Berdasarkan Associate Professor Alex Polyakov, saat ini masih banyak wanita yang masih belum memahami perbedaan antara PCO dengan PCOS. PCO dan PCOS merupakan gangguan medis yang terjadi pada organ reproduksi wanita.

Organ reproduksi memang terkadang tidak luput dari risiko gangguan kesehatan. Namun, walaupun PCO dan PCOS memiliki nama yang mirip, sebenarnya kedua kondisi ini merupakan hal yang berbeda. Yuk kenali perbedaan PCO dan PCOS, serta bahayanya melalui penjelasan berikut!

Apa itu PCO?

PCO adalah gangguan medis pada sistem reproduksi wanita ketika banyak ovum yang menempel pada dinding ovarium. PCO juga dikenal dengan sebutan kista ovarium. Umumnya, seorang wanita mempunyai satu kista. Namun jika lebih dari satu, inilah yang dikenal dengan PCO. Kondisi ini bisa terjadi dalam beberapa tipe, yaitu:

  • Endometriomas, merupakan jaringan yang tumbuh di luar rahim dan membentuk adanya kista, yang seharusnya jaringan ini tumbuh di dalam rahim.
  • Cystadenomas, merupakan tumbuhnya sel non kanker pada bagian luar dinding ovarium.
    Dermoid cyst, merupakan tumbuhnya kantong kecil yang berisi lemak, rambut, serta jaringan lainnya.

Apa itu PCOS?

PCOS adalah kondisi medis yang terjadi ketika ovum sulit menjadi matang. Gangguan hormonal ini menyebabkan ovum yang tidak matang mengalami kegagalan untuk dilepaskan menuju rahim, sehingga menumpuk di dalam ovarium. Hanya sedikit wanita yang mengalami kondisi ini, hanya sekitar 2,2% sampai 26,7% wanita dengan umur 15 hingga 44 tahun.

Apa bedanya PCO dan PCOS?

PCO dan PCOS memiliki gejala, cara diagnosis, pengobatan, dan bahaya yang berbeda. Selain itu, masih ada perbedaan lainnya di antara PCO dan PCOS, yaitu:

  • Perbedaan PCO dan PCOS yang pertama adalah PCOS menyebabkan efek yang lebih buruk bila dibandingkan dengan PCO. PCOS bisa menyebabkan gangguan kesuburan pada wanita, sebaliknya PCO tidak menyebabkan gangguan kesuburan.
  • PCO biasanya terjadi ketika terdapat banyak folikel pada ovarium, sementara PCOS biasanya terjadi saat tubuh terlalu banyak memproduksi hormon androgen sehingga menghambat proses terjadinya ovulasi.
  • PCO merupakan kondisi yang lebih umum daripada PCOS. PCO lebih sering terjadi pada wanita daripada PCOS. PCOS hanya mempengaruhi sekitar 12-18% wanita dengan usia reproduksi.
  • Penderita PCO mungkin masih memiliki keseimbangan hormon sehingga tidak menghambat proses ovulasi. Sebaliknya, pada PCOS terjadi ketidakseimbangan hormon yang mengganggu proses ovulasi.
  • Penderita PCO masih bisa mengalami kehamilan, sedangkan mereka yang mengalami PCOS mungkin akan memiliki kesulitan yang terkait dengan kehamilan. Selain itu, wanita yang mengalami PCOS mempunyai risiko keguguran yang lebih tinggi.

Penyebab PCO dan PCOS

Walaupun keduanya terjadi pada organ reproduksi, sebenarnya PCO dan PCOS memiliki penyebab yang berbeda. PCO umumnya disebabkan karena folikel yang berisi ovum tidak pecah. Oleh karena itu, muncul benjolan kecil pada permukaan ovarium dan membentuk kista.

Wanita yang sudah pernah mengalami kista ovarium, biasanya akan memiliki risiko lebih tinggi mengalami PCO. Risiko PCO akan semakin meningkat ketika kamu mengalami kondisi-kondisi seperti:

  • Mempunyai riwayat PCO
  • Mengalami gangguan pada hormon
  • Mengalami endometriosis
  • Mengalami kehamilan
  • Mengalami infeksi pada panggul

Berbeda dengan PCO, PCOS bisa terjadi karena adanya gangguan metabolisme yang mengakibatkan tubuh lebih banyak membentuk hormon androgen. Akibatnya, ovum sulit untuk menjadi matang. Kondisi ini bisa diakibatkan oleh beberapa faktor yang meliputi:

  • Faktor genetik dalam keluarga
  • Resistensi insulin, yaitu ketidakmampuan tubuh untuk mengolah gula dengan baik
  • Adanya gangguan pada sel darah putih
  • Mengalami obesitas
  • Kelebihan hormon androgen
  • Kelebihan insulin
  • Mengalami peradangan
  • Faktor keturunan

Gejala PCO dan PCOS

Selain penyebabnya yang berbeda, gejala PCO dan PCOS juga berbeda. Umumnya, penderita PCO tidak menunjukkan adanya gejala tertentu. Tetapi, apabila pertumbuhannya semakin banyak, penderita PCO bisa mengalami berbagai gejala berikut ini.

