Pilek Saat Hamil? Jangan Asal Minum Obat, Atasi dengan Cara yang Tepat
Saat hamil, kondisi tubuh memang cenderung rentan terhadap penyakit, salah satunya pilek. Jika kamu terkena pilek saat hamil, kamu tak boleh minum sembarang obat seperti yang diminum orang pada umumnya.
Sebenarnya pilek saat hamil tidak terlalu berbahaya bagi janin, tetapi kondisi ini tetap memerlukan penangan yang tepat.
Salah-salah, sakit pilek yang diderita bisa bertambah parah dan menimbulkan gangguan lainnya. Oleh sebab itu, kenali gejala, penyebab, dan cara mengatasinya secara tepat.
Pengertian Pilek Saat Hamil
Pilek dan flu saat hamil adalah kondisi akibat infeksi virus ringan pada hidung, tenggorokan, sinus, dan saluran udara bagian atas. Infeksi virus ini juga dapat menyebabkan hidung tersumbat diikuti oleh pilek, bersin, sakit tenggorokan, dan batuk.
Flu dan pilek sendiri merupakan dua jenis penyakit yang berbeda gejalanya. Berikut ulasannya:
Pilek
Pilek biasanya lebih ringan daripada flu. Gejalanya muncul secara bertahap, dan biasanya tidak ada demam. Sakit tenggorokan yang biasanya dimulai dengan pilek akan hilang setelah satu atau dua hari, meninggalkan pilek dan batuk sebagai gejala utama.
Influenza
Influenza alias flu, lebih parah dan datang lebih tiba-tiba daripada pilek. Gejala flu termasuk demam tinggi, sakit kepala, kedinginan, sakit tenggorokan yang umumnya memburuk pada hari kedua atau ketiga (tidak seperti pilek), sering nyeri otot yang hebat,dan kelelahan.
Kondisi ini dapat berlangsung beberapa minggu atau lebih lama. Kamu mungkin juga mengalami bersin dan batuk sesekali yang bisa menjadi parah.
Pada ibu hamil, pilek dan flu bisa berlangsung lebih lama, berbeda dari orang pada umumnya yang akan membaik lebih cepat. Obat dan penanganannya pun berbeda agar tidak menyebabkan masalah bagi janin. Untuk itu, sebaiknya tetap berkonsultasi ke dokter kandungan sebelum mengonsumsi obat apapun.
Penyebab pilek dan flu pada ibu hamil
Sistem kekebalan tubuh pada ibu hamil umumnya akan menurun. Tak heran, ibu hamil akan lebih mudah terpapar pilek dan flu. Penyakit tersebut paling sering disebabkan oleh jenis virus yang dikenal sebagai rhinovirus.
Sebenarnya, ada 200 atau lebih virus flu yang umum menjangkit seseorang dan mengakibatkan pilek atau flu. Virus tersebut juga mudah ditularkan dari seseorang ke orang lain.
Gejala pilek dan flu
Ada beberapa gejala yang akan dialami ketika ibu hamil mengalami pilek dan flu, di antaranya:
- Sakit kepala
- Pilek
- Bersin
- Sakit tenggorokan
- Kelelahan
- Sesak nafas / Batuk
- Kehilangan selera makan
- Diare atau muntah
- Menggigil atau demam ringan
- Pegal-pegal
Gejala pilek umumnya berlangsung 10 hingga 14 hari. Jika gejala tidak membaik, kamu perlu menghubungi dokter. Hal itu untuk mencegah pilek berkembang menjadi sesuatu yang lebih serius, seperti infeksi sekunder atau flu.
Pencegahan flu dan pilek saat hamil
Selama hamil, wanita rentan mengalami flu dan pilek, sehingga diperlukan beberapa langkah pencegahan. Berikut beberapa langkah pencegahan yang dianjurkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC):
- Mencuci tangan secara teratur, menggunakan sabun dan bilas dengan air mengalir selama 20 detik, atau menggunakan hand sanitizer sebagai alternatif.
- Hindari untuk menyentuh wajah dengan tangan yang belum dicuci karena virus dapat menginfeksi tubuh melalui mata, hidung, dan mulut.
