kuku jari anak mudah patah atau rapuh

Salah satu ciri-ciri anemia defisiensi besi pada anak yang tidak boleh kamu abaikan adalah keterlambatan perkembangan dan masalah perilaku. Kamu dapat memperhatikan apakah anak sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi hingga menyebabkan menurunnya prestasi belajar.

Penyebab anemia defisiensi besi pada anak

Anemia defisiensi besi pada anak dapat dipicu atau disebabkan oleh beberapa hal seperti berikut ini:

  • Asupan nutrisi dan suplemen zat besi yang rendah
  • Lonjakan pertumbuhan dan perkembangan pada tubuh anak sehingga membutuhkan lebih banyak zat besi
  • Masalah atau penyakit pada saluran pencernaan yang mengakibatkan gangguan penyerapan zat besi
  • Perubahan pola makan yang buruk pada tahun kedua
  • Anak dengan gaya hidup vegetarian
  • Anak tidak memperoleh asupan daging atau nutrisi yang cukup
  • Memperoleh terlalu banyak susu sapi terutama saat berusia dibawah 2 tahun
  • Menerima ASI eksklusif lebih dari enam bulan tanpa adanya makanan tambahan pendamping ASI
  • Kelahiran sebelum minggu ke-37 atau prematur
  • Anak lahir dengan berat badan rendah
  • Adanya masalah dengan fungsi tubuh dalam menyerap zat besi seperti penyakit Coeliac
  • Anak lahir dari ibu dengan anemia atau masalah kesehatan lainnya
  • Mengalami pendarahan akibat cedera
  • Menstruasi berlebihan pada anak remaja perempuan
  • Anak mengalami keracunan timbal atau plumbism

Cara mengobati anemia defisiensi besi pada anak

Untuk mengatasi kekurangan zat besi pada anak bukanlah hal yang sulit. Sebagai langkah awal, kamu dapat berkonsultasi dengan dokter yang kemudian dibarengi dengan beberapa cara mengobati anemia defisiensi besi pada anak berikut ini:

Mengonsumsi suplemen zat besi

Anemia defisiensi besi pada anak terjadi karena kekurangan zat besi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kadar zat besi dalam darah, kamu dapat memberikan suplemen zat besi pada anak.
Sayangnya, suplemen zat besi dapat mengiritasi lambung dan mengubah warna kotoran. Jadi, jika kamu ingin memberikan suplemen pada anak, sebaiknya kamu memberikan suplemen zat besi berdasarkan anjuran dokter.

Mengonsumsi makanan kaya zat besi

Suplemen zat besi memang dianggap lebih efektif daripada mengonsumsi makan makanan sehat. Namun, tidak ada salahnya kamu mengubah pola makan anak menjadi lebih sehat.

Kamu dapat memberikan asupan makanan yang kaya zat besi seperti:

  • Sereal, nasi, pasta
  • Telur
  • Tahu
  • Roti dengan gandum utuh beragi
  • Daging merah seperti sapi dan domba
  • Daging unggas seperti ayam dan bebek
  • Ikan dan kerang
  • Sayuran hijau seperti brokoli dan sawi, serta kacang-kacangan.

Hindari zat pengganggu penyerapan zat besi

Setelah kamu memperoleh suplemen dari dokter dan mengonsumsi makanan kaya zat besi, pastikan kamu menghindari beberapa zat dan makanan yang dapat mengganggu penyerapan zat besi.
Sebaiknya kamu menghindari zat seperti obat antasida, kloramfenikol, serta teh karena dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam menyerap zat besi.

Mengobati infeksi atau penyakit pada anak

Beberapa penyebab anemia defisiensi besi pada anak biasanya terjadi karena infeksi tertentu, termasuk cacingan. Jadi, agar seluruh upaya yang dilakukan bekerja dengan maksimal, pastikan kamu juga mengobati infeksi atau penyakit lain yang diderita si kecil.

Inti dari terapi anemia defisiensi besi pada anak di atas adalah memastikan anak memperoleh nutrisi dan gizi yang cukup, serta mengobati penyakit lain yang diderita anak. Kamu bisa mulai dari merubah pola makan, memastikan anak minum banyak air mineral, dan memberikan suplemen pada anak.

Tips mencegah anemia defisiensi pada anak

Menurut American Academy of Pediatrics (AAP), meskipun ASI tidak mengandung banyak zat besi, ibu dapat mencegah anemia defisiensi pada anak dengan memberikan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Meskipun dinilai tidak dapat memenuhi kebutuhan zat besi pada anak, ASI eksklusif memiliki daya serap yang lebih tinggi 50% daripada susu sapi.

Karena anemia defisiensi pada anak sering terjadi, AAP merekomendasikan screening anemia atau melakukan tes darah hemoglobin sejak bayi berusia 9 hingga 12 bulan. Disamping itu, ada beberapa tips lain untuk mencegah anemia defisiensi besi yang dapat dianjurkan dokter berupa:

  • Memberikan suplemen zat besi pada bayi lahir cukup bulan sejak berusia 4 bulan sesuai anjuran
  • Memberikan suplemen zat besi pada bayi prematur berusia 2 minggu sesuai anjuran
  • Memberikan makanan yang kaya zat besi
  • Memberikan vitamin C pada anak untuk meningkatkan penyerapan zat besi
  • Tidak memberikan susu sapi pada bayi di bawah usia 1 tahun
  • Menambah menu daging merah tanpa lemak pada makanan anak
  • Menjaga kebersihan agar anak bebas dari infeksi bakteri atau parasit

Selain beberapa tips di atas, pastikan kamu memperhatikan nutrisi dari setiap makanan yang dikonsumsi oleh anak. Beberapa zat dalam makanan dapat mengganggu proses penyerapan zat besi dalam tubuh si kecil. Batasilah asupan kedelai dan tehpada anak.

Share artikel ini
Reference