penyebab kanker rahim di usia muda

penyebab kanker rahim di usia muda

Kanker rahim merupakan salah satu jenis kanker yang sering terjadi pada wanita di usia 30-an. Namun, tidak menutup kemungkinan wanita berusia 20 terkena kanker rahim, lho.

Sebab, ada beberapa penyebab kanker rahim di usia muda. Faktanya, kanker ini bisa terjadi karena ada sel-sel abnormal berkembang di dalam rahim dan menyebar ke bagian tubuh lainnya. 

Meskipun penyebab pastinya belum diketahui, faktor risiko seperti obesitas, riwayat keluarga, serta pola makan yang tidak sehat juga dapat meningkatkan kemungkinan kamu terkena kanker rahim.

Biasanya, gejala awal kanker rahim berupa pendarahan di antara periode menstruasi atau setelah menopause, nyeri panggul, dan keputihan yang tidak normal.

Lantas, apakah penyebab dan gejalanya tersebut sama saja dengan wanita di usia muda? Yuk, bahas penyebab dan faktor risiko kanker rahim di usia muda!

Penyebab kanker rahim di usia muda

Hingga saat ini, belum diketahui pasti penyebab kanker rahim di usia muda. Namun, kemungkinan terbesarnya adalah ada perubahan atau mutasi pada DNA sel di endometrium atau lapisan rahim.

Mutasi ini dapat mengubah sel normal dan sehat menjadi sel abnormal. Sel-sel sehat tumbuh dan berkembang biak bisa mati pada waktu yang ditentukan. 

Nah, sel abnormal ini bisa tumbuh dan berkembang biak di luar kendali, dan tidak mati pada waktu yang ditentukan. 

Sel-sel abnormal yang berkembang akan membentuk massa (tumor). Kemudian, sel kanker tersebut akan menyerang jaringan terdekat dan memisahkan diri dari dari tumor awal untuk menyebar ke tempat lain di tubuh (metastasis).

Faktor risiko kanker rahim

Selain penyebab kanker rahim di usia muda tersebut, ada beberapa faktor lainnya yang bisa meningkatkan risiko seseorang terkena kanker rahim, seperti penjelasan di bawah ini.

  • Perubahan hormon

Ovarium memiliki dua hormon utama pada wanita, yaitu estrogen dan progesteron. Fluktuasi keseimbangan hormon ini bisa menyebabkan perubahan pada endometrium.

Jika kondisi tertentu meningkatkan jumlah estrogen, maka kamu akan meningkatkan risiko kanker endometrium. 

Misalnya, pola ovulasi yang tidak teratur karena sindrom ovarium polikistik (PCOS), obesitas, dan diabetes. 

  • Usia menstruasi

Menstruasi pada usia dini, seperti sebelum usia 12 tahun atau menopause terlalu lama juga bisa meningkatkan risiko kanker rahim. 

Sebab, semakin banyak periode menstruasi yang kamu alami, maka akan semakin banyak paparan rahim terhadap estrogen.

  • Tidak pernah hamil

Kamu tidak pernah hamil? Mungkin, kondisi ini wajar untuk wanita di usia muda. Hanya saja, wanita yang berumur lanjut dan tidak pernah hamil memiliki risiko lebih tinggi untuk terkena kanker rahim.

  • Obesitas

Obesitas adalah kelebihan berat badan yang bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti pola hidup tidak sehat. 

Nah, tubuh yang terlalu gemuk bisa meningkatkan risiko kanker rahim karena kelebihan lemak tubuh mampu mengubah keseimbangan hormon.

  • Terapi hormon

Apakah kamu pernah melakukan terapi hormon untuk mengobati kanker payudara? Sayangnya, mengonsumsi obat terapi hormon tamoxifen untuk kanker payudara dapat meningkatkan risiko terkena kanker rahim.

Diagnosa kanker rahim

Untuk mendiagnosa seseorang yang terkena kanker rahim, biasanya dokter akan melakukan beberapa jenis pengecekan. 

  • Pemeriksaan panggul

Saat pemeriksaan panggul, dokter akan memeriksa bagian vulva, lalu bagian dalam vagina. 

Secara bersamaan, dokter akan menekan tangan lainnya di perut untuk merasakan rahim dan indung telur. 

Pemeriksaan ini bertujuan menilai ukuran dan bentuk organ di dalam serta apakah ada area yang nyeri atau membesar.

Setelah itu, dokter juga akan melanjutkan pemeriksaan dengan memakai alat spekulum ke dalam vagina agar ia bisa melihat apakah ada kelainan, seperti kanker atau yang lainnya. 

Jika diperlukan, dokter juga mungkin akan melakukan pap smear dengan mengambil sampel dari serviks.

  • USG

Jenis diagnosa kanker rahim lainnya adalah USG transvaginal untuk melihat ketebalan dan tekstur endometrium. 

Dalam prosedur ini, perangkat transduser akan dimasukkan ke dalam vagina. Nah, transduser menggunakan gelombang suara untuk menampilkan video rahim agar bisa menemukan kelainan pada lapisan rahim.

  • Histeroskopi

Selama histeroskopi, dokter akan memasukkan tabung tipis, fleksibel, dan ringan melalui vagina dan leher rahim ke dalam rahim. 

Lensa pada histeroskop memungkinkan dokter untuk memeriksa bagian dalam rahim dan endometrium.

Itu dia penyebab, faktor risiko, dan cara diagnosa kanker rahim di usia muda. Jadi, penting bagi wanita berusia muda untuk memahami risiko terkena kanker rahim dan melakukan pemeriksaan rutin agar bisa mendeteksi sejak dini.


Penulis: Nabila Ramadhani

Share artikel ini
Reference