operasi pengangkatan rahim

Operasi pengangkatan rahim biasanya dilakukan untuk mengobati penyakit seperti kanker serviks, endometriosis, dan nyeri panggul kronis. Banyak pertanyaan seputar apakah efek samping dari operasi tersebut. Apakah benar wanita yang menjalani operasi pengangkatan rahim tak bisa hamil? Yuk, simak penjelasan lengkapnya di bawah ini!

Mengenal prosedur operasi pengangkatan rahim

Wanita yang menjalani operasi pengangkatan rahim biasanya memiliki kondisi kesehatan yang cukup serius. Umumnya operasi ini dilakukan dengan anestesi atau bius total, sehingga kamu akan tertidur dan tidak mengingat atau merasakan apapun selama operasi. Biasanya, prosedur operasi ini dibutuhkan waktu 1 hingga 2 jam lamanya.

Secara umum, langkah-langkah histerektomi meliputi:

  • Mengosongkan kandung kemih dengan memasukkan kateter atau tabung urine. Kateter ini akan terus dimasukkan selama operasi dan untuk beberapa waktu sesudahnya.
  • Dokter membersihkan bagian vagina dan perut kamu menggunakan cairan steril.
  • Dokter kemudian membuat sayatan untuk mengangkat rahim kamu. Teknik pembedahan dan jenis sayatan dapat bervariasi, tergantung pada jenis histerektomi yang kamu jalani. Misalnya, histerektomi perut, vagina, atau laparoskopi.

Beberapa kondisi yang menyebabkan rahim harus diangkat

Histerektomi perlu untuk mengobati beberapa penyakit, seperti:

1. Kanker rahim dan kanker serviks

Histerektomi direkomendasikan sebagai pilihan pengobatan utama untuk kanker rahim atau kanker serviks. Operasi ini biasanya dikombinasikan dengan terapi radiasi atau kemoterapi.

2. Fibroid rahim

Fibroid rahim (fibroid) adalah tumor jinak yang menyebabkan perdarahan persisten, anemia, nyeri panggul, atau tekanan pada kandung kemih.

3. Endometriosis

Endometriosis adalah suatu kondisi di mana jaringan abnormal yang melapisi rahim tumbuh di luar rahim. Misalnya pada ovarium, saluran tuba, organ panggul, atau organ lain di perut.

4. Prolaps uteri

Prolaps uteri adalah suatu kondisi di mana rahim turun dari posisi seharusnya di panggul ke vagina.

5. Pendarahan vagina yang tidak normal

Pendarahan vagina yang tidak normal, jika volume darah yang keluar sangat banyak dan terjadi dalam waktu yang lama serta tidak teratur pada setiap siklus menstruasi. Kondisi ini terjadi oleh ketidakseimbangan hormon, infeksi, kanker, dan fibroid.

6. Nyeri panggul kronis

Nyeri panggul kronis jika kondisi ini berlangsung selama enam bulan atau lebih. Ada beberapa kondisi yang bisa memicu nyeri panggul yang tidak kunjung hilang, antara lain adenomiosis, infeksi saluran kemih, dan radang panggul.

Efek samping operasi pengangkatan rahim

Beberapa efek samping dari operasi rahim yang dapat terjadi pada wanita yang menjalani prosedur ini adalah:

  • Kehilangan darah dan risiko transfusi darah.
  • Kerusakan pada daerah sekitarnya, seperti kandung kemih, uretra, pembuluh darah, dan saraf.
  • Pembekuan darah di kaki atau paru-paru.
  • Infeksi.

Efek lainnya pada wanita yang cukup berdampak adalah 2 hal ini:

1. Kemandulan

Ya, operasi ini memang akan menyebabkan kemandulan atau infertilitas, karena rahim wanita diangkat. Ini merupakan salah satu efek samping yang cukup banyak ditakutkan wanita, terutama bagi mereka yang ingin mempunyai anak.

2. Menopause

Tak hanya kemandulan, pengangkatan rahim juga bisa menyebabkan pasien mengalami menopause dini, yaitu sebelum usia 50-an. Kondisi ini dapat menyebabkan berbagai gangguan, seperti sulit tidur, munculnya sensasi panas dari dalam tubuh, vagina kering, nyeri saat berhubungan seksual, hasrat seksual menurun, hingga mood swing yang tidak menentu.

Pantangan setelah operasi angkat rahim

Berikut ini adalah daftar pantangan yang harus kamu hindari saat memasuki masa pemulihan operasi pengangkatan rahim:

1. Melakukan pekerjaan berat

Pasca operasi, kamu pasti disarankan untuk beristirahat di rumah dan pantang melakukan pekerjaan berat. Biasanya, tubuh kamu akan pulih kembali dalam waktu 4-6 minggu. Olahraga berat merupakan pantangan pasca operasi yang harus kamu lakukan jika ingin cepat sembuh.

2. Mengangkat beban berat

Setelah operasi ini, jaringan dan otot di sekitar perut dan rahim mungkin memerlukan waktu untuk pulih. Mengangkat beban hanya akan membuat pemulihan pasca operasi memakan waktu lebih lama, setidaknya dalam waktu 6-8 minggu setelah operasi.

3. Berhubungan seks

Berhubungan seks setelah operasi untuk mengangkat rahim adalah tabu lain yang harus kamu lakukan. Kamu baru bisa berhubungan seks sekitar 6 minggu setelah operasi. Jangan lakukan untuk mencegah kemungkinan pendarahan dan keluarnya cairan dari vagina pasca histerektomi.

4. Stres

Memang, menghadapi stres tidak semudah yang dibayangkan, apalagi pasca operasi. Tak jarang stres dan depresi muncul akibat efek samping histerektomi, seperti tidak bisa punya anak lagi. Jika demikian, kondisi kesehatan kamu akan lebih buruk.

Pemulihan pasca operasi pengangkatan rahim

Ada beberapa saran yang bisa dilakukan setelah operasi, yaitu:

1. Istirahat yang cukup

Kamu akan merasa sangat lelah beberapa hari setelah operasi karena efek samping dari penggunaan obat bius. Semakin banyak waktu kamu beristirahat, semakin cepat tubuh kamu pulih.

2. Rawat jahitan bedah dengan hati-hati

Perawat rumah sakit akan memberitahu kamu cara membersihkan dan merawat jahitan bedah, baik di dalam vagina atau di perut. Ikuti petunjuk dari profesional medis agar jahitan histerektomi cepat sembuh dan terhindar dari risiko infeksi.

3. Minum obat yang diresepkan dokter sampai habis

Efek samping dari histerektomi termasuk rasa sakit yang parah di perut bagian bawah. Ini mungkin terjadi selama beberapa minggu. Pastikan kamu meminum obat dari dokter sesuai aturan.

Jika kamu baru saja menjalani histerektomi atau operasi pengangkatan rahim, tubuh akan membutuhkan waktu untuk pulih sepenuhnya. Rata-rata wanita membutuhkan waktu sekitar 6-8 minggu untuk bisa kembali beraktivitas normal seperti semula.

Share artikel ini
Reference