Stop membandingkan anak, ini dampaknya

Dalam menasehati atau mengajari anak, orang tua terkadang memberikan contoh dengan membandingkan anak. Padahal, setiap anak tidaklah sama dan tidak bisa dibandingkan. Memang setiap orang tua memiliki harapan dan ekspektasi tersendiri terhadap anak-anaknya.

Meski begitu, jangan sampai orang tua membanding-bandingkan anak. Sebab, kebiasaan ini dapat membawa dampak buruk pada kesehatan mental sang anak. Nah, supaya memahami cara stop membandingkan anak, yuk simak penjelasan di bawah ini!

Kenapa orang tua selalu membanding-bandingkan anaknya?

Kecenderungan orang tua untuk membandingkan anaknya dengan anak orang lain atau bahkan saudara kandung anaknya, sebenarnya berpangkal pada naluri manusia yang paling mendasar, yakni adanya pemikiran untuk membedakan antara yang baik dan yang jahat.

Jadi, semuanya mungkin terjadi di alam bawah sadar. Inilah sebabnya mengapa orang tua sering membanding-bandingkan anak-anak mereka dengan teman sebayanya, berharap sang anak dapat menjadi lebih baik dengan mencontoh perilaku temannya yang lebih baik.

Namun, meskipun ini terdengar cukup normal, apakah metode ini baik untuk anak-anak? Membandingkan anak dengan teman sebayanya dapat memberi mereka gambaran tentang bagaimana mereka harus bersikap. Jika anak menanggapi secara positif nasihat tersebut, itu akan memotivasi mereka untuk mengubah diri mereka menjadi lebih baik.

Namun, sangat sedikit anak yang menanggapi nasihat orang tua dengan cara yang positif. Anak cenderung tidak suka menerima kritik dan tidak mengerti bagaimana menanggapinya. Oleh karena itu, orang tua harus stop membandingkan anak dan mencari cara lain yang lebih bisa diterima oleh anak agar ia menjadi lebih baik.

Dampak membanding bandingkan anak

Ketika orang tua membanding-bandingkan anak, ada beberapa dampak yang terjadi. Di sini, kita berbicara tentang psikologi membandingkan anak. Yuk, simak beberapa poin berikut!

1. Anak merasa saudara atau temannya adalah saingan

Kemungkinan terburuk yang akan terjadi pada anak jika kamu sering membanding-bandingkannya adalah meningkatkan persaingan tidak sehat dengan saudara atau temannya.

Jika kamu membandingkan anak bungsu dengan si sulung, persaingan antara keduanya bisa muncul. Hal ini dapat mengundang perilaku buruk, seperti berkelahi atau saling mengejek. Hal yang sama juga bisa terjadi dengan teman sebayanya.

2. Anak menjauh dari orangtua

Saat seorang anak dibanding-bandingkan dengan kakak, adik, saudara, atau temannya, mereka dapat merasa insecure dan menjauh dari orangtuanya. Kebiasaan membanding-bandingkan anak pun dinilai bisa mengundang gangguan perilaku dan perkembangan saat mereka tumbuh dewasa.

3. Menghambat talenta anak

Jika talenta anak terus dibanding-bandingkan serta tidak dihargai, bisa jadi talentanya dapat terhambat dan tidak berkembang. Hal itu dapat terjadi karena anak kehilangan dukungan yang positif. Akibatnya, anak bisa kehilangan potensi dan bakatnya.

4. Menyebabkan stres

Gangguan stres dan kecemasan dapat terjadi pada anak yang terus-menerus dibandingkan dengan anak lain. Masalah ini paling sering terjadi ketika seorang anak memiliki nilai buruk di sekolah dan orang tua dibandingkan dengan teman-teman kelas yang baik lainnya.

5. Menurunkan kepercayaan diri anak

Selain menyebabkan stres, membanding-bandingkan anak juga dapat menurunkan harga diri mereka. Perbandingan ini dapat membuat anak merasa rendah diri dengan anak-anak lain. Jadi alih-alih mencoba mengarahkan anak menjadi lebih baik, perbandingan ini justru membuat anak takut mencoba hal-hal baru.

6. Menumbuhkan kebencian

Membandingkan anak dengan saudara atau temannya juga berarti menanamkan kebencian dalam dirinya. Bukan hanya kebencian terhadap teman-temannya, namun juga kebencian terhadap dirinya karena ia menganggap dirinya gagal.

Cara stop membandingkan anak

Jika kamu sering membanding-bandingkan anak, cobalah stop membandingkan anak sekarang juga. Yuk, gunakan tips di bawah ini!

Tetapkan ekspektasi yang realistis

Cobalah untuk menetapkan harapan yang realistis untuk menghentikan kebiasaan membandingkan anak-anak. Kamu perlu memahami potensi anak dan membantunya berkembang di bidang yang diminatinya.

Hargai potensi anak

Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Terima dan kagumi ia ketika kamu melihat kelebihan atau potensi yang ia miliki. Pujian dan dukungan orang tua dapat membuat anak lebih percaya diri.

Bantu anak menghadapi kelemahannya

Ketika anak menunjukkan kelemahan, jangan bandingkan dengan anak lain. Bantu ia mengatasi kelemahan ini. Dengan dukungan dan motivasi orang tua, prosesnya tidak mudah, namun kelemahan tersebut dapat diatasi dan diperbaiki.

Berikan dukungan dan kasih sayang

Jika anak benar-benar tidak dapat memenuhi ekspektasimu, jangan bandingkan anak dengan teman baiknya. Cobalah memberikan dukungan dan kasih sayang. Tantang anak dan beri motivasi untuk tidak pernah menyerah. Dengan dukungan dan kasih sayang orang tua, anak dapat merasa termotivasi untuk mengejar hal-hal positif yang dapat dibanggakan.

Nah, sekarang kamu sudah tahu dampak membanding-bandingkan anak serta cara yang baik untuk mengarahkan anak ke arah yang lebih positif. Jadi, stop membandingkan anak dari sekarang ya!

 

Share artikel ini
Reference