Cara memompa asi yang benar

ASI merupakan makanan yang sangat penting bagi bayi. Selama bulan pertama kehidupan, bayi direkomendasikan hanya menerima ASI sebagai sumber nutrisi. Saat ini, ASI merupakan makanan terbaik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi serta melindunginya dari penyakit.

Nah, sebelum tahu cara memompa asi yang benar, yuk cari tahu dulu apa itu ASI pada penjelasan berikut!

Mengenal apa itu ASI?

Air Susu Ibu (ASI) merupakan sumber makanan utama bagi bayi yang belum bisa makan makanan padat. Pada usia 6 bulan, bayi biasanya mendapatkan makanan pendamping ASI (MPASI) yang mencakup ASI.

Namun, berbagai ahli menyarankan para ibu untuk terus memberikan ASI kepada bayinya sampai ia berusia 2 tahun. Ada banyak alasan mengapa pemberian ASI pada bayi usia 6 bulan begitu penting.
Salah satunya karena susu yang diproduksi secara alami dari tubuh ibu mengandung nutrisi yang dibutuhkan oleh buah hati tercinta. Selain itu, menyusui sendiri memiliki banyak manfaat bagi ibu.

Berapa banyak ASI yang diperlukan dalam sehari?

Jumlah ASI yang dikonsumsi oleh bayi berbeda tergantung pada usianya. Sebagai gambaran besar, berikut rata-rata jumlah ASI yang dikonsumsi bayi pada minggu pertama.

  • Hari pertama:15 ml
  • Hari kedua: 20 ml
  • Hari ketiga: 30 ml
  • Hari keempat: 45 ml
  • Hari ketujuh: ml 60

Bayi di bulan pertamanya menyusu sebanyak 8-12 kali sehari. Saat berusia 1-2 bulan, frekuensi menerima ASI akan berkurang menjadi hanya 7-9 kali sehari. Namun, jika bayi mudah merasa lapar dan harus sering menerima ASI, kamu tidak perlu khawatir. Hal ini wajar dan tetaplah cukupi kebutuhannya.

Kondisi yang menyebabkan ASI harus dipompa

Pada dasarnya, produksi ASI bergantung pada pengosongan ASI dari payudara. Semakin banyak ASI yang keluar dari payudara untuk dikonsumsi bayi, semakin banyak ASI yang diproduksi.

Kamu juga harus ingat bahwa ukuran payudara tidak berhubungan dengan produksi ASI. Berikut beberapa kondisi yang dapat menyebabkan produksi ASI hanya sedikit:

1. Produksi ASI terlambat

Ibu menyusui biasanya mulai memproduksi ASI dalam jumlah besar 3-5 hari setelah melahirkan. Namun, ibu dengan kondisi medis tertentu dapat mengalami keterlambatan dan penurunan produksi ASI hingga 7-14 hari setelah melahirkan. Masalah kesehatan tersebut seperti diabetes mellitus,

hipotiroidisme, penggunaan kontrasepsi hormonal, konsumsi alkohol dan rokok, dan riwayat perdarahan masif setelah melahirkan.

2. Pemberian susu formula

Dalam situasi tertentu, kamu mungkin disarankan untuk memberikan susu formula kepada bayi sejak ia lahir, misalnya jika bayi lahir prematur. Hal ini dapat menyebabkan beberapa ibu lebih fokus meresepkan bayinya susu formula dibanding memberikan bayi asupan ASI.

Ketika ini terjadi, tubuh ibu menganggap bahwa bayi tidak lagi membutuhkan ASI, sehingga produksi ASI berkurang. Faktanya, ASI masih merupakan sumber nutrisi yang lebih baik daripada susu formula, sehingga susu formula hanya disarankan sebagai suplemen untuk menyusui.

3. Jadwal menyusui

Beberapa ibu mungkin merasa lebih mudah untuk menyusui jika jadwalnya direncanakan, misal setiap 2-3 jam. Padahal, keinginan bayi untuk menyusui bergantung pada kebutuhan tubuhnya.

Jika jadwal konsumsi ASI bayi tidak sesuai dengan keinginannya, ia mungkin akan menghisap lebih sedikit ASI, dan ini mengurangi produksi ASI karena permintaan yang lebih sedikit.

4. Pelekatan yang kurang optimal

Saat menyusui, seluruh puting susu harus berada di dalam mulut bayi agar ASI dapat didapatkan dalam jumlah yang lebih banyak. Perlekatan mulut yang tidak tepat berarti hisapan bayi ke payudara tidak maksimal. Jika demikian, produksi ASI juga berkurang.

5. Stres

Kondisi lain yang dapat menyebabkan produksi ASI rendah adalah stres emosional dan fisik. Stres emosional dapat mengurangi pelepasan oksitosin, hormon yang terlibat dalam produksi ASI. Hal ini menyebabkan produksi ASI menjadi lebih sedikit. Stres fisik yang dimaksud meliputi kelelahan, kurang tidur, dan kurang gizi.

Cara memompa asi yang benar

Meskipun terdengar sepele, memompa ASI tetap harus dilakukan dengan benar. Kamu bisa pilih memompa ASI secara manual atau elektrik. Nah, berikut cara memompa asi yang benar.

  • Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum memompa.
  • Pijat payudara dengan gerakan melingkar dari luar ke dalam payudara. Namun, jangan menyentuh puting.
  • Jika kamu menggunakan pompa manual, pasang corong ke payudara lalu remas pegangannya.
  • Namun, jika kamu menggunakan pompa listrik, kamu hanya perlu menyalakan mesin pompanya. Pilih pompa dengan tekanan yang nyaman.
  • Saat payudara sudah ‘kosong’, berhentilah memompa. Hindari memompa payudara lebih dari 20 menit. Jika payudara sakit di sekitar puting, kamu harus berhenti memompa ASI.

Tips memilih pompa ASI yang aman dan nyaman digunakan

Pompa ASI atau breast pump umumnya terbagi menjadi dua jenis yaitu manual dan elektrik, namun mungkin banyak ibu yang bertanya-tanya manakah di antara kedua jenis ini yang lebih baik.

Nah, di sini ibu harus tahu frekuensi penggunaan dan bisa mempertimbangkan berapa banyak kuantitas ASI yang diproduksi tubuh. Berikut penjelasannya.

Pompa ASI manual untuk ASI yang sedikit dan frekuensi pemakaian jarang

Jika jumlah ASI tidak terlalu banyak dan ASI hanya dipompa sesekali, pompa ASI manual adalah pilihan terbaik. Tipe ini dilengkapi dengan tuas pompa yang dapat mengatur tekanan. Ini memungkinkan kamu untuk mengontrol gaya hisap dan kecepatan pompa.

Pompa ini tidak mengeluarkan suara seperti pompa listrik. Dengan demikian, anak tidak akan terganggu saat kamu memompa ASI di sebelahnya. Bobot pompa ASI manual juga relatif lebih ringan dibandingkan dengan pompa asi elektrik, sehingga mudah dibawa.

Pompa ASI elektrik untuk lebih hemat waktu

Kelebihan dari pompa asi elektrik ini adalah mudah digunakan. Terlalu sering menggunakan pompa ASI manual biasanya cenderung melukai tangan. Untuk menghindarinya, pilihlah pompa ASI elektrik.
Tidak hanya mudah digunakan, kamu juga dapat menghemat waktu dengan pompa ASI jenis ini.

Bahkan jika kamu menggunakan pompa listrik hopper ganda, kamu dapat memompa kedua payudara secara bersamaan. Namun, pompa ASI elektrik lebih mahal dibanding pompa ASI manual.

Share artikel ini
Reference