Pernah dengar istilah imunisasi ganda? Imunisasi jenis ini juga dikenal dengan nama imunisasi kombinasi. Tentunya cara ini cukup menguntungkan karena dapat menghemat waktu dan meminimalisir efek dan trauma suntikan.

Akhir-akhir ini imunisasi ganda menjadi salah satu hal yang banyak dibicarakan, seiring dengan meningkatkan kasus campak di Indonesia.

Lalu, apakah imunisasi ganda aman? Bagaimana pandangan medis terhadap imunisasi ini? Yuk simak penjelasannya berikut ini.

Imunisasi ganda adalah?

bronkitis pada anak

Banyak vaksin yang direkomendasikan sejak dini untuk melindungi anak kecil dari penyakit menular yang berbahaya. Untuk mengurangi jumlah suntikan yang diterima anak dalam kunjungan dokter, beberapa imunisasi ditawarkan dalam bentuk kombinasi. 

Imunisasi kombinasi adalah dua atau lebih vaksin berbeda yang telah digabungkan menjadi satu suntikan. Contoh imunisasi kombinasi adalah: DTap (difteri-tetanus-pertusis), IPV trivalen (tiga galur vaksin polio yang dilemahkan), MMR (measles-gondok-rubella), DTap-Hib, dan Hib-Hep B.

Ada pula imunisasi ganda dengan dua suntikan pada anggota tubuh yang terpisah (misalnya satu di setiap lengan) di waktu yang sama. Misalnya, bayi mendapatkan DTaP di satu lengan atau kaki dan IPV di lengan atau kaki lainnya selama kunjungan yang sama.

Waspada Difteri Pada Anak, Kenali Gejala Sampai Pengobatannya

Imunisasi ganda ini juga dapat diaplikasikan pada anak-anak hingga lansia. Tentunya cara ini dipilih dengan pertimbangan jenis imunisasi yang kamu butuhkan status kesehatanmu, seberapa mendesak kebutuhan untuk mulai membangun perlindungan, dan preferensi pribadi.

Selain menghemat waktu, kamu juga bisa mendapatkan manfaat dua imunisasi sekaligus untuk perlindungan selama berbulan-bulan bahkan tahunan.

Jenis imunisasi dan vaksin yang bisa sekaligus

difteri pada anak

Yuk, cek seperti apa jenis imunisasi yang bisa diberikan sekaligus:

Suntikan flu + suntikan Covid-19

Sebelumnya, para pakar kesehatan merekomendasikan menunggu dua minggu antara suntikan dan imunisasi lain sebagai tindakan pencegahan. Setelah vaksin Covid-19 diperbarui dan mendapatkan formula yang pas, kita dapat menyuntikkan keduanya di waktu bersamaan.

Booster Covid-19 + flu + pneumonia

Jika kamu ingin mengambil dosis ketiga atau keempat dari vaksin Covid-19 (booster) dan belum mendapatkan suntikan flu atau pneumonia, kamu bisa mendapatkan semuanya sekaligus.

Dapatkan yang lebih reaktif di satu lengan (suntikan Covid-19) dan vaksin flu dan pneumonia berjarak satu inci di lengan lainnya.

Suntikan flu + vaksin Hepatitis A

Vaksin virus mati dan/atau hidup lainnya seperti suntikan flu dapat diberikan bersamaan dengan vaksin HepA. Hepatitis A adalah infeksi hati yang sangat menular yang dapat dicegah dengan mendapatkan vaksin hepatitis A.

Suntikan hepatitis A sangat direkomendasikan untuk anak-anak berusia 12 hingga 23 bulan, anak-anak dan remaja berusia dua hingga 18 tahun yang belum menerima vaksin hepatitis A, dan orang yang berisiko tinggi terkena hepatitis A atau penyakit parah akibat infeksi hepatitis A.

Wanita hamil yang berisiko terkena hepatitis A harus mempertimbangkan vaksinasi. Risiko hepatitis A meningkat dengan perjalanan internasional, penggunaan narkoba, dan tunawisma. Pria yang berhubungan seks dengan pria lain juga berisiko lebih tinggi terkena Hepatitis A.

yoona.id/blog/macam-macam-sakit-telinga-pada-anak-dan-cara-mengobatinya/

Suntikan flu + pneumonia

Kamu dapat mengambil suntikan pneumonia (PCV13 atau PPSV23) dan suntikan flu selama kunjungan yang sama. Pneumovax (PPSV23) melindungi dari 23 jenis umum pneumococcus, dan Prevnar (PCV13) melindungi dari 13 jenis.

Suntikan herpes zoster + pneumonia (atau vaksin lainnya)

Kombinasi suntikan ini dapat dilakukan tapi tidak disarankan. Herpes zoster, ruam yang menyakitkan yang disebabkan oleh pengaktifan kembali virus cacar air, dapat dicegah. Namun, sepuluh persen orang akan benar-benar sakit akibat suntikan herpes zoster, dan lengan mereka akan sangat sakit.

Efek samping imunisasi ganda

Data ilmiah menunjukkan bahwa mendapatkan beberapa vaksin sekaligus tidak menyebabkan masalah kesehatan kronis. Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk melihat efek dari pemberian berbagai kombinasi vaksin, dan ketika setiap vaksin baru dilisensikan, suntikan tersebut telah diuji bersama dengan vaksin yang telah direkomendasikan untuk anak usia tertentu. 

Vaksin yang direkomendasikan telah terbukti sama efektifnya dalam kombinasi dengan vaksin individual. Terkadang, kombinasi vaksin tertentu yang diberikan bersamaan dapat menyebabkan demam, dan terkadang kejang demam. Efek tersebut bersifat sementara dan tidak menyebabkan kerusakan permanen. 

Berdasarkan informasi ini, Komite Penasihat Praktik Imunisasi dan American Academy of Pediatrics merekomendasikan untuk mendapatkan semua vaksin rutin pada masa kanak-kanak tepat waktu.

—–

Penulis: Rahmadina Firdaus

Share artikel ini
Reference