Lodecon Obat Apa? Yuk Ketahui Dosis dan Efek Sampingnya!
Obat lodecon mengandung paracetamol yaitu obat yang mempunyai aktivitas antipiretik dan analgesik. Selain itu merupakan obat alergi dari golongan antihistamin generasi pertama untuk mengatasi batuk.
Lantas, lodecon obat apa? Sebenarnya, obat ini sering digunakan untuk menyembuhkan berbagai gejala flu seperti sakit kepala, hidung tersumbat, demam, batuk tidak berdahak, dan bersin-bersin.
Sebelum kamu mengonsumsi obat ini, ketahui manfaat, dosis, petunjuk penggunaan, dan efek sampingnya!
Lodecon obat apa?
Lodecon adalah obat yang mengandung kombinasi obat Dextromethorphan HBr, Guaifenesin, Paracetamol, Chlorpheniramine Maleate, dan Phenylephrine Hcl yang bekerja sebagai analgesik, antipiretik, antitusif, ekspektoran, antihistamin dan dekongestan.
Paracetamol bekerja sebagai analgesik dengan meningkatkan ambang nyeri dan antipiretik diperkirakan bekerja langsung pada pusat pengatur panas di hipotalamus.
Dekstrometorfan HBr sebagai antitusif bekerja secara sentral dengan meningkatkan ambang batas refluks batuk. Guaifenesin sebagai mukolitik bekerja dengan cara mengencerkan lendir dan memudahkan dahak keluar. Chlorpheniramine Maleate sebagai anti histamin bekerja untuk mengurangi alergi.
Phenylephrine Hcl sebagai dekongestan berfungsi melegakan pernafasan. Obat ini tidak dianjurkan untuk pengobatan anak di bawah usia 6 tahun, wanita hamil dan menyusui kecuali diarahkan oleh dokter.
Kandungan obat
Tiap kaplet Lodecon mengandung zat aktif (nama generik) sebagai berikut:
- Parasetamol 250 mg
- Fenilefrin HCl 2 mg
- dekstrometorfan HBr 15 mg
- gliseril guaiakolat 50 mg
- klorfeniramin maleat 1 mg
Manfaat lodecon
Lodecon obat apa? kegunaannya adalah untuk mengatasi gejala influenza seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin, serta meredakan batuk tidak berdahak, kering dan sakit tenggorokan.
Obat ini merupakan golongan dari obat bebas terbatas. Lodecon mengandung paracetamol, chlorpheniramine maleate, phenylephrine HCl, dextromethorphan HBr dan glyceryl guaiacolate.
Paracetamol sendiri juga digunakan sebagai pereda nyeri dan penurun demam yang bisa kamu dapatkan tanpa resep dokter sekali pun. Walaupun obat ini memiliki efek anti inflamasi, tapi obat ini tidak termasuk obat NSAID karena efeknya dianggap tidak signifikan.
Dosis obat
Penggunaan obat ini harus sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan dan anjuran dokter. Berikut adalah dosis obat lodecon:
Dewasa: 2 tablet 3 kali/hari.
Anak usia 6-12 tahun : 1 tablet 3 kali/ hari.
Aturan obat
Dapat dikonsumsi dengan atau tanpa makanan.
Petunjuk penggunaan
Berikut ini adalah petunjuk penggunaan obat lodecon, diantaranya:
- Perhatikan petunjuk pemakaian pada kemasan obat atau resep dari dokter. Jangan mengurangi atau melebihi dosis yang ditentukan.
- Karena mengandung CTM, Lodecon bisa menyebabkan kantuk. Kamu tidak boleh mengendarai kendaraan atau mengoperasikan mesin selama terapi dengan obat ini.
- Jika gejala flu tidak berkurang dalam 3 hari, konsultasikan lebih lanjut dengan dokter untuk mendapatkan terapi lain yang lebih efektif.
Kontraindikasi
Sebaiknya jangan konsumsi obat ini dalam kondisi:
- Pasien hipertiroidisme atau kadar hormon tiroid tinggi
- Penderita tekanan darah tinggi (hipertensi).
- Pasien dengan penyakit jantung koroner (PJK).
- Pasien yang mengonsumsi obat penghambat oksidase monoamine (MAOI).
- Pasien dengan penyakit ginjal (nefropati).
Efek samping obat lodecon
Obat ini memiliki efek samping. Namun, reaksinya bisa berbeda-beda, tergantung dosis obat, usia, dan daya tahan tubuh masing-masing orang. Berikut adalah berbagai efek samping yang ditimbulkan dari obat ini, seperti:
Efek samping pada sistem pencernaan seperti mual dan muntah. Penggunaan dosis yang lebih tinggi diketahui dapat meningkatkan risiko pendarahan lambung.
Efek samping pada ginjal relatif jarang. Namun, dalam penggunaan jangka panjang dapat meningkatkan risiko kerusakan ginjal termasuk gagal ginjal akut.
Efek samping pada kulit jarang terjadi. Pada 2013, FDA memperingatkan kemungkinan efek kulit seperti sindrom Stevens-Johnson dan nekrolisis epidermal toksik akibat mengonsumsi obat yang mengandung parasetamol. Meski sangat jarang, namun bisa berakibat fatal jika terjadi.
—-
Penulis: Annisa Sukarno