Penyebab Rahim Keluar Setelah Melahirkan
Rahim keluar setelah melahirkan terjadi ketika otot-otot dasar panggul dan jaringan ikat mengalami peregangan dan kelemahan, sehingga tidak dapat menopang rahim dengan baik. Akibatnya, rahim dapat turun dan menonjol keluar dari vagina.
Rahim keluar setelah melahirkan bisa saja terjadi pada wanita di usia berapapun. Kondisi ini juga dikenal sebagai prolaps uterus. Meskipun rahim keluar terjadi setelah melahirkan persalinan secara normal.
Secara umum, rahim keluar tidak memerlukan perawatan khusus. Namun, jika kondisi ini menyebabkan ketidaknyamanan atau mengganggu aktivitas sehari-hari kamu, perawatan medis segera dilakukan. Yuk ketahui lebih lanjut agar kamu bisa mengantisipasi hal ini!
Mengapa rahim keluar setelah melahirkan?
Hal tersebut terjadi karena selama kehamilan, tubuh mengalami lonjakan hormon yang menyebabkan jaringan di panggul menjadi lebih lembut dan fleksibel. Setelah melahirkan, seiring dengan pertumbuhan berat badan bayi, otot-otot dasar panggul bekerja lebih keras untuk menopang beban yang meningkat.
Tekanan dan peregangan selama persalinan dapat menyebabkan organ-organ tubuh bergeser dan melorot ke dalam vagina. Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan rahim keluar, antara lain:
- Kehamilan
- Kesulitan saat melahirkan atau cedera otot panggul saat persalinan
- Melahirkan bayi yang besar
- Kelebihan berat badan atau obesitas
- Batuk atau bronkitis kronis (radang saluran pernapasan)
- Kadar estrogen yang lebih rendah setelah menopause
- Sembelit kronis
- Kebiasaan mengangkat beban berat
Apakah rahim keluar normal?
Menurut penelitian, sekitar 35% wanita yang baru melahirkan mengalami gejala rahim keluar. Namun, ada beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan kondisi ini, seperti riwayat keluarga, obesitas, dan kondisi medis tertentu.
Meskipun rahim keluar setelah melahirkan umum terjadi pada wanita yang telah melahirkan, ini bukan berarti bahwa rahim keluar secara otomatis terjadi setelah melahirkan.
Jika kamu mengalami rahim keluar, penting untuk diketahui bahwa ini adalah kondisi yang umum dan ada berbagai pilihan pengobatan yang tersedia. Rahim keluar diklasifikasikan menjadi empat tingkat keparahan, yaitu:
- Tingkat pertama: Serviks masuk atau turun ke dalam vagina.
- Tingkat kedua: Leher rahim terletak di dalam vagina.
- Tingkat ketiga: Leher rahim turun keluar vagina.
- Tingkat keempat: Seluruh rahim berada di luar vagina. Dalam istilah medis, kondisi ini disebut procidentia.
Pengobatan rahim keluar
Cara penanganan rahim keluar tergantung pada tingkat keparahannya. Dokter mungkin merekomendasikan beberapa perawatan berikut:
Perawatan mandiri di rumah
Ini direkomendasikan untuk kasus rahim keluar yang ringan atau tanpa gejala. Pasien dapat melakukan senam kegel untuk menguatkan otot panggul, menurunkan berat badan, dan mengatasi sembelit.
Penggunaan pessarium
Pessarium adalah alat berbentuk cincin yang terbuat dari plastik atau karet. Alat ini dimasukkan ke dalam vagina untuk menopang jaringan rahim yang turun. Pessarium harus dibersihkan secara teratur.
Operasi
Jika prolapsnya parah, pembedahan dapat direkomendasikan untuk memperbaiki kelemahan jaringan panggul. Pembedahan juga dapat melibatkan pengangkatan rahim (histerektomi) pada kasus rahim keluar yang parah.
Meskipun pembedahan seringkali efektif, langkah ini mungkin tidak disarankan bagi wanita yang masih ingin memiliki anak. Hal ini karena kehamilan dan persalinan dapat memberikan tekanan yang besar pada otot panggul, yang dapat menyebabkan kerusakan pada jahitan operasi.
Cara mencegah rahim keluar
Memang, umumnya rahim keluar setelah melahirkan terjadi pada wanita setelah melahirkan. Namun ternyata, bisa saja terjadi pada wanita di segala usia. Berikut adalah cara pencegahan rahim keluar yang dapat kamu lakukan, antara lain:
- Melakukan senam kegel secara teratur untuk menguatkan otot dasar panggul, terutama setelah melahirkan.
- Mencegah sembelit dengan menjaga asupan cairan yang cukup dan mengonsumsi makanan berserat tinggi seperti buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, dan sereal.
- Menghindari mengangkat beban berat, dan jika harus mengangkat, lakukan dengan cara yang benar dan menggunakan teknik yang baik.
- Mengontrol batuk dengan minum obat yang sesuai dan menjaga kesehatan saluran pernapasan.
- Berhenti merokok, karena merokok dapat merusak jaringan dan mempengaruhi kekuatan otot.
- Menjaga berat badan yang sehat dan menghindari kelebihan berat badan.
- Mengetahui dan memahami tanda dan gejala rahim keluar, serta mendapatkan perawatan yang tepat jika diperlukan.
Jika rahim keluar tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan komplikasi seperti kandung kemih dan rektum yang turun melalui vagina.
__
Penulis: Annisa Sukarno