bufantacid obat apa

bufantacid obat apa

Pernahkah kamu kebingungan dalam memilih obat saat kamu sedang sakit maag? Jika pernah, kamu tidak sendirian ‘kok. Banyak obat masalah pencernaan dijual bebas di pasaran yang menyebabkan kita kebingungan dalam memilih obat maag, termasuk bufantacid salah satunya.

Kamu mungkin akan menemukan bufantacid sebagai salah satu obat yang mampu mengatasi asam lambung. Lantas, apa itu bufantacid dan apakah kamu benar-benar dapat menggunakannya untuk mengobati asam lambung? Yuk, cari tahu lebih lanjut.

Bufantacid obat apa?

Bufantacid adalah obat golongan Antasida yang digunakan untuk mengatasi penyakit maag, termasuk gejala perut kembung. Sebagai obat bebas yang dapat dibeli tanpa resep dokter, bufantacid yang ada di pasaran dapat berbentuk suspensi maupun tablet kunyah.

Sama seperti obat lainnya, bufantacid sebaiknya disimpan pada tempat kering dan sejuk dengan suhu ruangan di bawah 30 derajat Celcius. Agar tidak merusak struktur kimia obat, hindarilah sinar matahari langsung yang dapat merusak kandungan bufantacid karena akibatnya dapat memengaruhi efektifitas dari kerja bufantacid dalam tubuh.

Kandungan bufantacid

Dengan kemampuannya untuk mengatasi gangguan pada sistem pencernaan, bufantacid mengandung tiga zat aktif yakni Magnesium hidroksida, Aluminium hidroksida, serta Simetikon.

Kombinasi dari Magnesium hidroksida dan Aluminium hidroksida digunakan untuk mengatasi penyakit maag dengan menetralisir produksi asam lambung. Sementara, kandungan Simetikon dalam bufantacid berperan dalam meringankan gejala perut kembung.

Tapi, siapa saja yang ‘sih yang sebenarnya dapat mengonsumsi obat ini dan apa saja kegunaannya?

Indikasi obat bufantacid

Obat bufantacid hanya diberikan apabila kamu mengalami gejala yang berkaitan dengan produksi asam lambung berlebihan seperti:

  • Refluks asam lambung, yang dapat menyebabkan regurgitasi, rasa pahit di mulut, batuk kering persisten, nyeri ulu hati saat berbaring, dan kesulitan menelan
  • Rasa terbakar di ulu hati berupa sensasi panas atau terbakar di dada atau tenggorokan akibat refluks asam lambung
  • Tukak lambung dan tukak usus
  • Rasa mual dan kembung

Perlu diketahui bahwa pemberian obat ini harus berhati-hati pada individu yang memiliki penyakit jantung, ginjal, dan gangguan elektrolit lainnya.

Dosis obat bufantacid

Meskipun obat ini dijual secara bebas di pasaran dan dapat dibeli tanpa resep dokter, kamu harus mengonsumsi bufantacid sesuai dengan dosis yang tertera pada kemasan atau berdasarkan anjuran dokter.

Biasanya orang dewasa mengonsumsi 1 hingga 2 butir bufantacid berbentuk tablet kunyah sebanyak 3 sampai 4 kali sehari, atau sekitar 1 hingga 2 sendok bufantacid sirup (5-10 ml) yang diminum sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.

Sedangkan untuk anak-anak berusia 6 sampai 12 tahun, dapat menggunakan bufantacid tablet sebanyak 3-4 kali sehari dengan dosis ½ sampai 1 tablet, atau setara dengan ½ hingga 1 sendok takar bufantacid (2,5-5 ml) yang diminum sebanyak 3 sampai 4 kali sehari.

Saat hendak mengonsumsi bufantacid sebelum makan, kamu dapat mengunyah atau minum obat dengan memberikan jeda selama sekitar 1 jam. Sedangkan, jika kamu mengonsumsi obat ini setelah makan, berilah interval waktu selama 2 jam. Tidak lupa, kamu juga dapat mengonsumsi obat ini menjelang tidur di malam hari ya.

Efek samping bufantacid

Ketika kamu menggunakan bufantacid untuk mengobati masalah pencernaan yang kamu miliki, kamu mungkin akan merasakan beberapa efek samping yang umum terjadi. Berikut adalah beberapa efek samping dari obat bufantacid:

  • Diare
  • Mual dibarengi atau tanpa muntah
  • Perut kembung atau bergas
  • Nyeri pada perut
  • Konstipasi atau sembelit

Setiap penderita yang menggunakan obat ini mungkin akan merasakan efek samping yang berbeda atau di luar dari beberapa hal di atas. Jika efek samping terasa semakin memburuk, segera hubungi dokter untuk melakukan konsultasi lebih lanjut.

Bufantacid untuk ibu hamil

Dikategorikan sebagai obat golongan B, bufantacid sebagai obat Antasida yang dikonsumsi selama kehamilan dinilai cukup aman untuk janin. Akan tetapi, meskipun tidak memperlihatkan risiko terhadap janin, kamu perlu mencermati bahwa obat kategori B berarti studi hanya dilakukan pada binatang dan tidak ada penelitian terkontrol pada wanita hamil.

Oleh karena itu, bufantacid untuk ibu hamil hanya diberikan oleh petugas medis dan atau di bawah pengawasan dokter. Jika kamu ingin mengonsumsi bufantacid selama kehamilan, lakukanlah pemeriksaan terlebih dahulu ya.

Bufantacid untuk ibu menyusui

Sama seperti ibu hamil, ibu menyusui boleh-boleh saja menggunakan bufantacid sebab obat gangguan pencernaan ini tidak memengaruhi produksi ASI. Tapi, jika dikonsumsi dengan dosis berlebih atau tidak sesuai rekomendasi dan izin dokter maka, kandungan dalam bufantacid mungkin saja dapat masuk ke dalam sirkulasi ASI.

Jadi, kalau kamu berkeinginan untuk menggunakan obat jenis ini, akan lebih baik jika kamu menghubungi dokter. Dengan dosis yang sesuai dan pemakaian yang tepat, bufantacid untuk ibu menyusui tidak akan membahayakan ibu dan si kecil.

Share artikel ini
Reference