chlorpheniramine maleate obat apa

chlorpheniramine maleate obat apa

Apakah kamu pernah mengalami alergi tertentu, seperti kulit yang gatal, mata berair, pilek, hingga bersin? Yap! Gejala tersebut sangatlah umum dialami banyak orang. 

Bahkan, kita sering kali mengalaminya jika terkena polusi debu yang buruk. Namun, tidak perlu khawatir karena gejala tersebut bisa ditangani dengan obat chlorpheniramine maleate (CTM).

Apa itu yang dimaksud dengan obat chlorpheniramine maleate? Yuk, kita bahas fungsi, keefektivitasan, cara mengonsumsi, hingga efek sampingnya untuk tubuh.

Jadi, chlorpheniramine maleate obat apa?

Chlorpheniramine maleate adalah antihistamin yang digunakan untuk meredakan gejala alergi, demam, dan flu biasa.

Biasanya, obat ini bisa mengobati gejala, seperti ruam, mata berair, batuk, pilek, bersin, hingga gatal-gatal di area mata, hidung, tenggorokan, dan kulit. 

Sebagai referensi, beberapa obat umum yang sudah mengandung chlorpheniramine maleate adalah Decolgen, Decolsin, Bodrexin, Hufagripp Flu & Batuk, OBH Combi Batuk Pilek, hingga Combi Flu.

Namun sayangnya, obat CTM belum terbukti aman atau efektif pada anak di bawah usia 6 tahun yang mengalami batuk pilek. 

Jadi, kamu perlu menghindari penggunaan obat ini untuk mengobati gejala pilek pada anak di bawah 6 tahun, kecuali sudah diresepkan langsung oleh dokter. 

Kemudian, obat chlorpheniramine maleate yang berbentuk tablet atau kapsul juga tidak direkomendasikan untuk digunakan pada anak di bawah 12 tahun. 

Soalnya, obat ini bisa menyebabkan efek samping yang serius. Jadi, untuk mengurangi efek sampingnya, kamu perlu mengikuti semua petunjuk dosis dengan hati-hati.

Cara kerja obat chlorpheniramine maleate

Chlorpheniramine maleat adalah obat turunan alkylamine, golongan antihistamin dengan efek sedasi yang bekerja dengan menghambat reseptor histamin H-1 pada saluran cerna dan pernapasan serta pembuluh darah secara kompetitif dan reversibel. 

Dengan demikian, hal tersebut akan mencegah produksi senyawa histamin, prostaglandin, leukotrien, dan juga sekaligus mencegah mediator inflamasi lainnya.

Karena efeknya tersebut, obat ini sering digunakan untuk meredakan gejala alergi, demam, dan flu biasa.

Biasanya, obat ini bisa mengobati gejala, seperti ruam, mata berair, batuk, pilek, bersin, hingga gatal-gatal di area mata, hidung, tenggorokan, dan kulit. 

Jadi, kandungan chlorpheniramine maleate yang ada di dalam beberapa obat yang telah disebutkan di atas ini bekerja dengan memblokir zat alami tertentu (histamin) yang dibuat tubuh kita selama mengalami reaksi dari alergi.

Dengan memblokir zat alami lain yang dibuat oleh tubuh, akhirnya produksi cairan berlebih pada juga berkurang sehingga meringankan gejala mata berair dan hidung yang meler.

Biasanya, obat mulai bekerja dalam waktu dua jam setelah mengonsumsinya.

Cara mengonsumsi obat chlorpheniramine maleate

Jika kamu mengonsumsi obat chlorpheniramine maleate yang dijual bebas, sebaiknya baca semua petunjuk pada kemasan produk sebelum minum obat ini. Jika kamu ada kendala, segera konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu. 

Namun, jika dokter sudah memberikan resep untuk mengonsumsinya, kamu bisa langsung mengikuti petunjuk yang diberikan. 

Soalnya, dosis setiap orang didasarkan pada usia, kondisi medis, dan respons tubuh terhadap obatnya. 

Jadi, sebaiknya kamu menghindari untuk menambahkan dosis atau minum obat chlorpheniramine maleate lebih sering dari yang direkomendasikan oleh dokter, ya. 

Berikut dosis obat chlorpheniramine maleate oral yang direkomendasikan untuk pengobatan:

Kondisi alergi

  • Dewasa: Dalam sediaan tablet konvensional: 4 mg setiap 4-6 jam. Maksimal: 24 mg. Dalam bentuk sediaan tablet lepas lambat: 12 mg setiap 12 jam. Maks: 24 mg per hari.
  • Anak: Usia 1-<2 tahun 1 mg dua kali sehari; Usia 2-5 tahun 1 mg setiap 4-6 jam. Maks: 6 mg per hari; Usia 6-<12 tahun 2 mg setiap 4-6 jam. Maks: 12 mg per hari; >12 tahun sama dengan dosis dewasa. Dosis yang direkomendasikan dapat berbeda-beda pada setiap negara dan kemasan produk. Ikutilah pedoman yang direkomendasikan.
  • Lansia: Pengurangan dosis mungkin diperlukan. Maks: 12 mg per hari 

Agar maksimal, minum obat ini secara teratur pada waktu yang sama setiap hari. Jika kondisi kamu jadi memburuk, atau memiliki masalah medis yang serius, segera konsultasikan hal ini dengan dokter, ya.

Selain itu, ada beberapa hal yang perlu kamu ketahui saat mengonsumsi obat chlorpheniramine maleate.

  • Jika kamu mengonsumsi jenis kapsul yang lepas lambat, sebaiknya segera telan utuh dan jangan dihancurkan. Sebab, hal tersebut bisa meningkatkan risiko efek samping pada obatnya. 
  • Jika kamu minum obat yang bentuknya cair, kocok botol terlebih dahulu sebelum dituangkan ke sendok. Lalu, gunakan alat pengukur obat untuk mengukur dosis yang ditentukan. Serta, hindari penggunaan sendok rumah tangga yang biasa dipakai untuk makan.

Efek samping konsumsi chlorpheniramine maleate

Jika kamu mengikuti saran dokter atau dosis yang tepat, biasanya tidak ada efek samping. Namun, tak jarang juga beberapa orang memiliki efek samping ringan, seperti di bawah ini.

  • Mengantuk
  • Mulut, hidung, dan tenggorokan menjadi kering
  • Mual
  • Muntah
  • Hilangnya selera makan
  • Perut sembelit
  • Sakit kepala
  • Sesak napas

Selain itu, ada juga efek samping yang cukup serius seperti terjadinya masalah pada sistem penglihatan dan susah untuk buang air kecil. Jika kamu mengalaminya, hal ini harus segera diperiksakan ke dokter.

Hindari penggunaan obat ini jika kamu memiliki alergi pada chlorpheniramine maleat. Selain itu obat ini juga di kontraindikasikan pada kondisi seperti: 

  • Glaukoma sudut sempit
  • Adanya sumbatan pada sistem pencernaan seperti stenosis tukak lambung, obstruksi pyloroduodenal 
  • Pembesaran prostat
  • Tidak dapat berkemih
  • Memiliki serangan asma

Memang, obat chlorpheniramine maleate sebenarnya sudah biasa kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Meski efek sampinya tidak bersifat berat, tetapi penggunaannya tetap perlu sesuai saran dokter, ya.

Share artikel ini
Reference