cefixime trihydrate

cefixime trihydrate

Ada sejumlah obat antibiotik yang bisa kamu temukan di apotek ataupun klinik kesehatan, seperti cefixime trihydrate salah satunya. Obat antibiotik yang satu ini mampu mengobati sejumlah infeksi mulai dari paru-paru hingga infeksi menular seksual.

Cefixime trihydrate adalah obat antibiotik yang masuk dalam kategori obat keras. Jadi, baik itu pemberian maupun penggunaan obat tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Berikut salah ulasan lengkap terkait obat cefixime trihydrate.

Cefixime trihydrate adalah

Cefixime trihydrate adalah obat antibiotik sefalosporin generasi III yang membunuh bakteri. Bekerja dengan cara menghambat pembentukan dinding sel bakteri, cefixime menyebabkan bakteri tidak bertahan hidup.

Akibatnya, infeksi bakteri yang semula terjadi dalam tubuh kini bisa teratasi. Sebagai obat antibiotik yang hadir dalam bentuk tablet, tablet kunyah, kapsul, kaplet, serta sirop, cefixime hanya bisa didapat berdasarkan resep dokter.

Artinya, kamu tidak bisa membeli obat resep yang masuk dalam kategori obat keras ini secara bebas ya. Lantas, bakteri apa yang dibunuh oleh obat cefixime trihydrate?

Indikasi obat cefixime trihydrate

Secara umum, cefixime ditujukan kepada mereka yang mengalami infeksi bakteri. Salah satu infeksi bakteri yang dapat diobati oleh cefixime adalah infeksi bronkitis di mana infeksi terjadi pada saluran pernapasan menuju paru-paru.

Tidak hanya itu, obat ini juga kerap digunakan untuk mengobati beberapa masalah infeksi seperti:

  • Infeksi tenggorokan maupun amandel
  • Infeksi pada telinga
  • Infeksi saluran kemih
  • Infeksi menular seksual atau gonore
  • Infeksi Shigella yang menyebabkan diare parah pada tubuh
  • Demam tifoid

Terkadang, cefixime trihydrate juga diberikan pada pasien dengan alergi penisilin yang mengalami infeksi sinus. Meskipun bisa mengobati banyak jenis infeksi, cefixime trihydrate tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat virus (flu, pilek, dan lain-lain).

Lantas, berapa banyak dosis yang biasanya digunakan oleh penderita yang mengalami infeksi akibat bakteri? Coba simak penjelasan di bawah ini.

Dosis cefixime trihydrate

Bisa digunakan oleh orang dewasa hingga anak-anak, pemberian dan penetapan dosis cefixime berbeda-beda antar pasien. Biasanya dokter akan menyesuaikan takaran dan lama penggunaan obat berdasarkan kondisi kesehatan dan usia pasien.

Berikut adalah dosis obat cefixime trihydrate oral yang direkomendasikan untuk pengobatan.

Infeksi

  • Dewasa: 200 – 400 mg per hari dalam dosis tunggal atau dibagi menjadi 1 sampai 2 kali pemberian selama 7 hingga 14 hari.
  • Anak-anak: Usia > 6 bulan sampai 10 tahun dengan berat badan kurang dari 50 kg, diberikan sebanyak 8 mg/kgBB per hari dibagi dalam 1 sampai 2 kali pemberian.
  • Anak-anak: Usia > 10 tahun dengan berat badan lebih dari 50 kg sama dengan dosis dewasa.

Dalam kasus tertentu seperti infeksi saluran kemih, orang dewasa dan anak dengan berat lebih dari 30 kg mungkin akan menerima 50 hingga 100 mg cefixime sebanyak 2 kali sehari. Jika kondisi infeksi dinilai parah atau sulit disembuhkan, dosis mungkin akan ditingkatkan hingga 200 mg sebanyak 2 kali sehari.

Intinya, setelah menerima resep dari dokter, konsumsilah obat sesuai dengan dosis dan aturan pakai yang telah ditetapkan. Hindarilah menambah, mengurangi, atau bahkan menghentikan pemakaian obat tanpa sepengetahuan dokter.

Menghentikan asupan obat ditengah perawatan dapat menyebabkan infeksi tidak sepenuhnya terobati serta bakteri menjadi resisten terhadap antibiotik.

Efek samping cefixime trihydrate

Beberapa pengguna cefixime trihydrate dengan masalah gastrointestinal mungkin diminta untuk mengonsumsi obat setelah makan agar terhindar dari reaksi sakit perut. Akan tetapi, terkadang beberapa pasien tanpa masalah kesehatan apapun juga mengalami efek samping lain seperti:

  • Sakit kepala
  • Pusing
  • Mual
  • Muntah
  • Kembung
  • Diare
  • Superinfeksi bakteri atau jamur jika digunakan dalam jangka lama

Jika efek samping penggunaan cefixime trihydrate tidak membaik, hubungilah dokter untuk melakukan konsultasi. Di sisi lain, segera hentikan pemakaian obat dan kunjungi dokter jika kamu mengalami efek samping serius berikut:

  • Sakit perut berat
  • Mual dan muntah semakin parah
  • Mengalami penyakit kuning
  • Mengalami demam
  • Sakit tenggorokan tidak membaik
  • Sulit bernapas
  • Sulit menelan makanan
  • Diare terus menerus
  • Kram perut
  • Terdapat lendir atau darah pada feses
  • Perubahan warna urin menjadi gelap
  • Kejang

Selain efek samping serius di atas, penggunaan cefixime bisa saja memicu reaksi alergi. Jika setelah penggunaan obat muncul ruam pada kulit, kemerahan, rasa gatal, hingga pembengkakan, jangan ragu untuk hentikan pengobatan dan segera hubungi dokter.

Nah, sebagai obat keras yang harus dibarengi dengan resep dokter serta memiliki banyak kemungkinan efek samping serius, apakah cefixime trihydrate bisa digunakan oleh ibu hamil? Di bawah adalah penjelasannya.

Cefixime trihydrate untuk ibu hamil

Dikategorikan sebagai obat keras, jika diklasifikasikan ke dalam obat untuk ibu hamil maka cefixime trihydrate masuk ke dalam kategori obat B. Artinya, penelitian dengan hewan menunjukkan bahwa tidak terdapat risiko terhadap janin hewan.

Sayangnya, studi terkontrol pada wanita hamil yang menggunakan cefixime trihydrate belum dilakukan. Jadi, sampai saat ini dokter hanya memberikan jika memang manfaat yang ditawarkan lebih besar daripada kemungkinan risiko yang ada.

Sama halnya dengan ibu hamil, penelitian terkait penggunaan cefixime trihydrate pada ibu menyusui belum diketahui secara pasti. Jadi, entah itu ibu hamil maupun ibu menyusui, sebaiknya konsultasi dengan dokter terlebih dahulu terkait kondisi kehamilan dan periode menyusui si kecil.

Share artikel ini
Reference