ibu hamil sensitif dan mudah menangis

Berbagai perubahan yang terjadi pada kehamilan bisa membuat ibu hamil merasa lebih sensitif. Wajar jika ibu hamil menjadi lebih mudah marah, sedih, atau tersinggung dengan berbagai kata yang ditujukan padanya.

Perasaan sensitif ibu hamil dapat terjadi karena perubahan hormonal selama kehamilan. Ini mengganggu neurotransmitter yang mengontrol suasana hati. Tidak hanya itu, kelelahan, perubahan metabolisme dalam tubuh juga berpengaruh pada perasaan lebih sensitif yang terjadi pada ibu hamil.

American Pregnancy juga mengatakan bahwa kehamilan yang berjalan lancar tidak lepas dari efek samping berupa emosi negatif. Emosi ini pada akhirnya membuat kamu lebih sensitif.

Lantas, mengapa ibu hamil sensitif dan mudah menangis? Yuk cari tahu penyebabnya di bawah ini!

Penyebab ibu hamil sensitif dan mudah menangis

Ternyata ada berbagai alasan mengapa ibu hamil itu lebih sensitif dan mudah menangis, berikut adalah penyebabnya:

1. Ada rasa takut

Kehamilan akan mengubah banyak hal dalam hidup kamu. Baik dari kondisi hubungan, kesehatan, dan keuangan. Oleh karena itu, tidak heran jika kehamilan seringkali membawa pikiran buruk dan ketakutan.

2. Perubahan dalam tubuh

Perubahan tubuh selama kehamilan, seperti morning sickness, nyeri tubuh, hingga sulit tidur karena perut yang membesar bisa menyebabkan ketidaknyamanan. Akibatnya, ibu hamil menjadi lebih sensitif dan mudah tersinggung.

Selain itu, bentuk tubuh ibu hamil juga berubah. Kehamilan membuat perut membesar dan tubuh menjadi lebih gemuk. Beberapa ibu mungkin khawatir bahwa ini akan mengurangi daya tarik mereka di depan suami, membuat mereka sensitif.

3. Merasa stres

Stres dalam kehamilan adalah hal yang wajar. Bentuk tubuhnya berbeda karena selama 9 bulan bayi terus berada di perut ibu sebelum akhirnya lahir.

Kondisi kesehatan juga mempengaruhi timbulnya stres selama kehamilan. Secara internal, beberapa kondisi stres tersebut merupakan akibat dari peningkatan hormon stres (kortisol) yang memicu peningkatan tekanan darah yang justru dapat mengganggu perkembangan organ vital pada bayi.

4. Perubahan hormonal selama kehamilan

Saat hamil, kamu akan mengalami kenaikan jumlah hormon estrogen serta progesteron dalam tubuh. Perubahan hormonal bertujuan untuk mempersiapkan tubuh kamu untuk kehamilan.

Namun, peningkatan kadar estrogen dan progesteron juga dapat menurunkan mood dan kemampuan otak untuk memantau perubahan emosi. Akibatnya, ibu hamil menjadi lebih peka terhadap berbagai hal yang terjadi di sekitarnya.

Efek ibu hamil menangis pada janin

Efek menangis pada ibu hamil

Sebenarnya, menangis merupakan hal yang lumrah bagi siapa saja dan bisa terjadi pada ibu hamil. Jika ibu menangis saat hamil karena bahagia atau terharu, mungkin tidak akan menimbulkan reaksi atau kondisi yang buruk bagi janin. Namun, jika ibu menangis karena sedih atau stres, kamu harus lebih waspada. Berikut adalah efek sampingnya:

1. Tubuh kekurangan energi

Selain kekurangan nutrisi, menangis berkepanjangan bisa menguras energi. Tak hanya membuat ibu hamil lelah, kekurangan energi juga bisa menghambat perkembangan janin. Apalagi saat hamil, kebutuhan energi ibu mengalami peningkatan drastis.

