gejala menopause dan cara mengatasinya

gejala menopause dan cara mengatasinya

Menopause adalah fase alami dalam kehidupan seorang wanita yang ditandai dengan berakhirnya periode menstruasi.

Namun, selama proses ini, banyak wanita mengalami berbagai gejala yang dapat memengaruhi kualitas hidup mereka. Simak apa saja gejala menopause dan bagaimana cara mengatasinya di bawah ini!

Penyebab menopause

Pada dasarnya ada beberapa kondisi yang menjadi penyebab menopause dan menimbulkan gejala yang perlu diketahui serta bagaimana cara mengatasinya. Ini daftar penyebabnya. 

1. Penurunan hormon reproduksi secara alami

Ketika mendekati akhir usia 30-an, tubuh mulai menghasilkan lebih sedikit hormon estrogen dan progesteron yang mengatur siklus menstruasi.

Ini bisa membuat periode menstruasi di usia 40-an menjadi tidak teratur, baik dalam durasi, jumlah, dan frekuensi. Pada usia rata-rata 51 tahun, ovarium berhenti melepaskan sel telur dan menstruasi tidak lagi terjadi.

2. Melakukan operasi yang mengangkat ovarium (ooforektomi)

Ovarium menghasilkan hormon seperti estrogen dan progesteron yang mengatur siklus menstruasi. Jika ovarium diangkat melalui pembedahan, menopause bisa terjadi segera dengan gejala seperti berhenti menstruasi, hot flashes, dan tanda lainnya. 

Operasi yang mengangkat rahim tapi tidak ovarium biasanya tidak langsung menyebabkan menopause. Meskipun menstruasi berhenti, indung telur tetap memproduksi hormon dan sel telur.

3. Menjalani kemoterapi dan terapi radiasi lainnya

Kemoterapi dan terapi radiasi untuk kanker bisa menyebabkan menopause dengan gejala seperti hot flash. Namun, kemoterapi tidak selalu membuat menstruasi berhenti secara permanen.

Terapi radiasi hanya memengaruhi ovarium jika diarahkan ke sana. Radiasi ke bagian lain tubuh tidak akan memengaruhi menopause.

4. Insufisiensi ovarium primer

Sekitar 1% wanita mengalami menopause sebelum usia 40 tahun, yang disebut menopause dini. Penyebabnya bisa dari ovarium yang tidak menghasilkan hormon dengan normal, seperti faktor genetik atau penyakit autoimun.

Namun, kadang penyebabnya tidak dapat ditemukan. Terapi hormon sering direkomendasikan untuk melindungi kesehatan otak, jantung, dan tulang wanita dengan kondisi ini setidaknya sampai usia alami menopause.

Gejala menopause dan cara mengatasinya

Pada bulan atau tahun menjelang menopause, kamu mungkin akan mengalami beberapa tanda-tanda. Berikut deretan gejala menopause dan cara mengatasinya.

haid tidak teratur atau berhenti sama sekali

1. Haid tidak teratur atau berhenti sama sekali

Haid tidak teratur menjadi gejala menopause karena perubahan hormonal yang terjadi dalam tubuh. Saat mendekati menopause, ovarium mulai menghasilkan hormon secara tidak teratur, yang dapat mempengaruhi siklus haid. Haid dapat menjadi lebih pendek, lebih panjang, lebih sering, atau lebih jarang.

Untuk menghadapi haid tidak teratur selama menopause, ada beberapa langkah yang dapat diambil, seperti: 

  • Konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang sesuai. 
  • Mengatur pola makan sehat dan gaya hidup aktif untuk menjaga keseimbangan hormon. 
  • Terapi hormon untuk mengatur kembali siklus haid. 

2. Gejala panas (hot flashes)

Hot flashes adalah gejala panas yang umum terjadi pada menopause. Kondisi ini terjadi tiba-tiba dan mendadak, disertai dengan sensasi panas yang menjalar ke bagian atas tubuh, wajah, dan leher. 

Umumnya, gejala ini diikuti dengan keringat berlebihan dan detak jantung yang cepat. Hot flashes terjadi akibat perubahan hormon estrogen di dalam tubuh. 

Gejala menopause satu ini tentu memiliki perawatan dan cara mengatasinya yang perlu kamu ketahui. Begini caranya. 

  • Menghindari makanan pedas, alkohol, dan kafein untuk mengurangi frekuensi gejala.
  • Mengatur suhu ruangan dan memakai pakaian yang tidak begitu tebal. 
  • Menjalani terapi hormon atau menggunakan obat-obatan tertentu. 
  • Mencoba teknik relaksasi, seperti yoga, meditasi, dan latihan pernapasan. 

3. Gangguan tidur

Perubahan hormon, terutama penurunan kadar estrogen, dapat memengaruhi pola tidur dan menyebabkan sulit tidur atau sulit mempertahankan tidur.

Gangguan tidur ini bisa berupa kesulitan tidur yang mendalam, sering terbangun di malam hari, atau sulit tidur kembali setelah terbangun.

Berikut ini beberapa cara mengatasi gangguan tidur akibat gejala menopause. 

  • Mengatur pola waktu tidur dengan konsisten. 
  • Menghindari konsumsi kafein dan alkohol di malam hari
  • Memperhatikan pola makan yang seimbang untuk meningkatkan kualitas tidur. 
  • Melakukan pijat, meditasi, atau latihan pernapasan agar lebih rileks. 