  • Merasa mual dan muntah
  • Perut bagian bawah terasa penuh dan berat
  • Payudara terasa nyeri
  • Perut terasa nyeri ketika menstruasi
  • Area panggul terasa nyeri terutama saat bergerak

Segera konsultasikan dengan dokter jika kamu mengalami beberapa gejala tersebut agar kondisinya tidak menjadi parah.

Ketika PCO semakin parah dan semakin membesar, biasanya akan timbul beberapa gejala berikut ini.

  • Panggul atau area perut bagian bawah terasa nyeri
  • Demam
  • Pingsan
  • Pusing
  • Napas terengah-engah
  • Kembung

Apabila kamu mengalami gejala-gejala ini, kamu perlu segera mencari bantuan medis. Bila tidak mendapat penanganan, akan timbul komplikasi yang serius.

Penderita PCOS biasanya tidak mengalami rasa nyeri. Itulah mengapa banyak orang tidak menyadari ketika dirinya mengidap PCOS. Umumnya, wanita bisa mengetahuinya saat memeriksakan dirinya ke dokter karena kesulitan mengendalikan berat badan atau kesulitan untuk mempunyai anak. Biasanya, penderita PCOS akan mengalami beberapa gejala berikut ini.

  • Mengalami siklus menstruasi yang tidak normal, yaitu kurang dari 8 kali dalam satu tahun
  • Mengalami menstruasi yang berat, yaitu mengeluarkan darah yang lebih banyak daripada biasanya
  • Tumbuhnya rambut yang tidak wajar (hirsutisme) di area wajah, perut, dan dada
  • Tumbuhnya jerawat yang cukup banyak di area wajah, dada, dan punggung
  • Kulit menjadi lebih gelap dan berminyak, khususnya pada area leher, bagian bawah payudara, dan selangkangan
  • Mengalami berat badan yang berlebih
  • Mengalami kerontokan rambut
  • Mengalami sakit kepala karena adanya perubahan hormon
  • Munculnya banyak PCO

Diagnosis PCO dan PCOS

Karena penyebab dan gejala PCO dan PCOS berbeda, maka cara mendiagnosisnya pun juga berbeda. PCO lebih mudah dideteksi daripada PCOS. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendiagnosis PCO, yaitu:

  • USG pada panggul. USG pada panggul bertujuan untuk mendeteksi lokasi dan jenis kista, serta melihat apakah kista ini padat atau berisi cairan
  • Laparoskopi. Selain itu, untuk mendeteksi adanya kista dan menyingkirkannya, juga bisa dilakukan laparoskopi. Laparoskopi merupakan prosedur yang dilakukan dengan membuat sayatan kecil di perut untuk melakukan pemeriksaan.
  • Tes kehamilan. Cara lainnya yaitu dengan melakukan tes kehamilan. Apabila hasilnya positif, ada kemungkinan bahwa Anda sedang hamil atau sedang mengalami PCO.

Karena tidak memiliki gejala yang khas, PCOS sulit untuk dideteksi dini. Hingga saat ini belum ada metode yang paling akurat untuk mendeteksinya. Pengidap PCOS biasanya akan menyadari kondisinya jika telah melakukan pemeriksaan secara menyeluruh.

Untuk mendeteksi adanya PCOS, dokter akan mengumpulkan banyak informasi yang diperlukan, meliputi: perubahan berat badan, kondisi siklus haid, pertumbuhan bulu di tubuh, pertumbuhan jerawat, dan kondisi resistensi insulin. Selain melakukan pengumpulan informasi tersebut, dokter juga akan melakukan pemeriksaan medis, seperti:

  • USG transvaginal, merupakan metode pemeriksaan organ reproduksi wanita dengan cara memasukkan alat probe yang bisa memancarkan gelombang suara dengan frekuensi tinggi, gambarnya bisa dilihat melalui monitor.
  • Tes darah, yaitu tes yang dilakukan untuk mendeteksi apakah ada gangguan pada hormon.
    Pemeriksaan panggul, merupakan pemeriksaan yang dilakukan dengan cara memasukkan jari ke dalam liang vagina.

