Analsik Tablet Obat Apa? Cek Indikasi, Dosis, dan Efek Sampingnya
Analsik tablet merupakan obat yang digunakan untuk meredakan rasa nyeri. Namun, obat pereda nyeri ini tidak dapat digunakan secara sembarangan karena termasuk dalam golongan obat keras. Selain itu, analsik tablet obat apa, bagaimana dosis atau aturan minumnya, serta kegunaannya?
Analsik tablet obat apa?
Diklasifikasikan sebagai obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), analsik adalah obat pereda nyeri sedang hingga berat. Analsik yang biasanya dikonsumsi oleh orang dewasa dikemas dalam bentuk tablet salut selaput.
Sama seperti obat pada umumnya, analsik sebaiknya disimpan dalam tempat kering dan sejuk dengan suhu ruangan dibawah 30°Celcius. Agar bekerja dengan baik, disarankan menggunakan analsik pada waktu yang tepat dengan dosis yang sesuai.
Kandungan analsik tablet
Apabila dilihat berdasarkan susunan zat kimianya, analsik tablet memiliki 2 kandungan utama, yakni diazepam dan metamizole (kandungan yang sama: methampyrone, dipyrone). Kedua bahan tersebut memiliki fungsi dan perannya masing-masing.
Diazepam mampu memberikan efek tenang pada sistem saraf pusat yang tergolong benzodiazepine. Sementara, metamizole dalam analsik berperan untuk meredakan atau mengurangi rasa nyeri. Jadi, jika dilihat berdasarkan kandungannya, analsik terbukti bisa meredakan nyeri.
Indikasi analsik tablet
Dengan kemampuannya sebagai obat pereda nyeri, analsik tablet diindikasikan kepada pasien atau penderita yang mengalami rasa nyeri sedang hingga berat.
Analsik tidak hanya meringankan nyeri akibat kolik, melainkan juga nyeri setelah seseorang menjalankan operasi pembedahan.
Meskipun obat ini mampu meringankan berbagai rasa nyeri, kamu tidak boleh sembarangan menggunakan analsik. Pasalnya, analsik tablet adalah tergolong psikotropika sehingga harus digunakan sesuai dosis yang telah ditentukan.
Dosis atau aturan minum analsik tablet
Analsik adalah obat golongan psikotropika yang tidak boleh dikonsumsi secara sembarangan tanpa resep dokter. Dalam setiap satu kaplet analsik mengandung 500 mg methampyrone dan 2 mg diazepam.
Berikut dosis analsik tablet yang direkomendasikan untuk pengobatan:
Dosis untuk dewasa 1 kaplet setiap 6-8 jam
Apabila kamu masih merasa nyeri, diberikan 1 kaplet analsik setiap 6-8 jam. Dosis maksimal, yakni 4 kaplet per hari. Patuhilah dosis yang telah ditetapkan oleh dokter.
Agar tidak mengurangi tingkat efektivitas kinerja obat, kamu dapat menggunakan obat ini setelah makan pada jam yang sama setiap harinya.
Apa saja efek samping analsik?
Saat minum obat ini sebagai pereda nyeri, kamu mungkin akan merasakan efek samping yang memengaruhi sistem saraf pusat, pencernaan, endokrin, sistem kemih, kardiovaskular, pernapasan, hingga reaksi alergi.
Berikut beberapa efek samping dari analsik tablet yang mungkin kamu rasakan:
- Sistem saraf pusat: Lelah hingga mengantuk, pusing, penglihatan kabur, sakit kepala,penurunan kesadaran, kecemasan, hingga depresi, gemetar atau tremor, halusinasi (jarang terjadi)
- Sistem pencernaan: sembelit, mual dan muntah, jaundice (jarang terjadi)
- Perubahan libido meningkat ataupun menurun
- Hipotensi atau tekanan darah rendah
- Agranulositosis
- Gangguan pernapasan
- Ruam pada kulit
Selain beberapa efek samping di atas, segera kunjungi dan konsultasikan dengan dokter jika kamu merasakan demam dibarengi pusing, mual dan muntah, sakit perut, gangguan ginjal, serta gagal ginjal akut. Reaksi tubuh tersebut merupakan gejala overdosis analsik yang harus kamu waspadai.
Analsik untuk ibu hamil dan menyusui, amankah?
Berdasarkan lembaga dari Amerika Serikat, Food and Drugs Administration (FDA), analsik masuk dalam obat dengan kategori D. Artinya, obat tablet untuk ibu hamil yang satu ini terbukti berisiko pada janin dalam kandungan.
Karena obat ini dikontraindikasikan pada ibu hamil dan menyusui serta bayi berusia 1 bulan, pastikan untuk berkonsultasi terlebih dahulu sebelum menggunakan analsik. Karena dokter akan memberikan obat yang lebih sesuai dengan kondisimu.
Itulah informasi lengkap mengenai analsik tablet obat apa, mulai dari kandungan, manfaat, dosis, hingga efek sampingnya. Selalu konsultasikan dengan dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi obat agar sesuai dengan kondisimu.