4. Perubahan mood

Perubahan suasana hati adalah salah satu ciri khas gejala menopause yang terjadi akibat fluktuasi hormon dalam tubuh, terutama penurunan kadar estrogen.

Perubahan hormon ini dapat memengaruhi keseimbangan kimia otak. Hal tersebut menyebabkan perubahan suasana hati, seperti perasaan cemas, mudah marah, atau sedih yang mendalam. 

Untungnya, gejala menopause satu ini memiliki tindakan dan cara mengatasinya yang cukup mudah, seperti: 

  • Menjaga gaya hidup sehat dengan pola makan seimbang dan rutin berolahraga. 
  • Merilekskan pikiran lewat yoga dan meditasi. 
  • Berbicara dengan orang terdekat atau konselor untuk meredakan perasaan cemas. 

5. Penurunan libido

Penurunan kadar estrogen dapat mempengaruhi aliran darah ke organ genital, mengurangi sensitivitas, dan menyebabkan kekeringan vagina.

Kondisi ini tentu bisa menurunkan libido yang membuat aktivitas seksual terasa tidak nyaman atau menyakitkan. 

Gejala menopause ini juga disertai dengan perubahan suasana hati dan gangguan tidur yang berdampak pada hasrat seksual. Untuk menghadapi kondisi ini, ada beragam cara yang bisa kamu coba, antara lain: 

  • Komunikasikan perubahan yang dialami dengan pasangan. 
  • Gunakan pelumas vagina saat berhubungan seksual. 
  • Mengelola stres
  • Berkonsultasi dengan dokter atau ahli terapis seksual. 

6. Vagina kering

Vagina kering adalah salah satu gejala umum dari menopause. Penurunan kadar estrogen selama menopause dapat menyebabkan penipisan dan penurunan elastisitas jaringan vagina, serta berkurangnya produksi lendir vagina. 

Hal ini bisa membuat vagina menjadi kering, tidak nyaman, dan terkadang dapat menyebabkan rasa sakit atau ketidaknyamanan selama hubungan seksual.

Ada beberapa cara yang dapat membantu mengatasi masalah vagina kering selama menopause, misalnya:

  • Pakai pelumas vagina yang aman dan bebas dari bahan kimia berbahaya. 
  • Gunakan krim atau supositoria yang mengandung estrogen dapat membantu merawat jaringan vagina. 
  • Merawat kesehatan vagina melalui konsumsi makanan yang sehat, cukup minum air, dan menjaga kebersihan yang tepat. 

7. Sering berkeringat saat malam

Berkeringat saat malam merupakan gejala umum menopause, disebut juga “night sweats”, yang disebabkan oleh fluktuasi hormon terutama penurunan estrogen.

Penurunan kadar estrogen mengganggu regulasi suhu tubuh sehingga menyebabkan panas berlebihan dan keringat malam.

Penting untuk mengenali gejala menopause satu ini dan cara mengatasinya, seperti: 

  • Memilih pakaian tidur yang nyaman. 
  • Menjaga suhu ruangan tetap sejuk dengan ventilasi yang cukup. 
  • Menghindari makanan pedas, alkohol, dan kafein yang bisa merangsang sistem saraf. 
  • Mencoba teknik relaksasi, seperti teknik pernapas dan meditasi. 

8. Penambahan berat badan dan metabolisme yang melambat

Jika diperhatikan, wanita yang mengalami menopause cenderung mengalami kenaikan berat badan dan proses metabolismenya melambat. 

Penurunan kadar hormon estrogen dapat mempengaruhi distribusi lemak dalam tubuh dan memperlambat metabolisme, menyebabkan peningkatan berat badan, terutama di area perut.

Untungnya, ada berbagai cara menghadapi gejala menopause satu ini agar tidak kelebihan berat badan, seperti: 

  • Konsumsi makanan yang rendah lemak, tinggi serat, dan bernutrisi seimbang. 
  • Rajin berolahraga, seperti latihan kardio, angkat beban, dan yoga. 
  • Tetap aktif dan mendapatkan tidur yang cukup. 
  • Mengelola stres untuk mengatasi perubahan berat badan. 

9. Rambut rontok dan kering

Rambut rontok dan kering adalah gejala yang dapat muncul selama menopause. Penurunan kadar hormon estrogen dapat mempengaruhi kesehatan rambut dan kulit kepala, menyebabkan rambut menjadi lebih tipis, rapuh, dan rentan rontok. Gejala menopause ini ada cara mengatasinya, seperti: 

  • Makan makanan bernutrisi yang mengandung protein, zat besi, dan vitamin untuk kesehatan rambut. 
  • Gunakan sampo dan kondisioner yang sesuai dengan jenis rambut. 
  • Hindari penggunaan produk kimia atau pemanas yang berlebihan. 
  • Rajin memberikan perawatan alami, seperti masker rambut berbahan alami. 
  • Jaga kelembapan kulit kepala dengan menjaga asupan cairan. 

Itu tadi informasi seputar gejala menopause dan cara mengatasinya yang perlu kamu ketahui. Semoga informasi tadi bermanfaat, ya!


Penulis: Nabila Azmi

Share artikel ini
Reference