blefaritis

blefaritis

Blefaritis merupakan istilah medis untuk kondisi peradangan kelopak mata. Hal ini merupakan gangguan mata yang paling umum terjadi. 

Biasanya, blefaritis tidak serius dan seringkali dapat diobati dengan membersihkan kelopak mata setiap hari. 

Namun di beberapa kasus, kondisi ini dapat dikategorikan kronis dan membutuhkan perawatan dari ahli. 

Dikutip dari National Library of Medicine, blefaritis dapat terjadi pada orang-orang dari segala usia, etnis, dan jenis kelamin. 

Tetapi, kondisi ini seringkali terjadi pada individu yang lebih tua dari usia 50 tahun. 

Apa itu blefaritis? 

Blefaritis adalah peradangan kelopak mata yang umum dengan serangkaian penyebab yang kompleks, mulai dari kondisi kulit tertentu yang menyebabkan iritasi atau ketika bakteri menyebabkan infeksi, ataupun kombinasi keduanya. 

Normalnya, kelopak mata adalah lipatan kulit yang menutupi mata dan melindunginya dari kotoran. 

Kelopak mata juga memiliki bulu mata dengan folikel rambut pendek yang mengandung kelenjar minyak. 

Kelenjar minyak ini terkadang bisa tersumbat atau teriritasi, sehingga memicu gangguan kelopak mata tertentu, salah satunya blefaritis. 

Menurut ICD-10, blefaritis memiliki kode diagnosis H10.0. Lebih jelasnya, ICD-10 merupakan International Classification of Diseases revisi ke-10, yaitu suatu alat diagnostik klasifikasi penyakit yang digunakan secara global. 

Kode ini adalah klasifikasi medis yang didaftarkan oleh WHO dalam lingkup penyakit mata dan jaringan sekitarnya. 

Apa gejala yang dialami penderita blefaritis? 

Blefaritis dapat membuat kelopak mata terasa gatal, merah, bengkak dan bersisik.

Lalu, permukaan kelopak mata menjadi teriritasi dan membentuk kerak, yang dapat menyebabkan kelopak mata saling menempel. 

Gejala blefaritis biasanya memburuk di pagi hari, beberapa di antaranya adalah:

  • Sensasi terbakar di area kelopak mata 
  • Berkedip terus menerus 
  • Penglihatan kabur 
  • Kerak pada bulu mata dan sudut kelopak mata 
  • Mata kering dan gatal 
  • Kelopak mata saling menempel 
  • Serpihan kulit di sekitar mata dan kelopak mata 
  • Kelopak mata berminyak
  • Fotofobia (sensitivitas cahaya) 
  • Rasa berpasir di mata 
  • Kelopak mata merah, bengkak, dan iritasi

    gejala blefaritis
    gejala blefaritis

Apa penyebab blefaritis? 

Penyebab pasti peradangan kelopak mata tidak selalu dapat ditentukan, tetapi berbagai faktor dapat meningkatkan risiko blefaritis. 

Misalnya, jika ada reaksi alergi terhadap riasan atau produk kosmetik lain yang diaplikasikan di sekitar mata. 

Penyebab lain atau faktor yang meningkatkan risiko radang kelopak mata meliputi: 

  • Terdapat tungau atau kutu pada bulu mata 
  • Infeksi bakteri 
  • Efek samping obat 
  • Kelenjar minyak pada kelopak mata yang tidak berfungsi 
  • Jerawat rosacea, yang menyebabkan benjolan kecil dan kemerahan di sekelilingnya
  • Alergi terhadap lensa kontak, obat tetes mata, atau riasan 
  • Pengelupasan ketombe yang dapat menyebabkan peradangan dan iritasi
  • Kondisi mata kering 

Bagaimana cara mendiagnosa blefaritis? 

Karena blefaritis dapat disebabkan oleh banyak kondisi, gangguan ini sulit untuk didiagnosa. 

Namun, ada beberapa langkah yang mungkin dilakukan ahli medis pada mata untuk mendiagnosa jenis penyakit yang ada, beberapa diantaranya adalah: 

  • Memeriksa riwayat kesehatan. Dokter biasanya akan bertanya tentang gejala dan kondisi kesehatan lainnya untuk menentukan faktor risiko seseorang 
  • Melakukan pemeriksaan kelopak mata luar yang bertujuan untuk menilai jenis dan tingkat keparahan gangguan kelopak mata,mulai dari  derajat kemerahan, ada atau tidaknya cairan, dll. 
  • Memeriksa hasil swab cairan pada kelopak mata yang dikirim ke laboratorium untuk mengetahui kandungan didalamnya, termasuk jenis bakteri apa yang ada dan berapa jumlahnya 
  • Melakukan pemeriksaan air mata. Sampel air mata dapat menentukan apakah mata kering merupakan faktor penyebabnya 
  • Memeriksa bulu mata di bawah mikroskop dapat mendeteksi tungau atau kutu 
  • Melakukan biopsi kelopak mata, untuk menyingkirkan kanker kulit atau sel abnormal lainnya 

Apa saja yang dapat dilakukan untuk mengobati blefaritis?

Cara pengobatan blefaritis dapat beragam tergantung dengan tingkat keparahan dan gejala yang ditimbulkan. 

Kamu dapat mengobati blefaritis sendiri di rumah apabila gangguan yang terjadi masih tergolong ringan. 

Namun jika peradangan tidak kunjung sembuh dan justru semakin parah, perlu konsultasi medis untuk melakukan tindakan dan pengobatan. 

Berikut ini adalah beberapa tips pengobatan blefaritis di rumah: 

  • Hindari riasan mata untuk mengurangi iritasi 
  • Gunakan kompres hangat pada kelopak mata selama 1 menit dan lakukan secara berulang untuk meringankan peradangan serta membersihkan kerak dan kotoran 
  • Membersihkan kelopak mata secara rutin, misalnya dengan air hangat yang dilarutkan sampo bayi 
  • Pijat lembut kelopak mata selama sekitar 30 detik 
  • Konsumsi omega-3s atau minyak ikan untuk membantu kelenjar minyak di kelopak mata bekerja lebih baik. 

Namun jika tidak membaik, kamu dapat langsung berkonsultasi dengan dokter. Beberapa rekomendasi pengobatan yang akan disarankan meliputi: 

  • Penggunaan obat tetes mata atau salep untuk mengurangi peradangan dan meringankan iritasi yang disebabkan mata kering 
  • Pemberian antibiotik seperti bacitracin pada kelopak mata atau menggunakan obat tetes mata antibiotik sesuai resep, seperti kombinasi polymyxin B dan trimethoprim untuk mengatasi infeksi bakteri dan mengurangi iritasi. Antibiotik yang diberikan biasanya dapat berupa pil, salep, atau obat tetes mata 
  • Pemberian obat imunomodulator, seperti siklosporin untuk mengurangi peradangan 
  • Pemberian obat anti peradangan seperti krim atau tetes mata steroid

Blefaritis walaupun tidak berbahaya dapat menimbulkan ketidaknyamanan pada penderitanya.  Namun dengan rutinitas membersihkan kelopak mata secara rutin, gangguan ini dapat dicegah. 

Share artikel ini
Reference