Pengobatan PCO dan PCOS

Agar tidak menjadi parah, pengidap PCO dan PCOS perlu segera mendapatkan pengobatan. Namun, karena penyebabnya berbeda, maka pengobatannya pun berbeda.

Pengobatan untuk PCO

Umumnya, PCO bukanlah penyakit yang parah, namun umum terjadi pada wanita. Biasanya, kista ini bisa hilang dalam waktu beberapa bulan, terutama jika kamu mengalaminya di usia muda.

Untuk mengetahui apakah kista yang kamu miliki sudah mengecil atau hilang, kamu harus melakukan konsultasi dengan dokter dan pemeriksaan secara teratur. Namun, jika kista tidak kunjung hilang selama beberapa bulan, maka biasanya akan dilakukan beberapa pengobatan untuk PCO berikut ini.

  • Penggunaan pil KB. Penggunaan pil KB dianggap bisa membantu mengatasi PCO. Tetapi, metode ini masih memerlukan penelitian yang lebih lanjut.
  • Operasi. PCO juga bisa diobati melalui operasi pengangkatan kista. Operasinya bisa dilakukan melalui prosedur laparotomi maupun laparoskopi. Prosedur laparoskopi dilakukan dengan cara membuat sayatan kecil pada perut kemudian memasukkan selang berkamera untuk melakukan pemeriksaan.

Pengobatan untuk PCOS

Karena penderita PCOS bisa mengalami kista yang menjadi ganas dan beresiko menyebabkan kanker, maka pengobatannya lebih rumit daripada PCO. Pengobatan yang dilakukan biasanya disesuaikan dengan keluhan dan gejala yang dialami penderitanya. Berikut ini merupakan beberapa pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi PCOS.

  • Mengonsumsi pil hormonal seperti progestin yang bertujuan untuk mencegah pembentukan sel kanker.
  • Mengonsumsi obat-obatan seperti letrozole, metformin, pil anti-estrogen, suntik gonadotropins untuk meningkatkan kesuburan.
  • Mengonsumsi obat-obatan hormonal, seperti eflornithine, spironolactone, atau elektrolisis untuk mengurangi pertumbuhan bulu.
  • Melakukan tindakan operasi jika kista sudah ganas dan beresiko menyebabkan kanker.

Selain itu, penderita PCOS juga dianjurkan untuk menerapkan pola hidup yang sehat, mencakup melakukan olahraga secara rutin dan diet yang rendah karbo.

Bahaya PCO dan PCOS

Sebenarnya PCO merupakan kondisi umum yang dialami wanita sehingga tidak berbahaya. PCO akan berbahaya ketika kondisinya semakin parah dan menimbulkan berbagai komplikasi. Sama seperti itu, PCOS juga merupakan kondisi yang cukup berbahaya jika tidak segera mendapat penanganan yang serius. Pasalnya, kedua kondisi ini bisa mengakibatkan risiko gangguan kesehatan lainnya.

PCO bisa menyebabkan beberapa komplikasi seperti:

  • Pergeseran posisi ovarium
  • Infeksi pada ovarium
  • Perdarahan pada ovarium (jarang terjadi)

Apabila tidak segera mendapat penanganan yang tepat, PCOS bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan, meliputi:

  • Diabetes
  • Serangan jantung
  • Stroke
  • Hipertensi
  • Kolesterol
  • Aterosklerosis tinggi
  • Gangguan tidur apnea
  • Kanker endometrium
  • Gangguan pada kesuburan
  • Perdarahan uterus abnormal
  • Gangguan metabolisme

Kapan harus ke dokter?

Kamu harus segera menemui dokter jika mengalami hal-hal berikut ini.

  • Khawatir mengenai periode haid kamu
  • Mengalami infertilitas
  • Mengalami hirsutisme yang memburuk
  • Mengalami komplikasi
  • Kista tidak kunjung hilang

Meskipun namanya mirip, sebenarnya PCO dan PCOS merupakan dua kondisi yang berbeda. PCO terjadi ketika ovarium mempunyai banyak kista, sedangkan PCOS timbul karena adanya gangguan metabolisme akibat hormon yang tidak seimbang. Jika kamu mengalaminya, segera konsultasi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan perawatan yang tepat ya.

Share artikel ini
Reference