2. Mengganggu proses perkembangan saraf bayi

Janin yang terus menerus mendapat hormon stres akibat menangis ibu hamil bisa mengalami stres kronis akibat ketidakseimbangan hormon. Kondisi ini dapat menghambat perkembangan sistem saraf.

Sebuah penelitian dari University of California-Irvine yang bekerjasama dengan Association for Psychological Science menyatakan bahwa, terjadinya risiko gangguan pada saraf bayi bisa disebabkan oleh ibu hamil yang menangis karena stres.

Bijak kelola emosi menjadi penting untuk kamu terapkan supaya bisa terhindar dari stres maupun depresi saat hamil.

3. Janin kurang gizi

Jika ibu hamil terus-menerus menangis, dia bisa mengalami stres, kecemasan, dan depresi yang parah. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi kesehatan ibu, seperti sulit tidur dan nafsu makan menurun.

Jika hal ini tersebut terjadi, maka tubuh kamu bisa mengalami kekurangan nutrisi dan energi. Padahal, nutrisi dibutuhkan ibu hamil tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk pertumbuhan dan perkembangan janin.

4. Dehidrasi atau kekurangan cairan

Dalam kondisi tertentu, air mata mungkin diperlukan untuk membersihkan mata dari debu dan kotoran. Namun, ketika ibu hamil menangis dalam waktu yang lama, air mata yang keluar terus menerus bisa membuat tubuh ibu kekurangan cairan.

Selain membuat ibu haus dan lelah, kekurangan cairan juga dapat mengurangi suplai darah ke janin. Ibu hamil sensitif dan mudah menangis

Berbagai perubahan yang terjadi pada kehamilan bisa membuat ibu hamil merasa lebih sensitif. Wajar jika ibu hamil menjadi lebih mudah marah, sedih, atau tersinggung dengan berbagai kata yang ditujukan padanya.

Perasaan sensitif ibu hamil dapat terjadi karena perubahan hormonal selama kehamilan. Ini mengganggu neurotransmitter yang mengontrol suasana hati. Selain itu, stres, kelelahan, dan perubahan metabolisme tubuh juga bisa menjadi penyebab lain munculnya kulit sensitif.

5. Risiko keguguran atau kelahiran prematur

Keguguran dan kelahiran prematur merupakan kondisi janin saat ibu hamil menangis yang sangat penting untuk diwaspadai. Dari jurnal Frontiers in Endocrinology, keguguran atau persalinan dini bisa terjadi karena peningkatan hormon pelepas kortikotropin atau CRH saat kamu stres dan cemas.

Seharusnya, hormon ini diproduksi oleh tubuh saat janin sudah siap dilahirkan. Namun karena ketidakseimbangan hormon, hormon CRH memaksa janin untuk dikeluarkan. Akibatnya, terjadi keguguran atau kelahiran prematur.

Kapan kondisi ibu hamil sensitif dan mudah menangis menjadi tidak normal?

Pada dasarnya, adanya perubahan emosi dan menangis adalah hal yang normal dalam kehamilan. Namun, menangis juga bisa menjadi gejala dari masalah kesehatan mental yang lebih serius seperti depresi. Selain itu, Munculnya depresi bisa memicu gejala lain. Berikut adalah berbagai gejalanya:

  • Hilangnya selera makan
  • Hilangnya menjalani aktivitas kesukaan
  • Tidak merasa berharga
  • Banyak tidur
  • Pikiran cenderung menyakiti diri sendiri atau bisa juga orang lain
  • Sulit untuk konsentrasi

Terkadang, ibu hamil sensitif dan mudah menangis juga bisa karena depresi. Namun, hal ini akan hilang dengan sendirinya. Jika gejala sensitifnya berlangsung selama 2 minggu atau lebih, sebaiknya segera bicarakan dengan dokter.

Share artikel ini
Reference