perkembangan kognitif anak

3d render. development of mental abilities. Pink brain over books. In a circle, abstract shapes.

Setiap anak-anak akan melewati masa pertumbuhan dan perkembangan yang penting untuk hidupnya. Pada periode tersebut, anak akan mulai belajar menghadapi tugas dan keahlian baru. Selain itu, perkembangan kognitif anak juga semakin meningkat.

Perkembangan kognitif anak merupakan tahapan kemampuan si kecil dapat memperoleh pengetahuan dan makna dari informasi dan pengalaman yang ia peroleh. Singkatnya, perkembangan yang satu ini berkaitan dengan proses pengambilan keputusan, mengingat, sampai pemecahan masalah.

Apa itu perkembangan kognitif anak?

Perkembangan kognitif adalah pengembangan pengetahuan, keterampilan hingga pemecahan masalah yang akan membantu anak-anak untuk berpikir serta memahami bagaimana dunia di sekitar mereka.

Perkembangan otak sendiri merupakan bagian dari perkembangan kognitif. Penting untuk orang tua untuk mendorong perkembangan ini. Pasalnya, perkembangan kognitif dapat berpengaruh pada keberhasilan si kecil di sekolah maupun di masa mendatang nantinya.

Penelitian menunjukkan bahwa anak yang dapat membedakan suara di saat usia 6 bulan ternyata memiliki keterampilan dalam belajar membaca yang lebih baik ketika mereka berusia 4 dan 5 tahun.

Apa hubungannya pola asuh dengan perkembangan kognitif anak?

Pola asuh ternyata memiliki peran yang cukup penting dalam perkembangan kognitif anak. Pola asuh sendiri merupakan cara yang ditempuh orang tua untuk membantu si kecil dapat berpikir dengan baik. Setiap orang tua memiliki cara untuk mendidik anak.

Pola asuh selama tahun-tahun prasekolah dapat menjadi dasar dari perkembangan anak. Selain itu, kasih sayang yang diberikan orang tua juga merupakan salah satu kunci utama perkembangan kognitif anak.

Tahap perkembangan kognitif anak

Setiap anak melewati tahapan perkembangan kognitif. Menurut teori perkembangan kognitif dari Jean Piaget, menunjukan bahwa kecerdasan dapat berubah seiring dengan pertumbuhan si kecil.

Perlu diingat, bahwa perkembangan kognitif bukan hanya soal pengetahuan namun juga kemampuan anak untuk mengmbangkan dan membangun mental. Berikut tahapan perkembangan kognitif anak.

1. Tahap Sensorimotor (Usia 18 – 24 bulan)

Tahapan yang pertama adalah tahapan sensori. Tahapan ini berlangsung ketika bayi berusia 18-24 bulan. Selama periode ini, bayi akan mengembangkan pemahaman melalui koordinasi sensorik ( mendengar, melihat) dengan tindakan motorik (menyentuh, menggapai).

Perkembangan utama selama tahapan ini adalah pemahaman anak tentang adanya objek dan peristiwa yang terjadi secara alami dari tindakannya. Contohnya, ketika ibu meletakan mainan di atas kasur, anak tahu mainan yang biasanya ia melihat ada, kini tidak tampak atau hilang. Maka, si kecil akan berusaha untuk mencarinya. Namun, pada tahapan awal ini, anak hanya akan memahami bahwa mainan tersebut hilang.

2. Tahap praoperasional (2-7 tahun)

Pada tahapan yang satu ini, anak sudah mulai bisa menerima rangsangan namun masih terbatas. Selain itu, si kecil juga sudah dapat masuk ke lingkung sosial. Tahapan ini dicirikan dengan anak yang dapat menggunakan operasi mental yang jarang atau kurang memadai.

Selain itu, anak juga dapat mengklasifikasikan objek dengan menggunakan ciri-ciri, misalnya mengumpulkan benda dengan warna biru.

3. Tahap operasional konkret (7-11 tahun)

Tahapan selanjutnya adalah tahapan operasional konkret. Pada tahapan ini, anak sudah dapat melakukan klasifikasi dan pengurutan terhadap objek dan situasi tertentu. Selain itu, anak juga mengalami peningkatan kemampuan berpikir logis dan mengingat.

Pada tahapan ini anak sudah mulai dapat melihat kejadian atau masalah dari sudut pandang orang lain karena sifat ‘egosentris’ yang berkurang.

4. Tahap operasional formal (mulai umur 11 tahun)

Pada tahapan ini, anak dapat berpikir secara abstrak. Selain itu, anak juga dapat menguasai penalaran, bahkan bisa menarik kesimpulan dari informasi yang ia dapatkan. Pada tahapan operasional formal, anak dapat memahami konsep yang abstrak seperti nilai dan cinta.

Anak tidak lagi melihat sesuatu hanya berdasarkan hitam dan putih. Kemampuan ini akan membantunya untuk dapat melewati masa peralihan dari remaja menuju dewasa.

Apa saja faktor pendukung perkembangan kognitif anak?

Ada sejumlah faktor yang dapat mendukung perkembangan kognitif anak. Faktor ini di bagi menjadi dua, yakni:

1. Faktor biologis

Sejumlah faktor biologis berperan dalam perkembangan kognitif, seperti:

  • Indera. Ini karena indera berperan untuk menerima rangsangan dari lingkungan. Perkembangan indra yang baik akan membantu anak untuk menerima rangsangan yang benar dan membentuk konsep yang benar pula.
  • Kecerdasan. Anak dengan IQ yang rendah mungkin kurang dapat menerima rangsangan dari lingkungan dengan baik, ini dapat menyebabkan perkembangan kognitif menjadi tertinggal.
  • Keturunan. Perkembangan kognitif si kecil juga dapat dipengaruhi dari perkembangan kognitif orang tua mereka.
  • Pematangan. Seiring dengan bertambahnya usia, anak menjadi lebih interaktif dengan lingkungan dengan bantuan kematangan mental dan motorik si kecil.

2. Faktor lingkungan

Selain faktor biologis, faktor lingkungan juga berperan dalam perkembangan kognitif si kecil, berikut sejumlah faktor-faktor tersebut:

  • Kesempatan belajar. Anak yang memiliki kesempatan belajar lebih banyak juga berpeluang mengalami perkembangan kognitif yang lebih tinggi. Pasalnya, ini dapat menambah kapasitas mental melalui kesempatan belajar tersebut.
  • Status ekonomi. Keadaan ekonomi keluarga juga dapat berpengaruh pada perkembangan kognisi. Anak dengan status ekonomi yang baik mendapatkan peluang dan pelatihan yang lebih baik pula, dengan begitu perkembangan kognisi pun menjadi lebih tinggi.
  • Bermain. Ternyata bermain juga merupakan salah satu faktor perkembangan kognitif anak. Dengan bermain, anak dapat berinteraksi dengan lingkungan serta menerima rangsangan dan meresponnya.
  • Berbagai jenis rangsangan. Ketika anak tumbuh, ia akan mendapatkan berbagai rangsangan dari lingkungan melalui indra dan mempersepsikan makna. Rangsangan tersebut akan membantu membentuk konsep dan juga simbol. Selain itu, orang sekitar juga dapat membantu anak mendapatkan makna yang tepat dari rangsangan yang ia dapatkan.
Share artikel ini
Reference