- Menjaga jarak dengan orang sakit atau individu yang baru berkontak erat dengan orang yang terpapar oleh flu dan pilek.
- Memakai masker di tempat-tempat umum atau di tempat ramai.
Selain beberapa langkah tersebut, kamu juga perlu berolahraga rutin sesuai anjuran dokter dan memenuhi asupan nutrisi yang seimbang serta mengonsumsi makanan ataupun suplemen vitamin prenatal.
Cara mengatasi flu dan pilek saat hamil
Ibu hamil memang sebaiknya tidak mengonsumsi obat secara bebas. Kami menyarankan untuk konsultasikan pada dokter kandungan sebelum mengonsumsi obat apapun.
Nah, berikut ini beberapa cara mengatasi flu dan pilek pada ibu hamil yang cukup aman:
Menurut University of Michigan Health System dan banyak ahli kandungan, yang terbaik adalah menghindari semua obat dalam 12 minggu pertama kehamilan.
Sebab, itulah masa penting bagi perkembangan organ vital bayi dalam kandungan. Banyak dokter juga menyarankan untuk berhati-hati setelah 28 minggu.
Berkonsultasilah dengan dokter sebelum minum obat apapun jika kamu sedang hamil atau mencoba hamil. Beberapa obat yang dianggap aman setelah 12 minggu kehamilan berupa:
- Gunakan obat gosok mentol di dada, pelipis, dan di bawah hidung.
- Strip hidung, yang direkatkan pada area hidung untuk membantu membuka saluran udara yang tersumbat.
- Obat batuk atau pelega tenggorokan sesuai anjuran dokter.
- Acetaminophen (Paracetamol) untuk sakit, nyeri, dan demam dengan dosis dan cara pakai sesuai anjuran.
- Obat untuk mengatasi gejala nyeri ulu hati dan mual akibat asam lambung.
- Obat batuk dalam bentuk sirup ataupun tablet sesuai anjuran.
Untuk mengatasi pilek saat hamil secara alami, kamu juga bisa mencoba cara berikut:
- Beristirahatlah yang banyak.
- Minum banyak cairan.
- Berkumurlah dengan air garam hangat, jika kamu sedang sakit tenggorokan atau batuk.
- Tetes hidung dan semprotan saline untuk mengencerkan lendir hidung dan meredakan jaringan hidung yang meradang.
- Mengatur kelembaban udara di ruangan untuk meredakan gejala hidung tersumbat dengan memakai steamer wajah, humidifier atau alat untuk melembabkan udara.
- Mengonsumsi sup ayam, untuk membantu meredakan peradangan dan mengurangi rasa tersumbat di hidung
- Menambahkan madu atau lemon ke dalam secangkir teh tanpa kafein hangat untuk meredakan sakit tenggorokan
Bahaya flu dan pilek saat hamil
Sebenarnya, pilek selama kehamilan sama seperti pilek yang dialami orang pada umumnya. Pilek saat hamil biasanya tidak akan mempengaruhi janin.
Namun, jika kondisi memburuk disertai demam, ada baiknya kamu menghubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Hal tersebut dilakukan untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi pada ibu hamil yang dapat memengaruhi janin. seperti risiko kelahiran prematur dan cacat lahir.
Jika ibu hamil mengalami demam atau tanda-tanda infeksi lainnya, penting untuk segera berbicara dengan dokter untuk menemukan cara terbaik untuk mengurangi gejala ini.
Kapan Harus Mengunjungi Dokter?
Meskipun kebanyakan pilek tidak menyebabkan masalah bagi janin, flu harus ditanggapi dengan lebih serius. Segera hubungi dokter jika terdapat gejala sebagai berikut:
- Gejala yang dialami berlangsung lebih dari 10 hari dan atau semakin memburuk
- Gejala flu dan pilek disertai batuk dengan dahak berwarna hijau atau kuning
- Pusing
- Sulit bernafas
- Batuk disertai nyeri dada atau mengi
- Pendarahan vagina
- Mengalami penurunan kesadaran
- Muntah parah
- Demam tinggi yang tidak membaik setelah mengonsumsi obat penurun demam
- Merasakan gerakan janin berkurang dari biasanya