Apakah Makan Nanas Muda Bisa Mencegah Kehamilan?

Nanas muda merupakan buah yang sehat untuk dimakan selama kehamilan. Namun, makan terlalu banyak dapat menyebabkan beberapa gejala yang tidak nyaman. Lalu, apakah makan nanas muda bisa mencegah kehamilan? Mari bahas bersama faktanya!

Apakah makan nanas muda bisa mencegah kehamilan?

Nanas merupakan pilihan yang aman dan sehat selama kehamilan. Beberapa orang mungkin telah memberi tahu kamu untuk menghindari buah ini karena dapat menyebabkan keguguran dini atau menyebabkan persalinan karena kontraksi dini. Namun, ini hanya mitos.

Tidak ada bukti ilmiah yang mendukung bahwa nanas berbahaya selama kehamilan dan nanas bisa mencegah kehamilan.

Nanas sendiri ternyata mengandung bromelain, sejenis enzim. Bromelain tidak direkomendasikan untuk digunakan selama kehamilan. Mereka dapat memecah protein dalam tubuh dan menyebabkan pendarahan yang tidak normal.

Meskipun bromelain ditemukan di inti nanas, kandungannya sangat sedikit. Jumlah bromelain dalam satu porsi nanas tidak mungkin memengaruhi kehamilan. Jadi, makan nanas dengan jumlah yang tidak terlalu banyak tentunya masih aman untuk kehamilan.

Hindari makanan ini saat hamil

Setelah mengetahui apakah makan nanas muda bisa mencegah kehamilan atau tidak, sebaiknya kamu menghindari beberapa makanan di bawah ini. Yuk simak baik-baik makanan yang tidak boleh dikonsumsi saat sedang hamil yang sudah kami rangkum dari Mayoclinic:

1. Jangan makan yang mentah, kurang matang atau tercemar

Makanan laut bisa menjadi sumber protein yang bagus. Dan asam lemak omega-3 dalam banyak ikan dapat membantu perkembangan otak dan mata bayi Anda. Tetapi beberapa ikan dan kerang memiliki kadar merkuri yang bisa berbahaya. Terlalu banyak merkuri dapat merusak sistem saraf bayi yang sedang tumbuh.

2. Jangan makan daging, ayam, atau telur yang kurang matang

Selama kehamilan, kamu berisiko lebih tinggi mengalami keracunan makanan akibat bakteri. Bagaimana tubuhmu bereaksi terhadap keracunan makanan saat kamu hamil mungkin lebih buruk daripada jika kamu tidak hamil. Meskipun jarang terjadi, keracunan makanan juga dapat mempengaruhi bayi.

3. Jangan makan makanan yang tidak dipasteurisasi

Banyak produk susu rendah lemak dapat menjadi bagian sehat dari makanan kehamilanmu. Ini termasuk susu skim, keju mozzarella, dan keju cottage. Tetapi jangan makan atau minum apa pun yang mengandung susu yang belum melalui proses yang disebut pasteurisasi. Produk yang mengandung susu yang tidak dipasteurisasi dapat menyebabkan bakteri dalam makanan.

Hindari keju lunak, seperti brie, feta, dan keju biru, kecuali labelnya mengatakan bahwa keju tersebut dipasteurisasi atau dibuat dengan susu yang dipasteurisasi. Jangan minum jus atau sari buah yang tidak dipasteurisasi.

4. Jangan makan buah dan sayuran yang belum kamu cuci

Untuk menghilangkan bakteri berbahaya, cuci semua buah dan sayuran mentah dengan baik. Jangan makan kecambah mentah, termasuk alfalfa, semanggi, lobak, dan kacang hijau. Mereka mungkin memiliki bakteri berbahaya. Pastikan untuk memasak kecambah sampai benar benar matang.

5. Jangan terlalu banyak kafein

Kamu mungkin bisa untuk membatasi kafein kurang dari 200 miligram (mg) sehari. Secangkir kopi yang diseduh 8 ons (240 mililiter, atau mL) memiliki sekitar 95 mg kafein. Secangkir teh yang diseduh 8 ons (240-mL) memiliki sekitar 47 mg. Kafein sendiri memiliki efek samping yang kurang baik pada kandungan.

6. Jangan minum teh herbal

Tidak banyak yang diketahui tentang efek herbal tertentu pada janin. Sebaiknya, jangan minum teh herbal kecuali dokter yang menganjurkan dan mengatakan tidak apa-apa. Biasanya itu termasuk jenis teh herbal yang dibuat untuk kehamilan.

7. Jangan minum alkohol

Tidak ada jumlah alkohol yang terbukti aman selama kehamilan. Untuk lebih amannya, jangan minum alkohol.

Pertimbangkan risikonya. Minum alkohol selama kehamilan menyebabkan risiko keguguran dan bayi lahir mati lebih tinggi. Minum alkohol juga dapat menyebabkan sindrom alkohol janin. Sindrom ini dapat menyebabkan wajah terbentuk dengan aneh dan menyebabkan kecerdasan yang lebih rendah.


Penulis: Anggraini Nurul

Share artikel ini